Bab 5 - "You drew stars.."

4 0 0
                                    


𖥸

Setelah peristiwa pembuatan kontrak dengan spirit, liyon memberitahu kakaknya dan lilien untuk merahasiakannya, karna hanya mereka berdua yang tahu. Bagaimana dengan sisanya? Mereka hanya mengira itu gempa bumi biasa.

Skip-

"Hei..~ sekarang kau mewarnai rambutmu ya agar bisa dikira kau mempunyai spirit ya? Haha! " ucap saudara kembar liyon yang ditemani kedua adik kembar lainnya yang tertawa.

Liyon hanya diam tanpa menanggapi kembarannya itu, begitu pula lilien hanya diam disampingnya dengan perasaan khawatir kepada liyon.

"Kak Li'yen jangan gitu, kasian dia nanti sakit hati, hahah! " Ucap salah satu adik kembar nya mengejek liyon diikuti suara gelak tawa.

"Haha iya ya Lun, haha!" ucap li'yen kembali tertawa dengan nada mengejek.

"Sudah, ayo Lin, lun, kita pergi untuk urusan yang lebih penting..~" Ucap li'yen diikuti kedua adik kembarnya (btw li'yen itu lanang dengan rambut panjank)

"Seharusnya aku tadi tidak jalan-jalan saja" ucap liyon dengan nada seakan menggambarkan dirinya sedang kesal sekarang.

"Maafkan saya, yang mulia. Karna saya tidak bisa membantu anda" ucap lilien dengan wajah sedih.

"Tidak apa apa lilien. Ah iya, ayo kita kembali, rasanya aku ingin berendam, ditambah lagi cuacanya sepertinya akan hujan" ucap liyon menatap kearah pelayan kesayangannya.

"Berendam? Baiklah! Saya akan menyiapkan bak mandinya untuk anda! " ucap lilien dengan semangat dan senyuman hangat nya.

𖥸

Kini liyon sedang berendam dengan suhu air yang hangat dan cuaca yang sedang hujan.

Liyon mengangkat pergelangan tanganya dari air dan memperlihatkan beberapa garis yang ada dipergelangan tangannya. "Sepertinya aku, dan kau, liyon. Kita memiliki pemikiran yang sama, bahkan sifat" ucap liyon dengan nada lirih.

"Hanya kali ini saja, untuk menenangkan diri dari hal yang terjadi tadi" ucap liyon mengambil belati yang dia bawa sembunyi sembunyi tanpa lilien ketahui. Dan garis demi garis dia ciptakan, darah mengucur keluar dari setiap garis itu.

Namun, ada yang memerhatikan kegiatan yang sedang dia lakukan, Dia adalah lilien. Lilien sudah mengetahui bahwa selama ini liyon selalu menyayat tangannya sendiri untuk mendapat ketenangan tanpa harus bercerita kepada orang lain dan memilih memendamnya sendiri.

𖥸

Siang pun berganti menjadi malam, kini liyon sedang menyantap makan malamnya sendiri, dikamarnya. Tanpa ikut makan malam bersama keluarganya.

Tok tok.. Suara ketukan pintu berhasil mencuri perhatian liyon yang sekarang berfokus kearah pintu, pintu pun terbuka dan ya. Itu kakak pertamanya.

"Ada apa kakak datang dijam segini? Kakak tidak ikut makan malam? " 2 kalimat pertama yang liyon keluarkan untuk bertanya kepada sang kakak.

"Kakak sudah makan malam duluan, jadi kakak tidak ikut makan bersama mereka" jawab lizen sembari mendekati liyon.

"Liyon, bolehkan aku melihat pergelangan tanganmu?" Pertanyaan dari lizen berhasil membuat liyon terkejut, apakah kakaknya mengetahui apa yang ada dipergelangan tangannya, siapa yang mengadukan?

"Ehm.. Untuk apa? " tanya liyon dengan perasaan ragu.

Lizen pun tersenyum, lalu duduk disamping liyon dan memegang tangannya dengan lembut. "Kakak tau, " 2 kata berhasil membuat liyon semakin terkejut, bagaikan sambaran petir yang menyambar pepohonan hingga gosong.

"Ah..- yasudah.." Ucap liyon mempersiapkan dirinya yang mungkin akan dimarahi (?)

Lizen pun mengangkat pergelangan tangan liyon lalu menarik lengan bajunya agar memperlihatkan lengannya.

"Padahal kau bisa saja menceritakannya kepada kakak jika kau mempunyai masalah yang tengah berputar dipikiranmu, kenapa kau malah melampiaskannya kepada tanganmu?" Tanya lizen sembari mengeluarkan perban dari saku celananya lalu memperban tangan liyon dengan perlahan dan hati-hati.

"Aku.. Tidak terbiasa bercerita, lebih terbiasa memendam semuanya dan merasakan sendiri rasa sakitnya" jawab liyon mengalihkan pandangannya kearah lain.

"Kau bisa membagi rasa sakitnya denganku," ucap lizen dengan senyuman hangat lalu memeluk liyon. Menyalurkan kehangatan keluarga.

Lizen pun melepas pelukannya itu. "Daripada sayat sayat, gimana kalau kita hias saja perbanmu ini dengan gambar bintang? Bukankah kau menyukai bintang? " ucap lizen dengan senyuman hangat yang khas itu.

"Terserah kakak saja." Ucap liyon tanpa berekspresi apapun.

Lizen pun mengambil alat tulis yang ada dikamar liyon lalu menggambarkan beberapa bintang untuk liyon, sesekali liyon berkomentar soal bintang yang penyok sebelah dan hanya dibalas gelak tawa oleh sang kakak.

You drew stars..
Around my scars..
But now, I'm bleeding,

𖥸

Penasaran dengan lanjutannya? Tunggu update-an terbaru nya yaa, jangan lupa vote dan komen, ily for my readers:3 🌹

Leonenz's My SPIRIT'SWhere stories live. Discover now