(45.) Hukuman atas Kesalahan

Start bij het begin
                                    

Terlihat tangan Zeya mengelus-elus perut sixpack nya, sesekali jemarinya itu bermain untuk menusuk-nusuk permukaan roti sobek milik Agaskar. Lelaki itu tersenyum tipis, kemudian langsung berbalik badan.

"Good morning, bangun jam berapa, hm?" sahut Agaskar lalu menarik tubuh Zeya agar bisa dipeluknya lagi.

Bagaikan pasangan suami istri yang tidak pernah asing selama satu bulan lebih, bagaikan pasangan suami istri yang tidak pernah bermasalah, pelukan itu nampak nyaman oleh keduanya

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

Bagaikan pasangan suami istri yang tidak pernah asing selama satu bulan lebih, bagaikan pasangan suami istri yang tidak pernah bermasalah, pelukan itu nampak nyaman oleh keduanya.

Senyum di bibir Zeya lalu tercetak jelas, kala membiarkan kepalanya menindihi lengan kekar Agaskar, sementara satu tangan Agaskar lainnya berada di pinggang untuk memeluknya erat dari samping.

"Baru aja beberapa menit yang lalu, abis sadar matahari udah nongol aja. Kayak bentar banget, perasaan baru aja tidur," celetuk Zeya menarik selimutnya ke atas dada.

"Ya gimana nggak sebentar, kita selesai jam 4 pagi. Lo langsung tidur, gue bangun-bangunin nggak bangun juga. Jadi gue biearin."

Mendengar itu, sontak Zeya membangunkan kepalanya beberapa derajat untuk menatap Agaskar dari arah atas. "Emangnya, lo tidur jam berapa? Kan abis itu gue lihat lo tidur juga, Kak."

"Iya, tapi kan adzan subuh habis itu gue langsung bangun dan mandi. Gue udah bangunin tapi lo nggak bangun juga," balas Agaskar.

Mulut Zeya menganga cukup lebar, langsung ditutupnya dengan telapak tangan. "Bentar, kalau lo sholat subuh, terus udah mandi, kenapa sekarang lo masih nggak pake baju?!"

Zeya meneliti Agaskar dari atas kepala hingga ujung kakinya, mengintip dari balik selimut yang dimana suaminya itu juga belum memakai sehelai benang pun di tubuhnya sama seperti dirinya.

Zeya meneliti Agaskar dari atas kepala hingga ujung kakinya, mengintip dari balik selimut yang dimana suaminya itu juga belum memakai sehelai benang pun di tubuhnya sama seperti dirinya

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

"Lo lupa, abis itu gue goyang lagi?" Pernyataan Agaskar membuat Zeya mematung. "Lo ngigo, bikin gue gemes nggak bisa diam. Jadinya ya—"

"WHATTT?!!" Zeya syok, kedua matanya mengerjap beberapa kali. Ia takkan mempercayai Agaskar begitu saja. "Lo bohong, kan? Gue nggak ada ngerasa tuh, kasur juga nggak ada basah. Gue nggak ada keringatan juga, bohong kan?"

AGASKAR 2 [[ AFTER MARRIED ]]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu