04.

277 37 1
                                    

"Oh, lo beneran jadi ngumpetin dia?"

Gunwook membaca perlahan selembar surat perjanjian jual beli unit apartemen milik Gyuvin di tangannya. Keren, sih. Kakak sepupunya itu seperti sedang melindungi berlian ㅡ Ricky nyaris tak boleh dipegang siapapun kecuali dirinya.

Ya, tidak ada salahnya. Toh, Gyuvin membeli Ricky dengan uangnya sendiri ㅡ bukankah memang harus begitu?

"Ya, gitu deh." Gyuvin menyandarkan badan pada kursi dibelakangnya, menunggu komentar Gunwook selanjutnya.

"Yakin ga takut?"

"Maksud gue adalah gimana kalau sebenernya Ricky ini gak bener-bener polos? Bisa aja dia suruhan orang atau ㅡ"

"Atau?" Tatapan mengintimidasi Gyuvin membuat Gunwook menggantungkan kalimatnya.

"Nggak, bukan apa-apa. Waspada aja deh pokoknya!"

Gyuvin bukan orang bodoh ㅡ Dia pasti sudah menyiapkan sesuatu serta mengatur segalanya secara sempurna. Acap kali, Gunwook keheranan melihat perilaku Gyuvin. Bagaimana dia bisa menjadi seorang jenius seperti itu? Entahlah.

Omong-omong soal Ricky, Gunwook jadi ikut penasaran tentang siapa sebenarnya dan mengapa dia bisa sampai terdampar di pusat pelelangan ㅡ melihat merk pakaian yang dikenakan Ricky tempo hari, jelas dia bukan masyarakat golongan bawah. Ricky punya banyak misteri.

"Lo nanti sibuk ga?" Tanya Gyuvin, perhatiannya terpusat pada ponsel digenggaman namun Gunwook tahu pertanyaan itu diberikan untuknya.

"Kenapa?"

"Nanti ikut gue, jangan lupa bawa baju ganti ㅡ kita nginep di apartnya Ricky. Lo kepo sama dia kan? Gue juga."









****







Sejujurnya, Gunwook sama sekali tidak peduli apabila Gyuvin ditipu atau semacamnya ㅡ biarlah hartanya sedikit berkurang. Tapi satu hal yang masih mengganggu pikirannya hingga kini adalah, mengapa Gyuvin terlihat 'penuh cinta' saat merawat Ricky?

"Jangan jangan tu orang lagi jatuh cinta."

Taerae datang dengan muka heran, "Siapa?"

"Ah kepo." Balas Gunwook kemudian. Anak itu sibuk memilah pakaian untuk dibawa sore nanti──Taerae makin heran.

"Lo mau kemana?"

Gunwook berbalik badan, ditatapnya pemuda kecil didepannya itu. Banyak tanya sekali, presiden kah?

Tidak merespon lagi, Gunwook memilih untuk melanjutkan kegiatannya memilah baju serta barang barang bawaannya. Nyaris seperti akan berlibur keluar negeri selama berbulan-bulan.

"Et, lu belum jawab pertanyaan gue." Taerae menarik lengan Gunwook kala dia hendak pergi dari hadapannya.

Yang ditanyai berdecak pelan. Masalahnya, Taerae itu dekat dengan sang ayah──sedangkan ayah Hanbin sangat strict──Bisa saja dia dilarang pergi sebab tahu Gyuvin bukan anak baik benar. Saat ini benak Gunwook hanya berisi cara untuk kabur secepatnya dari rumah. Pokoknya sang ayah tidak boleh tahu.

"Nginep dirumah temen."

"Ayah lo tau?" Selidik Taerae, lagi.

Gunwook mengangguk, "udah izin kok, bye!"







[ MOCKINGBIRD ]





Di tempat lain, Ricky termangu sendirian. Netra hazel miliknya menatap ribuan bintang di angkasa, seolah sedang bercerita lewat mata. Helaan nafas berat muncul kemudian.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 02 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

MOCKINGBIRD | GYUICKYWhere stories live. Discover now