14. I Need You

845 93 8
                                    


Jaemin terbangun dari tidur nya setelah semalam sudah melewati masa panjang, kepalanya terasa pusing, semalam mabuk bersama istrinya di tempat yang dia pesan, beruntung masih sadar sepenuhnya dan sampai rumah dengan selamat serta mengganti bajunya bersama, duduk dengan bertelanjang dada sesuai kebiasaan nya waktu tidur, dimana istrinya?, lantaran turun dari kasur dan merapikannya. Mungkin sedang masak bukan?

Siap dengan setelan jasnya Jaemin pun turun "baby!"panggilnya

"Oh tuan sudah siap ya, silahkan makan, nyonya Jisung sudah menyiapkan nya"jelas salah satu maid mempersilahkan Jaemin untuk sarapan pagi

"Dimana Jisung?"

"Saya tidak tahu tuan, ini ada surat yang di titipkan nyonya untuk anda"maid itu mengalihkan secarik kertas.

Jaemin membacanya dengan senyuman tapi waktu melihat tulisannya, kini wajahnya tampak tidak bersahabat.

Daddy

Aku sudah menyiapkan makanan untukmu, dimakan ya, khusus untuk Daddy.

Aku izin menjenguk haechan sekalian ke rumah mom dan papa

Oke Jaemin muak, tangannya terkepal erat lantas mengobrak makanan yang ada di meja dengan penuh emosi

PRAAANNGGGGG!!

"T-tuan"takut sang maid

Makanan berserakan mengotori lantai, Jaemin pergi begitu saja dengan emosi mengebu-ngebu tanpa memperdulikan kekacauan yang dia buat, emosinya harus dia tahan sebisa mungkin, ayolah, baru saja berbaikan tapi Jisung berbuat ulah lagi!, pa dia harus lebih terobsesi kepada istrinya itu, apakah dia harus menghalalkan segala cara agar memiliki Jisung seutuhnya, atau dia bunuh saja haechan karena jadi penghalang hubungannya bersama Jisung.

Mengendarai mobil dengan kecepatan penuh menuju kantor, tidak seperti biasanya, Jaemin bersikap tidak mengenakkan pada karyawan nya, sehingga semua karyawan berpendapat mungkin ada masalah rumah tangga bersama istrinya? Bisa jadi kan?

"TIDAK BECUS, HANYA MENGURUS PROPOSAL SAJA SEPERTI ORANG BODOH!, PERBAIKI ATAU AKU PECAT KALIAN!!!"teriak Jaemin melempar kan proposal dengan penuh emosi

Para karyawan hanya mampu mengangguk takut lantas keluar dari ruangan sang atasan, Jaemin duduk sembari memijat pangkal hidungnya, ya ampun, kepalanya jadi pusing.

Ting

"Jae—min"

Winter kini membeku, lihatlah ruangan teman nya ini, sangat berantakan dan menyeramkan apalagi tatapan itu,oh sangat tidak bersahabat, senyuman tipis dia perlihatkan membuat Jaemin yang tadinya mengalihkan tatapan tajam kian meredah dan menghela nafas panjang. Winter duduk pada samping temannya

"Ada masalah?"tanya nya lembut

Jaemin terdiam, Enggan bercerita atau pun lainnya, terlalu rumit untuk dijelaskan siapa yang salah dalam masalah ini.

"Baiklah aku tunggu sampai mau bercerita, dan ya aku ingin memberikanku surat undangan pernikahan ku bersama Karina"winter menaruh undangan yang terhiasi indah di meja di depan nya

Akhirnya Jaemin mengangguk "selamat"singkatnya "—hanya ini saja tujuanmu kemari?"sambungnya dia lihat winter yang memunguti berkas Jaemin lempar tadi untuk melampiaskan marahnya

"Kau tahu Jaemin betapa berharganya berkas ini?, ini berisi informasi mengenai perusahaanmu, tolong sesekali kendalikan amarahmu, kau sudah beristri apalagi siapa itu namanya?—ah iya Jisung, dia sedang hamil juga"jelasnya kiani merapikan berkas ke meja.

Ia berjalan menuju tempat rahasia Jaemin, dia tahu dan juga dulu sering sekali bertemu Jaemin untuk berkeluh kesah entah mengenai pusingnya kantor atau pendidikan yang dia terjang. Ada sebuah alat penyeduh kopi lantas dia membuat kan untuk Jaemin. Jaemin hanya memerhatikan sampai wanita karir itu selesai dan sajikan untuknya

Sugar daddy || JaemsungWhere stories live. Discover now