🌷✨💘🌜💫

32 6 0
                                    

Langkah kaki seorang gadis berkulit putih semakin cepat tatkala melihat keberadaan taman sudah mulai dekat. Ia tersenyum dengan lebar sampai terlihat lekukan kecil di kedua sisi mulutnya. Karena tak sabar, ia akhirnya berlari kecil memasuki taman dengan perasaan gembira. Kedua pundak gadis itu masih terpasang tas ransel berwarna pink. Rambutnya tampak diikat dengan digulung menjadi satu dan menyisakan rambut poni di dahinya. Sepatunya berwarna hitam dengan kaus kaki putih yang panjangnya di bawah lutut. Di tubuhnya terpasang seragam berwarna putih dengan dihiasi pita abu-abu di dadanya. Roknya sepanjang lutut berwarna abu-abu dengan sedikit diselingi warna putih pada bagian bawah.

Gadis itu memilih untuk duduk lesehan di rumput hijau yang memang disediakan oleh taman. Tak lupa sebelum duduk ia melepas kedua sepatunya agar kebersihan rumput tetap terjaga. Ia kemudian mengeluarkan sebuah notebook dari tasnya dan mulai menuliskan sesuatu. Sambil beberapa saat menyunggingkan senyum manis.

Semua itu tak luput dari pandangan seseorang yang saat ini duduk di kursi yang tak begitu jauh dari keberadaan gadis itu. Seseorang bertubuh tinggi dengan kemeja putih yang digulung hingga di bawah siku itu tampak terpaku. Tak sadar jika ia sedari tadi terus memperhatikan gadis itu tanpa mengedipkan mata. Es krim cup di meja hadapan cowok itu sampai meleleh karena telah terabaikan sejak tadi.

Sementara gadis itu semakin sumringah saat kucing berwarna putih menghampirinya. Ia mengelus bulu kucing itu dengan senyuman di bibirnya yang tak kunjung hilang. Ekspresinya tiba-tiba berubah dan matanya melebar saat kucing itu berlari dan berhenti di sepatu putih milik seseorang.

Gadis itu langsung menatap sang pemilik sepatu yang juga telah menatapnya sedari tadi. Lantas gadis itu langsung melemparkan senyuman ramah kepada cowok itu. Cowok yang ditatap itu tetap mempertahankan ekspresi terpakunya tanpa merespon balik dengan senyuman.

Karena tak nyaman dengan tatapan dari cowok itu, gadis itu kembali menundukkan kepalanya untuk melanjutkan aktivitas menulisnya.

"Nih cewek udah di sini aja njir, capek gue muter-muter di jalan cuma buat nyariin dia." Cowok dengan masih mengenakan seragam sekolah tiba-tiba datang dan berhasil membuyarkan lamunan sosok lelaki yang sedang memegang es krim cup di hadapannya itu.

Arsen langsung mendudukkan dirinya di sebelah lelaki itu. "Bi, sorry jadi nunggu lama. Gara-gara tuh cewek bikin gue panik anjir, gue kira ilang," greget Arsen sambil menunjuk gadis yang duduk di atas rumput dengan pandangannya.

"Dia siapa?" tanya cowok itu tampak penasaran.

"Oh iya, kalian belum kenal, ya," balas Arsen yang baru sadar. "Livia!" Arsen memanggil gadis itu dengan sedikit mengeraskan suaranya.

Sosok yang dipanggil langsung menoleh.

"Sini," pinta Arsen seraya menepuk-nepuk kursi di sebelahnya yang masih kosong.

Livia segera membereskan barangnya dan bergegas menghampiri kedua cowok itu. Ia kemudian menduduki kursi di hadapan mereka yang terhalang oleh meja.

"Nih, temen sekelas gue, Bi," kata Arsen memberitahu. "Kenalan dulu sama temen gue, Liv," pinta Arsen kepada gadis di hadapannya itu.

Gadis itu mengulurkan tangannya ke depan sambil lagi-lagi tersenyum ramah. "Livia," ucapnya.

Cowok itu membalas jabatan tangan dari seseorang di hadapannya, namun masih dengan tatapan terpaku tanpa mengucap sepatah kata apapun.

Enchanted to Meet You Where stories live. Discover now