03.

7 1 0
                                    

Setelah beberapa menit lima orang itu berbincang saling mengenal satu sama lain, akhirnya Seojun memutuskan untuk pulang terlebih dahulu bersama Hyesan dan adiknya Gowoon.

Mereka bertiga menuju halte bus sambil mengobrol sedikit karena rumah mereka jauh dari gedung MOVE, jadi harus menaiki bus agar tidak kewalahan berjalan kaki.

"Kak, Gowoon laper," Ucap Gowoon mendadak sambil mengerutkan bibirnya.

"Hah? tiba-tiba banget? nanti dirumah kakak bikinin ramyeon." Jawab Seojun.

"Rumah masih jauh, keburu laper kak.." Gumam Gowoon berusaha membujuk kakaknya dengan nada lembut agar berhenti sejenak untuk makan di salah satu tempat makan yang berada di pinggir jalan.

Seojun menghela napas dan mengarahkan kakinya menuju salah satu tempat makan. "Yaudah, tapi jangan lama-lama kalo makan." Ucap Seojun terpaksa.

"Makasih, kak!" Terpampang senyum di wajah Gowoon sembari mengikuti kakaknya dari belakang.

Hyesan yang melihat betapa lucunya kakak adik itu hanya bisa terkekeh dan mengikuti mereka.

Sesampainya di tempat makan itu, Gowoon memesan beberapa menu, dia menyuruh Seojun dan Hyesan untuk mencari tempat duduk dulu untuk mereka makan.

Setelah mendapatkan meja dengan nomor '3' itu, Seojun dan Hyesan mulai duduk berhadapan sambil menunggu Gowoon memesan. Selama beberapa detik mereka hanya diam saja tidak mengucapkan sepatah kata pun alias hening.

"Hyesan.." Panggil Seojun yang menghancurkan keheningan.

"Ya?" Jawab Hyesan sambil mengangkat kedua alisnya.

"Lo suka nyanyi?" Tanya Seojun acak.

"Hah? engga kok.. gue gabisa nyanyi, kenapa tiba-tiba nanya?" Tanya Hyesan balik.

"Gapapa, muka lo keliatan muka-muka orang jago nyanyi." Jawab Seojun terkekeh sedikit sambil menatap Hyesan, itu membuat Hyesan sedikit gugup.

Kenapa Gowoon sangat lama memesannya? kenapa secanggung ini di dekat kakak dari sahabatku? Batin Hyesan.

"Ehm, Hyesan, adek gue pas disekolah baik-baik aja kan? gaada yang ngebully dia?" Tanya Seojun lagi, namun kali ini soal Gowoon.

"Baik-baik aja, dia jarang ngeluh, walaupun dia dikatain orang lain, dia tetep kuat dan berani ngelawan kok. Tenang aja," Gumam Hyesan dengan santai.

"Lo tau kan dulu Gowoon sampe hampir depresi gara-gara dikatain sama anak satu perumahan di komplek rumah lamanya?" Ucap Seojun membahas masa lalu.

"Tapi, sejak lo dateng di sisinya, dia jadi pemberani dan ga gampang sakit hati. Makasih udah bikin adek gue jadi lebih baik, Hyesan." Senyum Seojun tulus dilontarkan pada Hyesan.

"Santai, gue tau dia sifatnya emang gitu, cuma waktu kecil dia masih ragu buat nunjukkin sifat aslinya dan memilih diem." Jawab Hyesan tersenyum balik pada Gowoon.

"Ngomong-ngomong, lo mau SMA dimana?" Tanya nya pada Hyesan.

"Niatnya sih SMA Saebom kayak Gowoon, tapi gatau juga."

"Kalo emang iya, tolong jaga adek gue ya, Hyesan. Gue minta tolong banget sama lo, soalnya akhir-akhir ini gue sibuk latihan jadi Idol dan bunda juga sakit di rumah sakit jadi dia sendirian, dan lo satu-satunya orang yang sama dia." Mohon Seojun masih tersenyum tulus.

"Iya, gue usahain kak," Lirih Hyesan dan mengerti dengan keadaan Seojun sekarang.

Setelah beberapa menit akhirnya Gowoon datang di meja mereka dan duduk dengan tenang.

"Kok lama lo, Woon?" Tanya Hyesan keheranan.

"Hehe, gue habis nawar biar dikasih harga lebih murah. Nanti uang kakak kurang." Jawab gadis berkacamata itu sambil tertawa.

Seojun hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya sedikit sambil memandang ke arah Gowoon, ada-ada saja kelakuan adiknya ini.

Setelah makanan mereka datang, mereka melahap makanan itu dan berbincang.



How Deep Your Wounds Are || HAN SEOJUN Where stories live. Discover now