"Eh gue mau ke toilet bentar nih. Rin anterin yukkk", ajak Aqilah. "Ran,pergi dulu ya. Nganterin nih curut", pamit Arin dan Rania ngangguk

"Eh bro ke sana yuk. Waktu itu gue liat ada yang bagus gitu. Siapa tau ada cecan juga", ajak Danu ke Ojan. "Ran,duluan.", pamit Ojan

"Dlan,anterin gue ke sana yuk. Mau beli itu tuhhh", ucap Dianty lalu narik Fadlan. "Ran gue sama Danty ke sana dulu ya", pamit Fadlan

"Lahh terus gue sama siapa dong?!", protes Rania. "Bentar doanggg. Babay Rania mwahmwah", teriak Dianty sambil berlalu.

Sambil menunggu like idiot people, Rania memainkan iPhonenya menscroll dan me-like beberapa foto yang ada di home instagramnya.

"Sorry gua telat. Tadi macet", seru suara cowok dari belakangnya. Tunggu. Kok gue kayak kenal ya suara ini, batin Rania. Rania dan memutar badannnya dan----

"Hai Ran", sapa cowok yang kemarin membuatnya jengkel setengah hidup sambil memamerkan deretan giginya. Yap,Iqbaal.

Rania memutar bola matanya,malas. Dan berjalan tanpa memerdulikan Iqbaal.

"Eh eh Ran,tungguin gue dong!", teriak Iqbaal sambil berlari mengejar Rania. Rania celingak-celinguk mencari teman-temannya.

"Nyari mereka? Mereka gak ada", seru Iqbaal yang tiba-tiba udah ada di sampingnya. "Astaghfirullah. Lo tuh ngagetin tau gak!", gertak Rania.

"Maaf", kata Iqbaal sambil nyengir. "Mereka kemana?", tanya Rania tanpa melihat Iqbaal.

"Kalo nanya sama orang tuh harus liat muka orangnya", kata iqbaal sambil menarik dagu Rania sehingga bertatapan dengannya.

"Gue.lagi.serius.iqbaal.dan.gue.lagi.ga.main-main. So,lepasin tangan lo.", ucap Rania dengan penuh penekanan di setiap kata.

"Okeoke,kita duduk di sana dulu", ajak Iqbaal sambil menunjuk bangku yang jaraknya lumayan dekat dengan posisi mereka berdiri sekarang. #bahasanyabelibet

Iqbaal mau menarik tangan Rania namun-- gagal. Rania telah berjalan mendahuluinya.

"Astaga... semarah itukah dia sama gue", tanya Iqbaal pada dirinya sendiri lalu menyusul Rania.

"Sekarang kasih tau mereka kemana", kata Rania. "Mereka pindah lokasi", jawab Iqbaal enteng.

"WHAT?! Jadi mereka ninggalin gue sama lo gitu?!", teriak Rania keras dan membuat beberapa orang melihat ke arah Rania dan Iqbaal

"Ya bisa dibilang begitu", kata Iqbaal dengan santai. "Lo tuh! Arghh! Lo tuh gila tau ga sih!", geram Rania.

"Ya,gue gila karena semalem lo ga bales line gue", jawab Iqbaal. "Bodo", balas Rania cuek

"Yuk jalan. Udah disini sayang ga nyoba permainannya", kata Iqbaal. "Ogah. Gue.pengen.pulang.titik!", kata Rania.

"Oh c'mon Ran. Gue udah luangin waktu gue buat lo,masa lo ga mau nemenin gue?", kata Iqbaal

"Lah? Gue ga nyuruh lo ngeluangin waktunya buat gue", balas Rania.

"Oke fine. Gue salah ngomong. Sebagai permintaan maaf gue soal kemarin yang gue sama----", ucapan Iqbaal terpotong karena Rania menyelanya,

"oke,kita jalan", potong Rania sebelum Iqbaal melanjutkan kata-katanya.

"Nah ayo!", ucap Iqbaal semangat sambil narik tangan Rania "Eits,pegang-pegang. Lepas. Gue belom maafin lo Tuan Dhiafakhri", balas Rania sakartis.

"Oke fine. Silahkan jalan duluan tuan putri", kata Iqbaal. "Alay", gumam Rania.

"Gue denger Rania", ucap Iqbaal. Rania memutar bola matanya malas lalu berjalan.

LDR ✖ idr [COMPLETE]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora