"Sebulan lagi. Gue ngikut lo deh internship di RS Pondok Indah hehe." Ucapan Ati sungguh membuat Vanessa tertawa.

"Lo se-nggak bisa itu jauh jauh dari gue ya?" Celetuk Vanessa.

Ati mengangguk cepat. "Cuma lo saudara perempuan yang gue punya, Nes. Cuma ke lo gue bisa bersandar. Gue bukannya nggak bisa ke kedua Mas gue, tapi mereka tuh gimana ya? Mungkin karena Kakak gue cowok dua duanya, gue kurang bisa mengekspresikan diri gue. Kalau ke lo kan gampang dan lo langsung paham gue, kalau mereka tuh lelet banget harus gue jelasin dulu. Kalau lo tanpa gue ngomong, lo langsung paham."

"Iya iya gue ngerti, gue sebagai anak tunggal juga bersyukur tau lo lahir di keluarga kita sebagai cewek. Coba kalo lo lahir tapi cowok, wah gila gue Ti ngehadapin tiga cowok sinting di keluarga ini." Tawa Vanessa.

Mereka berdua tertawa ditengah ruangan itu, bahkan mereka tidak lagi menonton drama korea yang tengah berputar di TV. Sibuk bercerita dan menghabiskan waktu bersama sebanyak mungkin karena Ati tahu, sepupunya ini walaupun ia berkata akan sering ke rumah, pasti tidak semudah itu. Belum kerjaannya yang sibuk nanti, belum lagi kalau Vanessa sudah punya anak, belum lagi izin dari suaminya. Vanessa tidak akan sebebas sekarang, ia harus patuh dan tunduk dengan Pak Teddy nanti.

"Nes kalau udah punya anak yang lucu lucu, gue mau req nama boleh nggak?" Usul Ati iseng.

"Lo aneh banget hahaha. Request apa?" Tanya Vanessa penasaran.

"Yang cewek Jennaira yang cowok Rajendra." Ati cengengesan.

"Nama Sanskerta kan? Kenapa bukan untuk anak lo aja sih?" Tanya Vanessa heran.

"Nes, gue se-excited itu bakal jadi seorang Onty please? Gue tuh nggak sabar punya ponakan. Lagian masih banyak nama bagus kok." Ati jadi gregetan sendiri.

"Iya iya noted! Nanti ya kalau udah ada tuh anak gue nanti, gue diskusiin sama Mas." Vanessa mengangguk paham sambil tertawa melihat sepupunya itu.

"Nggak masuk nama Djojohadikusumo ya?"

"Nggak, ikut nama Bapaknya lah hahaha." Sahut Vanessa tertawa.

"Lagian gue kan tadinya nggak juga. Kalau lo memang nurun dari Om Didit karena kan nama belakang itu garis keturunan laki laki, sedangkan gue kan Bunda, walaupun Bunda punya nama Kakek, seharusnya nggak nurun ke gue. Tapi kata Kakek karena Ayah gue punya marga Korea, jadi mereka diskusi dan akhirnya nama Kakek yang dimasukin. Tapi gue tetap punya marga Choi yang sah loh!" Setelah Vanessa mengingatkannya, Ati juga akhirnya baru tersadar.

"Iya ya baru inget. Tapi tetap aja anak lo masuk keluarga Djojohadikusumo dan Cendana walaupun pake nama Wijaya dibelakang." Ucap Ati tanpa mikir.

"Yaiyalah anjir?! Gue kan cucu Kakek dan Nenek, aneh ya lo!" Vanessa tak tahan dengan keanehan Ati yang tiba tiba.

"Nes, anak lo bahagia banget deh pasti. Punya Ibu dokter punya papa perwira, apalagi bakal jadi Kasad atau panglima. Terus lahir di keluarga keturunan Kakek dan Nenek, terus keluarga Pak Teddy yang militer. Bokap lo pengusaha, Tante punya brand sendiri. Buset itu pasti usaha mereka bakal diterusin anak anak lo tuh." Kata Ati lagi.

"Mbak? lo juga anjir?! Gue slepet ya lama lama. Anak anak lo bakal nerusin punya Om dan Tante juga." Vanessa sudah tak sanggup lagi.

"Nes, lo beruntung banget sumpah. Lo janji sama gue harus bahagia ya? Pokoknya gue selalu doain lo, lo bakal selalu jadi saudara gue sehidup semati!" Ucap Ati dengan sendu.

"Iya Mbak Ati sayang, lo setelah ini juga harus bahagia. Lepasin laki laki yang nggak serius sama lo, lepasin laki laki yang cuma penasaran dan memanfaatkan lo. Stop untuk terjebak di hubungan HTS ya?" Jawab Vanessa dengan kekehan.

He Fell First and She Never Fell?Where stories live. Discover now