hidan x reader: keabadian (part 2 end)

6 1 0
                                    

" Kau tahu hidan? Kau sungguh tidak berguna hari ini, dan sebagai catatan, berteriak adalah satu-satunya hal yang pernah kudapat darimu.
HANYA SATU Hal, mengerti? "
Aku tau dia merasakan asap mengepul di telinganya ketika dia melihat kearahku

Kakuzu memutuskan untuk turun tangan dan meraih hidan sebelum dia menghampiriku.
Hidan mengutuknya dan mencoba mendorongnya pergi, tapi kakuzu terlalu kuat.

" Lepaskan aku, brengsek tua sialan! Aku akan memenggal kepalanya, lalu aku merobek tubuhnya menjadi berkeping-keping! "

" Diam idiot! Gunakan akalmu.
Dia ingin kau membunuhnya secepatnya "

Hidan sedikit tenang, membiarkan kakuzu melepaskannya.
Lalu dia menatapku dengan tatapan sinis, tapi kata-kata kakuzu seperti berhasil menyentil hatinya
" Terserah, brengsek. Hei jalang! Kenapa kamu pergi? Apakah kamu benar-benar mengira pemimpin sialan itu akan membiarkanmu lewat? "

Aku melebarkan senyumanku, tapi aku menolak memberitahukan jawabanku padanya.
Amarah mulai memenuhi ekspresinya lagi, tapi kali ini dia tidak mencoba menyerangku.
Dia mengambil jarum besar itu dari saku dalam jubahnya, dan berjalan menuju petagramnya.
Tubuh hidan berubah warna, dan membuat penampilannya seperti kerangka.
Kakuzu mengumpulkan uangnya dan mulai berjalan menuju pintu "aku akan pergi sekarang, kalau kau sudah selesai..hidan, kita akan melanjutkan misi menghasilkan uang itu.
Aku akan menunggumu dititik penukaran"

Hidan tidak menjawabnya dan kakuzu pergi diam-diam.
Dia berbalik saat tempat di pintu  lalu menatapku
Aku tidak mengerti ekspresi yang ia tunjukkan, tapi aku berani bersumpah ia menatapku dengan kesedihan dimatanya.

Saat kakuzu pergi, hidan mengalihkan wajahnya dariku.
Dia tidak mengeluarkan suara, hanya berdiri disana.
Perlahan dia mengangkat lengannya dan mengarahkan jarum ke kakinya sendiri.
Aku tahu dia akan menyakitiku, bahkan mungkin menyiksaku, jadi aku memejamkan mata dan menunggu waktunya.
Namun, aku merasa dia tidak melakukan apa-apa, tidak ada serangan yang datang.
Aku mengintip kebawah bulu mataku, dan melihat pemandangan didepan mataku membuat hatiku hancur.
Hidan tergeletak di tanah, jarumnya terletak beberapa meter jauh darinya dan, dan tangannya menutupi matanya.
Aku bisa mendengar nafasnya semakin cepat, aku juga melihatnya gemetar.
Aku membuka mulutku, tapi aku tidak tahu harus berkata atau melakukan apa.
Aku belum pernah melihatnya menangis dalam diam, sejujurnya aku bahkan tidak pernah membayangkan dia bisa melakukan hal seperti itu,walau aku tau hal itu wajar karena dia juga manusia.
Tapi tidak ada penjelasan lain untuk ini,lalu aku melihat ia bangun dan duduk diam untuk selama beberapa saat, dia mulai bangkit dan berjalan kearahku, menundukkan kepalanya begitu rendah sampai aku tidak bisa melihat wajahnya.
Dia mengambil kunai dari sakunya, dan memotong tali yang mengikat lenganku.

"Pergi saja, pergi sekarang"
Mataku melebar, dia melepaskan aku?
"A-apa? Kamu benar ingin melepaskanku?

Dia berbalik dari arahku dan perjalan pergi, tidak menjawab pertanyaanku.
Aku Pun menanyakan hal itu untuk yang kesekian kali padanya, dan dia berbalik sambil meneriakiku.

"Pergi saja!! Aku tidak bisa melakukannya, aku tidak bisa menyakitimu, berapa pun besarnya keinginanku! Aku sangat mencintaimu, jadi pergilah dan jalani hidupmu dengan bahagia selamanya, dasar jalang!"
Tanpa sadar, setetes air mata mulai membasahi pipinya, yang itu berarti dia sudah menjatuhkan perisai dalam dirinya.
Aku bisa melihat rasa sedih dan kesakitan yang tertulis diseluruh wajahnya.
Dia menatapku diam-diam selama beberapa detik, sebelum dia berbalik kearah dan menyilang lengannya didepan dada.

Pov hidan:

Sial, aku tidak bisa menyembunyikannya, bajingan.
Aku tidak bisa menyakitinya, aku tidak bisa... Kenapa dia belum pergi juga?
Semuanya hanya kebohongan, jadi kenapa kau masih disini? Dewa jashin.. Aku... Aku masih mencintainya, jadi tolong... Biarkan aku melupakannya.
Tolong cantik! Aku tidak ingin merasa seperti ini, aku tidak ingin melihat wajahnya setiap kali aku memejamkan mata... Bahkan dalam mimpiku dia selalu bersamaku.
Aku memeluknya, kamu berciuman oh jashin kenapa!

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 23 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Akatsuki x reader (oneshot)Where stories live. Discover now