Bab 2

5 0 0
                                    

Kemarin Harvey telah mempersiapkan sebuah perjalanan ke ‘dimensi lain' dengan sebuah alat yang menyerupai pistol sinar laser. Hari ini ayahnya akan menjadi tour guide dalam perjalanan menuju dunia baru itu. Alfred yang tinggal di satu rumah indekos bersama Frank, berjalan kaki bersamanya ke halte bus tempat mereka dijemput bus sekolah. Selama mereka berjalan itu, Alfred yang banyak membahas tentang rencana perjalanan luar biasa itu.

Lebih tepatnya Alfred bermonolog, karena Frank nyaris tidak mengeluarkan sepatah katapun.

“Frank, kamu ada tujuan untuk ke dimensi lain itu?” tanya Alfred. Dia capek hanya berbicara satu arah tanpa respon yang berarti.

“Ada tidak sih hal yang lebih penting daripada perjalanan ke dimensi lain itu?” sergah Frank. Dia sangat khawatirkan peristiwa kemarin pagi itu terbongkar secara tidak sengaja, dia lebih khawatir jika kejadian itu terbongkar olehnya sendiri karena tidak sengaja terucapkan!

“Lah, proyek ini kan nantinya akan diliput oleh sekolah!” tukas Alfred heran dengan responnya Frank yang terdengar setengah kesal.

“Kayak yang bener aja kamu mikirin soal sekolah! Kamu ingin bertemu dengan dirimu yang sering menang balapan mobil itu kan?” sindir Frank, “Daripada jalan-jalan gak jelas, lebih baik ikutan lomba lagi!”

Alfred menghela napasnya. Berarti harapan untuk mengajak temannya ikut terlibat dalam proyek ini sudah mengecil. Frank memang selalu cuek setiap kali diajak ngobrol olehnya, tetapi baru kali ini dia terang-terangan bersikap sinis. Untungnya halte bus sudah dekat, jadi tidak terlalu lama mereka saling terdiam tak ada percakapan.

Sepanjang perjalanan menuju ke sekolah, Frank hanya dapat melamun dan supaya tidak terbawa lamunannya lebih jauh dia membaca buku “Almanak Kekaisaran Iceberg Alley”. Berbeda dengan Alfred, Bella, dan Harvey yang membaur dengan teman-teman lainnya dengan mudah. Bus sekolah melewati kediaman keluarga Durchdenwald yang bukan merupakan rumah biasa, melainkan komplek gedung perusahaan. Ya, Hans adalah anak dari pengusaha dan dia masuk ke bus sekolah tersebut.

Mr. Weak, saya sih maaf ya gak suka sama buku kolot tentang kekaisaran yang antah-berantah, saya sukanya buku sejarah yang jauh lebih keren macam tentang gladiator!” cemooh Hans ketika dia berjalan di depan bangkunya Frank untuk mencari tempat duduk dalam bus.

Buku yang dipegang oleh Frank bukanlah buku yang diterbitkan oleh penerbit mayor dan tidak dijual di toko-toko buku biasa. Bahkan tidak tersedia di toko online! Dia memperoleh buku itu hanya dengan menghadiri pertemuan keluarga besar keturunan Kekaisaran Iceberg Alley. Semua orang di keluarga besar itu harus merahasiakan garis keturunan mereka.

Artinya, tidak boleh ada yang tahu bahwa Frank adalah keturunan kekaisaran berkekuatan es tersebut! Cepat-cepat dia memasukkan kembali buku yang dibacanya ke dalam tas ranselnya. Hans sudah keburu mengetahui tentang apa buku itu! Namun, apakah dia sudah tahu kekaisaran manakah yang dibahas dalam buku itu?

“Hans Durchdenwald! Opinimu tidak valid! Dua-duanya juga terjadi bukan pada zaman modern, berarti tidak bisa dibandingkan!” seru Harvey.

Hans terkekeh mendengar seruan Harvey. Dengan kacamata tebalnya dan juga wajah yang hampir selalu ditutup masker medis, Harvey sulit untuk dianggap serius oleh Hans. Tidak dapat dipungkiri, Hans terlihat lebih keren daripada Harvey karena hoodie putih dan rambutnya yang bergaya tipis di samping kanan dan kiri. Frank juga lebih sering menutupi kepalanya dengan topi, jadi jarang orang-orang dapat melihat keseluruhan rambutnya.

“Kamu mau apa, orang sok misterius? Aku cukup yakin, kekaisaran aneh yang diceritakan dalam bukunya Mr. Weak itu pasti nggak akan pernah ada di dalam buku sejarah manapun! Bikin pinter nggak, bikin malu iya!” ejek Hans.

Multiverse MadnessWhere stories live. Discover now