Hingga akhirnya Vanessa melepasnya dengan cepat karena yang ada bisa kebablasan dan mereka tidak jadi ke pantai.

"Inget ya Mas sayang, nanti kalau udah punya anak, jangan minta kayak gini didepan anaknya." Vanessa memperingatkan Mas yang justru direspon dengan gelak tawa laki laki itu.

"Nggak papa, biar mereka tahu kalau Papanya bucin sama Bundanya." Goda Mas tanpa jeda.

"Heh gila! Itu adegan dewasa." Vanessa mencubit pinggang suaminya itu.

"Sakit sayang." Rengek Mas.

"Halah drama mulu." Sindir Vanessa.

"Cantik banget sih? Apa kita nggak usah keluar aja ya? Di kamar aja berduaan." Mas kembali memeluk pinggang Vanessa.

"Mending kita di rumah aja liburan! Ngapain jauh jauh ke Bali." Oceh Vanessa yang sepertinya akan mulai mengomel.

"Kalo ngomel makin cantik makin lucu makin gemes pengen Mas geprek." Ucap Mas yang entah ke berapa kalinya kegemasan sendiri.

"Sinting nih orang." Ucap Vanessa dengan geleng geleng.

"Hahahaha." Mas tertawa puas.

"Ayo turun." Ajak Mas yang juga sudah siap dengan outfit simplenya.

Liburan yang sudah bisa dibilang telat ini, Mas memutuskan untuk ke Uluwatu dan menginap di resort Karma Kandara. Salah satu resort dengan fasilitas terbaik dan terlengkap di Bali. Dengan pemandangan laut dan perbukitan yang sangat indah sangat memanjakan mata dan cocok untuk honeymoon berdua dengan istrinya, bahkan kabarnya resort ini salah satu resort yang memiliki private beach.

Untuk bisa turun ke pantai, Mas dan Vanessa harus menggunakan gondola karena jarak resort yang cukup tinggi dan curam itu tidak bisa turun dengan berjalan kaki, harus menggunakan gondola dan berganti gantian.

Mas terus mengenggam tangan Vanessa dan memastikan istrinya itu selalu aman dan jauh dari jangkauan orang lain. Mas sudah sadar dari awal mereka tiba disini, semua mata tertuju kepada istrinya dan itu semakin membuat Mas menjadi sangat posesif. Laki laki itu juga selalu berekspresi tidak suka jika ada orang lain yang menatap istrinya dengan cukup lama.

Persetan jika banyak yang menyadari keberadaan mereka sebagai cucu presiden dan ajudan presiden yang tengah menikmati honey moon mereka. Mas tetap menghalang siapapun yang membuat istrinya tidak nyaman.

"Mas jangan gitu banget matanya hahaha, kamu lagi nggak jagain Kakek. Mata elangnya off-in dulu." Vanessa tertawa kecil.

"Nggak bisa sayang, laki laki disini liatin kamu terus soalnya dan Mas nggak suka. Cuma Mas yang boleh liatin kamu." Bisik Mas yang kini sedang mengantri untuk turun ke pantai dengan gondala bersama istrinya.

"Aku nggak peduli, Mas. Biarin aja. Mereka liatin aku karena mungkin mereka juga kaget aku disini, apalagi sama kamu." Vanessa mengelus lengan kekar suaminya.

"Kasih tahu Mas kalau kamu nggak nyaman ya?" Pinta Mas.

"Iya sayang." Bisik Vanessa lagi.

"Harusnya Mas booking satu resort aja kali ya." Ucap Mas dengan santainya.

Vanessa tersontak kaget. "Mas aku tahu duit kamu banyak, tapi nggak gitu juga. Rugi lah! Mending kita ngumpulin duit biar bisa traveling nanti sama anak-anak ke luar negeri."

"Itu Mas juga udah punya dananya." Sahut Mas dengan ekspresi bangganya.

Vanessa melipat kedua tangannya didepan dada. "Jujur, aku penasaran Kakek tuh ngasih kamu gaji berapa sih? Kok kayaknya banyak banget."

"Kepo banget anak kecil." Ucap Mas sambil menyolek hidung mancung Vanessa.

"Pasti banyak kan? Belum tunjangannya, belum dari TNI beserta tunjangan dan bonusnya." Vanessa tak menyerah untuk membuat Mas bisa berkata jujur untuk menghilangkan rasa penasarannya.

He Fell First and She Never Fell?Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt