Pagi hari yang cerah, Alvin dari tempat tidur nyaman miliknya dan mandi. Ia menggosok giginya, mencukur kumis dan jenggot tipisnya. Dia memakai celana pendek dan kaos lengan pendek lalu Ia membuka bukunya. Beberapa saat kemudian, Alvin mendengar ada suara memanggil namanya.
'Alvin! Cepat datang kesini.'
Alvin membuka pintu kamarnya dan berlari ke ruang tamu, Ia melihat ada kedua orang tuanya dan ada tamu.
"Alvin. Kamu harus tinggal sekamar dengan anak teman ibu. Tidak ada penolakan." Ucap ibu Alvin dengan tegas.
"T-tapi ibu... Apakah aku mengenalnya?" Tanya Alvin dengan bingung
"Tidak. Kamu HARUS bergaul dengannya." Bentak Ayah Alvin
"Baiklah..." Alvin menganggukkan kepalanya perlahan
"Bagus, ayah tahu kamu lancar berbahasa Inggris, dan jadi kamu akan pindah ke U.S.A. untuk menemui teman barumu." Ayah Alvin tersenyum lebar dan licik
"Ya, kamu beres beres dari sekarang, kami bakal ikut ke U.S.A. juga. Jangan banyak omong, sana beres beres." Ucap ibu Alvin
Alvin kembali ke kamarnya dan mengambil barang barangnya, semua bajunya, dan lain lain. Dia mengingat sesuatu, berarti... Dia harus sekolah disitu juga? Dia mengeluarkan seragamnya dari kopernya, setelah selesai, dia kembali belajar di bukunya.
Ia mendengar orang tuanya dan tamu itu berbincang dengan bahasa Inggris, sepertinya mereka orang luar. Dia kesulitan untuk fokus ke bukunya. Dan diapun akhirnya ketiduran setelah membaca selama 3 jam. Dia bangun dengan kacamatanya terletak di depannya, dia masih duduk di kursi itu. Sepertinya tidak ada yang berubah.
Alvin memutuskan untuk menghabiskan waktunya untuk bermain video game dan merangkum isi buku pelajarannya.
Satu Minggu telah berlalu, Alvin mendengar ibunya memanggilnya dengan keras
'Alvin! Cepat turun kebawah! Hari ini kita pindah!'
Alvin mengusap matanya yang masih mengantuk, Ia pergi mandi dan mengambil koper dan tas nya lalu dia ke ruang tamu
"Alvin, bergegaslah atau kami akan meninggalkanmu sendirian disini." Ucap ayah Alvin dengan tegas.
"I-iya ayah, maaf aku lama, aku baru bangun tadi"
Orang tua Alvin langsung masuk ke mobil mewah didepan rumah mereka, Alvin bergegas memasukkan kopernya dan masuk ke mobilnya
"Hey kamu. Antar kami ke ------" Ucap Ayah Alvin dengan amarah.
"Siap, bos." Ucap supir itu.
(Skip sampai di pesawat)
(Warning: 🔞 kalo gamau liat skip aja)
Alvin mendapat tempat duduk yang sangat jauh dari orang tuanya, dia duduk di sebelah seorang pria tua, dia terlihat agak mencurigakan.
"Hey anak ganteng, nama kamu siapa?" Ucap pria itu, dia menyeringai jahat
"Bapak bisa panggil saya Alvin" Ucap Alvin dengan senyuman hangat
"Nama yang bagus, hohoho..."
Pria tua itu mengambil sesuatu barang dari tas miliknya, barang itu terlihat agak... Aneh?
"Saya punya mainan bagus, kamu mau coba main gak?" Tanya pria itu.
"Seru gak, pak?"
"Dijamin seru banget, nak." Pria itu menyeringai lagi.
"Baiklah pak, saya mau coba." Ucap Alvin dengan polos.
Pria tua itu mengambil remote barang itu lalu memasangkan barang satunya di selangkangan Alvin.
"Ini apa- Hmmpphh" Alvin tersentak, pria tua itu tiba tiba memencet tombol on dan terus menerus menekan tombol +
"Sudah saya bilang, seru kan?" Pria itu menyeringai lebar. Dia terus menekan tombol + sampai level maksimal.
Tiba tiba ada pramugara lewat, membagikan makanan. Alvin menepuk pundak pramugara itu.
"Tolong- Ughh bapak ini... Nnghh gila... Apakah ada tempat duduk- Urgk! Tempat duduk- lain...?" Alvin berkata ke pramugara itu dengan putus-putus.
Pramugara itu mengangguk pelan dan menarik tangan Alvin lalu mengarahkannya ke tempat duduk yang tersedia.
Alvin menghembuskan nafasnya pelan. Akhirnya dia bisa tenang.
(Skip sampai di Amerika Serikat)
Setelah sampai, orang tua Alvin pergi dengan supir mereka, meninggalkan Alvin sendiri. Alvin merasakan ponselnya bergetar. Ia menyalakannya dan membuka pesan.
Ibu Alvin mengirim suatu lokasi, sepertinya itu tempat dimana Alvin harus pindah.
Alvin memesan supir untuk mengantarkannya ke sana, dia menunggu supirnya datang. Setelah beberapa saat, supirnya datang dan dia melambaikan ke arah Alvin, Alvin bergegas menuju ke mobil itu dan memasukkan kopernya.
Selama perjalanan, sunyi. Tidak ada percakapan, sepertinya Alvin sedang kelelahan. Setelah sampai ditujuan ya, dan yap, itu adalah sebuah rumah tingkat 3 yang mewah, Alvin berterima kasih dan membayar supirnya, dia mengambil kopernya dan masuk ke rumah itu.
Alvin melihat ada orang tuanya dan tamu yang datang saat itu. Dia menundukkan kepalanya, dia bertanya
"Apakah ini rumah yang harus saya tempati?"
"Ya, tidak usah berbicara dengan kami, kamu tidak penting." Ucap ibu Alvin
"Alvin. Kamarmu ada di lantai dua, sebelah kamar mandi, didekatnya ada tanaman." Ucap ayah Alvin, memberi Alvin kunci kamarnya
Alvin tidak berbicara apapun dan langsung ke lantai dua, dia mencari ruangan tersebut, setelah beberapa menit, dia menemukannya, dia membuka pintunya dengan kunci yang tadi diberi oleh ayahnya.
Kamarnya luas, dingin, mewah, seperti di hotel. Alvin mulai menaruh barang barangnya, mulai dari plushie (boneka) official, sampai buku pelajarannya. Alvin menaruh lampu LED miliknya untuk mendekorasi kamarnya. Dia menaruh bajunya di lemari yang sudah ada. Dia keluar dari kamarnya dan berjalan ke kamar mandi, sepertinya orang tuanya dan tamu itu sudah pergi. Alvin melepas bajunya dan mandi. Dia keluar hanya memakai handuk di pinggangnya.
Dia kembali ke kamar miliknya, dia melihat jam, sudah jam sembilan malam, biasanya Alvin jam segini sudah tidur. Alvin memakai kaos lengan pendek dan celana pendek, dia menggosok giginya dan segera tidur.
To be continued...
Sabar ya ges, sebelum lanjut, kita kenalan dulu sama abang satu ini
Nama: Alvin Raynor
Umur: 16
Tinggi: 5'10/177cm
MBTI: ISFJ
Makanan favorit: Apa aja yang penting ada sayurnya
Hobi: Main sama kelinci berwarna putih miliknya
Laki laki berambut coklat tua, kulitnya agak pucat. Berkacamata, dia terlihat seperti... 🤓. Pemalu, suka belajar. Gak di Indonesia atau di Amerika Serikat, dia selalu dibully di sekolahnya, anak yang malang...
YOU ARE READING
Days at School
Teen FictionAlvin harus pindah ke Amerika Serikat, untuk memenuhi kemauan orang tua nya. Alvin mendapat itu semua: Di zaman sekarang, orang jahat itu banyak, salah satu dari mereka yaitu mereka yang selalu mengucilkan seseorang karna rasa iri dan benci. Bahkan...
