PROLOG

36 2 0
                                    

Gadis kecil duabelas tahun itu bersepeda mengitari kampung halamannya setelah pulang dari toko. Lalu dia menemukan sesuatu yang janggal di bawah lorong gelap disana yang hendak dia lewati.

Dia takut dan ragu namun rasa penasaran menghantuinya, gadis itu perlahan mendekati lorong itu dengan sepedanya dan mendengar tangisan seseorang, jantungnya berdegup kencang namun dia tetap mengayunkan sepedanya mendekat menuju sumber suara itu.

Hingga akhirnya dia menemukan anak perempuan yang sepertinya seumuran dengannya tengah menangis tak henti sambil memeluk lututnya. Dia segera turun dari sepedanya dengan rasa penasaran.

"Hai, kamu kenapa nangis?" Tanyaku polos.

"Jangan.. jangan deket-deket kalo cuma mau ngatain aku!" Jawab anak itu sembari air mata tetap menetes di pipinya.

"H-hah? aku nggak ngatain kamu kok! jangan nangis dong! ayo pergi, jangan ditempat gelap gini." Bujuk ku.

Anak itu mendongak menatapku dan menelan ludah, masih mengeluarkan air mata.

"Hai, aku Park Hyesan. Ayo, naik sepedaku, aku bisa mengantarmu pulang." Senyumku terlontarkan pada anak itu.

Anak itu terdiam tidak percaya sambil memasang wajah kaget. Air matanya mulai berhenti tapi matanya masih berkaca-kaca.

"Aku.. Han Gowoon." Gumamnya.

"Ngapain disini? ayo, aku antar pulang."

Anak itu mengusap matanya lalu menatapku.

"Ayo, Gowoon." Ajak ku sambil mengulurkan tangan untuknya.

Akhirnya anak itu menerima tanganku dan beranjak. Aku menariknya menuju sepeda pancal-ku.

Hyesan mengayun kan sepeda pancal-nya lebih pelan dengan Gowoon dibelakangnya yang duduk di kursi penumpang. Hyesan mencoba mengajak Gowoon untuk mengobrol sembari melaju menuju rumah Gowoon.

Dua gadis itu saling berkenalan dan perlahan mulai muncul canda tawa diantara mereka berdua. Memang benar, Hyesan adalah anak yang mudah bergaul jadi dia bisa dengan mudah menciptakan pertemanan.

How Deep Your Wounds Are || HAN SEOJUN Where stories live. Discover now