Part. 19 - Mindfulness.

383 81 3
                                    

Bangunan di pulau itu memang tidak banyak, katanya untuk menjaga unsur alam yang ada di sana. Bahkan, hanya terdapat satu bangunan posko balai dan pusat informasi di pulau itu. Sera mendapati informasi dan cukup takjub dengan informasi bahwa pulau itu tak berpenghuni, maka tidak ada warung besar atau rumah warga lokal. Bahkan, katanya banyak hewan liar yang masih berlalu lalang di area tidak jauh dari resort yang ditempatinya.

Pulau yang dikunjungi mereka berada di posisi terpencil sehingga susah terjangkau oleh sinyal. Dengan kata lain, tempat itu benar-benar membuat Sera merasakan kehangatan berlibur tanpa perlu mendapat gangguan dari telepon yang diperlukan. Sebab, dia sudah terlalu sibuk melihat keindahan alam yang menakjubkan dan menghirup aroma khas laut yang tercium di pulau itu.

Jika kemarin adalah hari mereka beristirahat setelah melakukan perjalanan jauh, hari ini adalah hari dimana kegiatan berlibur mereka dimulai. Dengan perencanaan yang sudah matang dan penjelasan yang sudah diberikan oleh pemandu, mereka akan melakukan trekking untuk menjelajah hutan.

Aktifitas itu tidaklah sulit karena hanya berjalan kaki santai selama kurang lebih dua kilometer dan sebuah karang adalah titik akhir dari perjalanan menyusuri hutan. Hal itu membuat Sera bisa melihat keindahan ombak pantai yang menghantam karang-karang besar, belum lagi melihat satwa-satwa liar yang berkeliaran, dan berbagai macam tanaman langka yang ada di pulau.

Jika sebelumnya, Sera termasuk penakut tentang kegiatan alam seperti ini, kali ini dia bahkan lupa kapan terakhir merasa takut saat menjalani kegiatan itu dengan sendirinya. Dia hanya menahan napas dan segera menggenggam tangan JC sambil membuang muka ke arah lain jika sudah melihat adanya satwa liar yang membuatnya takut. Itu saja.

"Seru?" tanya JC pelan.

"Seru," jawab Sera sambil mengangguk dan tertawa kemudian.

Tadi pagi, mereka sudah bangun subuh demi bisa menyaksikan sunrise di pagi hari. Dermaga di pinggir pantai adalah tempat yang pas untuk melihat fenomena indah itu. Sambil menghirup udara segar, mereka menikmati indahnya mentari yang muncul dari balik pulau. Rasa lelah yang dirasakan Sera terbayarkan melihat keindahan alam seperti itu.

Setelah menyaksikan matahari terbit dan trekking hutan, mereka menikmati makan siang di resort dan menghabiskan sisa siang itu dengan duduk santai di gajebo resort sambil menikmati keindahan pulau.

"Lu pernah meditasi?" tanya Edward saat mereka duduk bersebelahan di gajebo itu.

Sera mengerutkan kening dan menggeleng pelan.

"Pernah punya niat untuk coba?" tanya Edward lagi dan Sera kembali menggeleng.

"Itu bagus dan diperlukan sama lu yang suka overthinking, Ra!" seru Maia cepat.

Edward mengangguk setuju.

"Buat tenangin diri juga bagus, apalagi kalau pas di pulau atau pinggir pantai kayak gini," tambah Erina.

"Oh ya?" tanya Sera penuh minat.

"Yes, lu bisa mulai meditasi kalau berminat. Nggak usah mikir terlalu berlebihan karena meditasi itu semacam latihan buat fokus aja, biar isi otak lu nggak rame," jawab Edward langsung.

"Good idea, kamu bisa coba kalau mau," timpal JC menyetujui.

"Kamu ikutan?" tanya Sera balik dan JC tertawa sambil menggeleng.

"Aku kepengen snorkeling aja. Dodo sama George juga join," jawab JC kemudian.

"Ikutan meditasi aja, Ra. Kalau lu snorkeling, yang ada lu bisa meriang, sakit, trus demam, jadinya nyusahin temen-temen lu yang mau liburan dengan harus urusin lu yang penyakitan," sahut Maia sarkas.

You had me at: Hello, JC! (END)Where stories live. Discover now