Mau tidak mau Vanessa tetap menyelesaikannya walaupun Mas menggelayut manja dan sengaja menjailinya. Bahkan Mas sempat sempatnya meniup iseng ke belakang telinganya.

Vanessa menyiapkan sandwich telur dan tuna untuk suaminya, tidak lupa beberapa sayur, slice keju, dan sosis. Satu untuk sarapan bersama, satunya lagi untuk bekal di jalan.

"Mas berhenti nggak? Geli." Ucap Vanessa dengan tawa kecilnya.

"I love you, sayang."

"Aku ngomong apa kamu jawabnya apa." Ucap Vanessa dengan gelengannya.

"Mana balasannya?" Ucap Mas dengan protesnya.

"I love you too." Balas Vanessa yang tengah memotong sandwich itu menjadi dua bagian.

"Kok sayang nya nggak ada?" Tanya Mas dengan nada tidak suka.

"I love you too Mas sayang." Ketika Vanessa memutarkan tubuhnya dengan dua piring ceper di kedua tangannya, Mas kembali mencium labiumnya, kali ini cukup lama hingga Vanessa hanya terdiam tanpa membalasnya.

Sesaat setelahnya, Mas melepasnya hingga membuat Vanessa menggigit bawah bibirnya dengan gugup. Sedangkan Mas menatapnya dengan tatapan yang terus menggodanya.

"Mas aku belum mandi?! 12 jam loh aku di ruang operasi." Ucap Vanessa dengan senyuman yang tidak bisa ia tahan, sedangkan Mas hanya tertawa melihat istrinya yang salah tingkah.

"Lagian siapa suruh kamu nggak pulang dan biarin Mas tidur sendiri?" Sindir Mas yang mengambil kedua piring itu dari tangan istrinya.

"Kan aku udah minta maaf loh." Vanessa mengekori Mas menuju ruang makan dan duduk didepannya.

"Nanti pulang nggak? Mas jemput ya?" Sahut Mas sembari menggigit sandwich yang dibuat istrinya itu.

"Nggak tahu, semoga sih pulang." Ucap Vanessa yang juga menggigit makanannya.

"Harus pulang sayang, tega banget biarin suaminya tidur sendiri terus?" Tihtah Mas.

"Nggak ada ya aku ninggalin kamu terus terusan." Vanessa mengoreksi ucapan suaminya.

"Padahal kata orang, Mas yang sering ninggalin kamu, faktanya kamu yang sering ninggalin Mas kerja." Kata Mas lagi.

Vanessa tertawa pelan. "Iya semoga ya, aku sering dapat operasi dadakan soalnya."

"Setelah ini balik ke rumah sakit lagi?" Tanya Mas yang tatapannya tidak berhenti menatap wajah bare face yang akan menjadi pemandangan indah setiap paginya.

"Iya sayang. Tapi aku nganter kamu berangkat kerja dulu ke depan, terus mandi baru berangkat lagi." Ucap istrinya itu.

Setelah acara pernikahan mereka yang sudah tiga minggu berlalu, faktanya mereka harus menunda liburan karena Mas yang hanya dikasih cuti dua hari, begitu juga dengan Vanessa yang tidak bisa mengambil cuti karena baru beberapa minggu masuk internship di RS Pondok Indah.

Sedikit kecewa karena momen yang seharusnya mereka dapatkan setelah menikah seperti orang orang diluar sana, justru mereka harus mengalah karena kesibukan masing masing. Mau membrontak dan mengeluh, itu juga hal yang sia sia.

Vanessa juga sudah menduga hal itu apalagi Mas yang statusnya seorang ajudan Presiden, yang harus 24 jam disamping Kakeknya hingga waktu bekerja sudah selesai.

Sempat protes ke Kakeknya tapi Kakeknya tidak bisa mengabulkan permintaan cucu kesayangannya itu karena memang jadwal Bapak yang sangat padat.

"Pengen liburan sama kamu berdua, nggak usah jauh jauh juga nggak papa, ke Bali misalnya. Kepalaku rasanya mau meledak gara gara kerja." Rengek Vanessa.

He Fell First and She Never Fell?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang