Part. 25 - Exhibition.

269 65 5
                                    

"Kok bisa disini?" tanya Sera kaget saat berpapasan dengan Edward di tengah keramaian pameran yang didatanginya kali ini.

Pameran dengan tema pernikahan yang katanya diselenggarakan setahun sekali dengan akbar dan Maia mengajak Sera untuk berkunjung melihat koleksi gaun-gaun indah yang dirancang oleh teman SMA-nya.

Ekspresi wajah Edward terlihat tidak senang karena dia tidak sendiri. Edward sendiri terlihat sedang mendorong kursi roda dimana ibunya yang menempati kursi itu. Tante Arianna, demikian Sera memanggilnya, langsung menyapa dengan ramah dan Sera segera menghampiri kemudian membungkuk untuk memberi pelukan.

"Tante kenapa? Kok bisa pake kursi roda?" tanya Sera cemas.

"Kecentilan," celetuk Edward ketus. "Udah tahu udah tua pake acara daki gunung sama temen sesepuhnya. Drama kepleset, trus keseleo deh tuh kaki."

Arianna mendelik tajam pada Edward. "Jangan kurang ajar sama mami sendiri ya!"

"Kasih tahu kenyataan itu bukan kurang ajar, Mi," balas Edward langsung.

"Ed, stop!" tegur Sera tajam dan kembali menatap Arianna dengan seksama. "Kakinya masih sakit banget?"

"Udah mendingan, bisa jalan sebenarnya, tapi nggak boleh kelamaan," jawab Arianna ramah.

"Terus, Tante kok bisa ada disini?" tanya Sera lagi.

"Support temen Tante yang buka fashion show sore ini, trus Edward maksa mau temenin buat dorong kursi roda," jawab Arianna sambil melirik ke belakang dan kembali pada Sera dengan senyuman hangatnya.

"Uhh, so sweet," ujar Sera sambil melirik pada Edward yang langsung berdecak malas.

"Bukan sweet, tapi siapa lagi yang mau dorong ibu-ibu ribet yang ngotot mau datengin event rame kayak gini?" balas Edward yang langsung disambut desisan tajam Arianna.

"Lu tuh kalau ngomong nggak bisa yang enak didenger padahal emang niatnya baek ya, heran," sewot Sera sambil menegakkan tubuh dan menatap Edward sebal.

"Cuekin aja, Sera. Kamu apa kabar? Udah lama nggak liat kamu dan bisa ketemu disini. Datengnya sama siapa?" tanya Arianna sambil melirik kembali ke belakang.

Baru teringat jika dirinya tidak sendirian, Sera segera menoleh dan menarik JC yang sedaritadi terdiam saja untuk melihat interaksi mereka. "Oh, aku lupa kenalin Tante. Ini Josh, pacarnya Sera."

"Oh, pacar?" celetuk Arianna sambil menoleh pada Edward yang berdecak malas.

"Iya," balas Sera sambil tersenyum.

JC mengulurkan tangannya pada Arianna dan menyapanya dengan sopan yang disambut hangat oleh Arianna.

"Jadi, kalian udah serius sampai mau lihat-lihat disini?" tanya Arianna kemudian.

"Eh, iya, kalian berdua udah mau seriusan?" tanya Edward sambil menatap Sera dengan tatapan bertanya.

Perihal keseriusan JC yang memberinya cincin sudah disampaikan oleh Sera pada Edward di hari yang sama saat dia mendapatkan hal itu. Tentu saja, Edward memastikan beberapa hal dan itu dimaklumi Sera sebagai rasa persahabatan yang saling mengerti dan menyayangi.

"Temenin Maia buat support temennya yang buka stand disini," jawab Sera kemudian. "Trus, Josh temenin kita."

Edward dan Arianna sama-sama ber-oh ria. Mereka berbincang sejenak dan kemudian memisahkan diri, sementara Maia sudah menghilang entah kemana sejak tiba di pameran itu.

"Kamu sama Edward udah deket banget sampe Maminya ngarep banget ke kalian?" tanya JC saat mereka sudah berpisah dengan Edward dan Arianna.

"Ngarep gimana?" tanya Sera balik dengan ekspresi bingung.

You had me at: Hello, JC! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang