23. Misi Sean : 'membentuk aliansi'

Start from the beginning
                                    

Amaya terkekeh pelan melihat tingkah Sean yang selalu saja sekocak ini. Untung tertolong dengan wajah tampannya.

"Permisi Mas, Mbak, susu jahenya" ucap seorang pria sembari membawa dua gelas kaca berisikan susu jahe ke hadapan Sean dan Amaya.

"Makasih Mas" ucap Amaya dengan ramah. Dia pun langsung mengambil gelas tersebut lalu meniupnya dengan sabar sebelum menyeruputnya sedikit demi sedikit. Ah, sangat menyegarkan badannya yang semula kelelahan dan diliputi rasa kantuk.

"Suka?" Tanya Sean pada Amaya.

Amaya menganggukkan kepalanya dengan tegas, "ini pertama kalinya gue datang ke tempat kaya gini. Gue seneng" ujar Amaya yang dibalas anggukan senang Sean. Amaya tidak berbohong akan hal tersebut. Amaya kan berasal dari orang berada, meskipun dia hidup sederhana tapi Amaya tidak pernah sekalipun datang ke angkringan atau gerobak-gerobak penjual di pinggir jalan ketika malam hari begini. Baginya, ini adalah pengalaman yang mengasyikkan. Meskipun lucu juga rasanya karena Sean lah yang memberikan pengalaman seperti ini untuk dirinya.

Amaya menaruh gelasnya ke atas tikar, lalu mengambil sebuah tempe mendoan untuk dia cicipi.

"Ay"

Amaya menoleh ke arah Sean, dengan bibirnya yang sibuk meniup tempe itu sebelum dia makan nantinya.

"Maaf soal kemarin. Jangan marah lagi ya"

Amaya berhenti meniup tempe tersebut. Dia terpaku pada wajah Sean yang mengatakan kalimat tersebut dengan serius. Jujur saja, Amaya bahkan tidak tahu kalau Sean sadar bahwa tindakannya tempo lalu berhasil membuatnya marah padanya. Dia pikir Sean tidak sepeka itu, dan tidak seperduli itu dengan perasaannya setelah dia dijadikan bahan kebohongannya di depan mantannya itu.

Sean melirik ke arah Amaya yang total terdiam. Dia sempat meringis pelan sebelum kembali berucap, "gue nggak bermaksud permainin lo. Kemarin Claudia keterlaluan ngejekin gue. Jadi gue refleks aja bela diri. Gue tau sih apa yang gue lakuin nggak bener sama sekali. Tapi gue pengen Claudia tau kalau sekarang gue terima keadaan gue yang bukan dari keluarga berada, gue pengen dia tau kalau gue bahagia sama keadaan gue dan hidup gue. Gue bahkan bangga jadi bagian dari kafe kecil yang Mas Dean bangun demi gue"

Perlahan, Sean menundukkan kepalanya ke bawah. Tidak sanggup menatap wajah Amaya yang entah akan menunjukkan respon apa setelah mendengar segala isi hatinya akan kejadian tempo lalu. Malu saja rasanya karena telah sejujur itu pada Amaya.

Hingga usapan yang dia rasakan di lututnya berhasil membuat Sean mendongakkan kepalanya dalam tempo cepat. Alih-alih raut ejekan dan sejenisnya, Amaya justru tersenyum tulus di sana.

"Gue maafin lo"

Sean membulatkan matanya terkejut bukan main, "serius Ay? Gue dimaafin nih?"

Amaya menganggukkan kepalanya sekali seraya melemparkan senyuman manisnya.

Sean membuka mulutnya lebar-lebar, kelihatan antusias sekaligus tidak percaya. Bahkan saking tidak percayanya dia sampai menangkup wajah Amaya, "Yang bener Ay?"

Amaya mengerutkan keningnya dalam-dalam saat tangan berminyak itu menyentuh pipinya. Refleks Amaya pun mendorong tangan Sean sampai Sean terjengkang ke belakang. "Iya Sean iya. Bawel ya lo" pekiknya emosi. Kemudian Amaya mengambil beberapa lembar tisu yang disediakan penjual, dan mengelap pipinya dengan tisu tersebut.

Sean kembali pada posisi bersilanya sembari cengengesan lebar. "Nah Ay kalau udah damai begini, bisa dong kita bikin aliansi" katanya seraya menaikturunkan kedua alisnya.

Amaya melirik Sean dengan tatapan tidak pahamnya, "aliansi apaan?"

Sean merubah posisinya menjadi berlutut dengan kedua tangannya yang bertumpu pada lantai. Sengaja mengikis jarak diantaranya dan Amaya. "Aliansi buat cari tau alasan Mas Dean nggak pernah ngajakin Kak Rin pacaran" katanya dengan raut muka seriusnya.

Amaya mengerutkan keningnya dalam-dalam mendengar rencana Sean tersebut. Padahal dulu saat Amaya membahas soal hubungan Rin dan Dean, Sean itu kelihatan acuh. Kenapa juga sekarang dia jadi sekepo ini dengan hubungan keduanya. "Mendadak banget" gumamnya.

"Ya habisnya akhir-akhir ini gue menyadari kalau perhatiannya Mas Dean ke Kak Rin agak beda"

"Kemana aja lo selama ini hey?!" Pekik Amaya dengan sinis. Bisa-bisanya Sean yang sudah lebih lama ada diantara hubungan Dean dan Rin baru menyadarinya sekarang. Kemana saja Sean selama ini?!

Sean terkekeh pelan, "ya maaf Ay. Gue kirain kan Mas Dean anggep Kak Rin adek aja. Eh nggak taunya dia berani cium Kak Rin"

"Ha?!" Pekik Amaya sembari menutup mulutnya yang terbuka lebar dengan telapak tangannya saking terkejutnya. "Sumpah Sen?" Tanya Amaya memastikan, yang dibalas anggukan tegas Sean.

"Mas Dean sendiri yang cerita"

Amaya menjentikkan jarinya di depan wajah Sean, "fix itumah fix. Mas Dean suka sama Kak Rin!" Katanya dengan tegas dan mendadak ikut merasa antusias dengan pembahasan ini.

Sean menganggukkan kepalanya beberapa kali meskipun dia agak ragu juga sih. "Kak Rin juga kata gue sih suka. Ya minimal udah adalah geter-geter dihatinya buat Mas Dean. Comblangin aja apa yak?!" Tanya Sean ikut antusias begini. Sebagai adik sih Sean oke oke saja kalau Rin menjadi pendamping kakaknya mengingat Rin itu manusia paling sabar dalam hal menghadapi Dean. Pun Rin juga cukup cekatan mengurus pekerjaan rumah tangga dan yang paling penting tidak seberisik Amaya. Cocok jadi kakak ipar, pokoknya cocok!

Amaya menganggukkan kepalanya dengan tegas, "ayo ayo! Kita pastiin dulu perasaan mereka, pas dapet-dapet sinyal yang satu frekuensi, kita sambungin sampe klop" kata Amaya sembari mengaitkan kedua jari telunjuknya satu sama lain, mengisyaratkan tersambungnya hubungan keduanya sampai klop.

Sean menjentikkan jarinya puas, "cakep! Berarti lo mau nih gabung sama aliansi gue?"

Amaya menganggukkan kepalanya dengan tegas sembari tersenyum lebar. Inilah yang sejak dulu dia inginkan. Karena Amaya gemas sekali dengan hubungan dari bos dan seniornya itu. Ingin langsung dijadikan saja sebagai sepasang kekasih. Pasti mereka berdua cocok sekali.

Sean menganggukkan kepalanya puas, "bagus bagus. Tos dulu" katanya sembari mengangkat telapak tangannya ke udara.

Amaya pun langsung menyambutnya dengan melakukan tos dengan Sean. Lalu mereka saling melemparkan senyuman penuh artinya.

Duh, tidak sabar rasanya untuk memulai misi mereka.

Dengan ini, mari kita kawal Dean dan Rin menuju official heheww...






Tbc...

^^

Sumpah enak banget nulis short chap. Sekali nulis cuma kudu direvisi trus udah bisa langsung up, nggak perlu ngumpulin sampe ribuan kata dulu biar panjang 😅😭

.
.
.

22/04/2024 (20:42)
-dnf-

Attakai Café (✓)Where stories live. Discover now