Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Selain aku, siapa lagi yang tau kalau kamu berpacaran dengan seorang idol?"
Gerakkan tangan Jia terhenti sesaat, kemudian lanjut menuangkan jus jeruk hingga memenuhi gelas.
"Tak satupun."
"Bahkan temanmu sendiri?"
Ia menatap Kim Hanbi. "Ya."
Youngji sedang ke kamar mandi ketika keduanya berbicara di ruang tengah apart Jia. Ia sudah sempat menjelaskan segala macam kesalahpahaman kepada temannya itu. Mengenai kembalinya Appa Jia sehingga dirinya harus menginap beberapa malam di rumah, sampai nomornya yang berganti karena rusak--lebih tepatnya sengaja ia rusak. Dan hal mengapa mereka tidak bertemu di kampus, ya, itu hanya kebetulan saja.
"Jia-ssi... maaf karena aku pernah menilai negatif tentang pacarmu. Harus aku akui, perasaanku mungkin tidak akan sebading dengan perasaannya padamu.."
Sudut bibir gadis itu tertarik. "Terimakasih sudah mengerti."
"Tapi kalau suatu saat dia meninggalkanmu, datanglah padaku."
"Aishh!"
"Hanya bercanda."
Keduanya tertawa. Bersamaan dengan itu, Youngji kembali dari kamar mandi dengan wajah bingung.
"Aigo. Kalian sedang membicarakan apa? Asik sekali.."
"Dating seorang idol," celetuk Jia asal.
"Sunghoon? Jadi kau sudah dapat informasinya juga. Jjang! Sejak kapan Park Jia se-update itu." Youngji mendaratkan punggungnya pada sandaran sofa.
"Apa?"
"Ah, kau belum tau rumor itu? Mereka bilang Sunghoon enha sedang dekat dengan seorang gadis. Ini masih hangat, belum muncul di berita manapun. Aku sih tidak masalah asalkan bukan Jay ku."
"Hoamm." Jia pura-pura menguap. "Cocokologi dari akun mana lagi itu, tidakkah kau membuang-buang waktu belajarmu untuk mencari tau hal yang tidak penting."
"Aku tidak memintamu untuk percaya. Yak Jia-ya, kau pasti akan terkejut jika mendengar kabar yang satu ini."
"Cukup, aku tidak mau dengar. Simpan saja untuk dirimu sendiri. Oke?"
"Iya, iya, aku mengerti.." Youngji cemberut.
Namun, tiba-tiba Jia teringat saat Sunghoon menelponnya tadi.. apa mungkin benar?
Kondisi rumah keluarga Jongseong masih sama seperti saat Jia berkunjung beberapa waktu lalu. Bersih, rapi dan nyaman. Satu-satunya yang berbeda adalah kembalinya paman James, dan adanya figura moment ulang tahun Jongseong kecil yang dipajang di ruang keluarga.
Sebagai sesama anak tunggal, Jia sering membandingkan dirinya dengan sepupunya yang satu ini. Terutama mengenai perhatian yang didapatkan dari keluarga.
Ah, bolehkah ia merasa iri.
"Wow.." Jia melangkah mendekati tumpukan album enha di sudut ruang keluarga, benar-benar keluarga yang penuh support.
"Jia-ya.. itu gelasnya ada di dalam lemari." Ibu Jongseong melintas membawa sekotak tisu menuju meja makan.
"Ah, baik Bibi."
Appa Jia dan Appa Jongseong tampak tengah berbincang mengenai sesuatu di balkon rumah. Gadis itu memicingkan mata, pasti topiknya tak jauh-jauh dari pekerjaan.
"Apa ada yang bisa aku lakukan lagi, Bibi?" tanya Jia melihat meja makan sudah tertata rapi.
"Hmm.. tolong telponkan sepupumu itu ya. Tadi sore dia bilang akan datang."
Jia mengangguk sekali, lantas melangkah mengambil ponsel yang sempat ia letakkan di dekat lemari. Hendak menghubungi Jongseong.
Tidak diangkat. Ia mencoba sekali lagi. Namun, hasilnya tetap sama.
Apakah masih ada pekerjaan.
Sim Pabo ❤
Jongseong ada bersamamu?
Kamu mengubungiku untuk menanyakan lelaki lain ㅠㅠ
Jake aku serius, Ibunya menunggunya
Masih ada pekerjaan?
Seharusnya tidak Tapi tiba-tiba manager mengadakan rapat
Ada masalah?
Sunghoon Terseret rumor dating
Akhirnya Perusahaan mengeluarkan biaya membungkam media untuk member lain, selain kitaㅋㅋ
Oh god Jake, seriously? Isn't funny
Sorry Para sasaeng itu Sunghoon sempat menegur mereka saat di bandara
Jadi ini balasannya
Dasar tdk waras
Bagaimana dengamu
I'm fine babe
Rapatnya sudah selesai Jay akan ke sana
Oke, hati-hati Aku mencintaimu Jake
I love you more Chagiya..
Jia menutup room chat, lantas segera mencari berita rumor Sunghoon di situs internet. Nihil. Perusahaan mereka benar-benar sudah mencekalnya. Napas gadis itu terhembus penjang sembari memegang pelipis.
Pertanyaannya. Bagaimana Youngji bisa tau hal ini lebih cepat?