PTT~Chapter 13

116 9 1
                                    

Hallo guys
Happy Reading<3

∆Typo berserakan di mana-mana!!∆

∞∞∞

Jam setengah enam pagi, Syifa sudah bersiap-siap untuk berangkat ke Pondok Pesantren, Syifa sudah sarapan dan juga sudah membersihkan rumahnya.

“Bismillah, kita mulai lembaran baru, semoga kehidupan di sana menyenangkan, Aamiin,” harap Syifa ketika sedang menunggu taksinya

Tin!

Taksi yang di pesan Syifa sudah sampai di luar gerbang rumah Syifa, Syifa segera berjalan menuju taksinya.

Sebelum menutup pagar rumahnya, Syifa menoleh sebentar ke arah rumahnya seraya tersenyum getir.

“Sampai jumpa di lain waktu,” lirihnya

∞∞∞

“Hallo, Bi?” sapa Ashana

“Iya Non, kenapa?” tanya Bi Asih

“Bibi, belum pulang lagi ke kota?” tanya balik Ashana

“Belum, kalo non udah?” ucap Bi asih

“Belum, lagi ada acara di sininya, Bi,” jelas Ashana

“Bi? Ayna sekarang pergi ke pondok pesantrennya,” terang Ashana dengan sedih

“Iya non, bibi merasa bersalah meninggalkan Non Ayna pergi sendirian tanpa di antar oleh keluarganya,” ucap Bi Asih dengan air matanya mengalir

“Kita gak tau akan kayak gini, Bi. Semoga Ayna mengerti dengan situasi ini,” jelas Ashana, “nanti kalo kita pulang ke sana dan di Pondok Pesantrennya libur, kita jenguk Ayna bareng-bareng ya,” lanjutnya

“Iya, Non, itu sih harus,” ujar Bi Asih dengan semangat

“Iya Bi, kalo begitu aku tutup ya, assalamu’alaikum,” pamit Ashana

“Waalaikumsalam,” ucap Bi Asih

Tut!

Ashana menghela nafasnya, Ashana merasa bersalah meninggalkan Ayna sendirian ketika Ayna akan berangkat ke Pondok Pesantren.

“Maaf Ay, keluarga aku lagi butuh aku untuk saat ini,” lirihnya

“Kenapa Shan?” tanya sang Ibu

“Tidak apa, Bu,” jawabnya dengan tersenyum

“Oiya, Ibu bisa jelasin tidak, tentang pemuda itu?” tanya Ashana

“Bisa, nak, ayo kita duduk dulu,” ajak Ibu Ashana

“Jadi gini, Ayah waktu itu sedang berjalan di sisi sungai, lalu ayah melihat sesuatu di dekat batu besar yang ada di sungai itu, Ayah yang penasaran akhirnya memutuskan untuk melihatnya,” jeda Ibu Ashana

Ashana hanya menyimak saja.

“ketika sudah dekat, Ayah terkejut. Ternyata itu manusia, Ayah berusaha membawa manusia itu untuk naik ke permukaan. Setelah berhasil, Ayah menepuk pipinya secara pelan untuk menyadarkan dia,”

“akan tetapi sudah lima menit di bangunkan, tidak bangun-bangun, akhirnya Ayah membawa pemuda itu ke rumah dan Ayah melapor ke kepala desa,” jelas Ibu Ashana

“Sampai sekarang dia tinggal sini?” tanya Ashana

“Iya, pas seminggu setelah dia pulih, Ayah mengajak dia mengobrol, nanya tentang nama dia siapa, asal dari mana, ternyata dia amnesia, tidak ingat apa-apa. Karena dia ngeluh bosen berdiam diri terus di rumah, dia bicara ke Ayah pengen ikut Ayah ke kantor desa,” jelas Ibu Ashana

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 25 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Pesantren Tempat TernyamankuWhere stories live. Discover now