1.🍁

21 5 0
                                    

W A R N I N G!

Kisah ini murni adalah fiksi dan imajinasi dari penulis, ide cerita murni pemikiran dari otak saya sendiri, dan watak, karakter, sifat semua tokoh didalam cerita ini sama sekali tidak berhubungan dengan kehidupan idol didunia nyata.

Stop nge-judge!!
Jika genre penulis tidak cocok denganmu, cukup tinggalkan dan carilah tulisan yang sesuai dengan genremu, penulis tidak mengikuti selera pembacanya, tapi penulis mencari orang orang yang memiliki satu selera dengannya.

Para penulis selalu mencoba menyajikan yang terbaik, karena alangkah baiknya untuk menghargai mereka.

Terima kasih banyak atas perhatiannya, semoga selalu sehat dan berbahagia.


︵‿︵‿୨♡୧‿︵‿︵


Hai, sebelumnya aku ingin memberi tahu kalian sebelum kalian melanjutkan membaca. Cerita distopia ini adalah remake dari cerita distopia markno. Judul yang sama, alur cerita juga sama. Hanya saja berbeda di genre.

Merubah narasi yang awalnya bergenre bxb ke bxg memang membutuhkan waktu. Tapi aku usahakan kali ini akan update tepat waktu :)

Oh iya, cerita distopia ini aku collab loh sama babangmarkli , dia yang membantuku menyelesaikan tiap bait narasi di cerita ini. Sehingga tercipta narasi yang begitu indah. Para followers abang pasti sudah tau cerita ini.

Mungkin hanya itu saja yang perlu aku sampaikan. Terima kasih untuk yang sudah mampir dan meramaikan cerita ini. Semoga kalian suka :)

Enjoy and happy reading ❤️




         HEMBUSAN angin dingin di malam hari tidak dihiraukan oleh seorang wanita yang dengan setianya menunggu seseorang datang menemuinya. Ia duduk di sebuah bangku taman yang sepi (karena sedang musim dingin), tubuh lemahnya ia paksa beradu dengan angin malam demi menunjukkan sesuatu yang beberapa hari ini mengganggu pikirannya.

Lyora, ia menggosok telapak tangannya guna menghangatkan diri meskipun tak begitu bekerja karena nyatanya tubuhnya semakin menggigil sekarang. Pipinya mulai merah, bibir biru pucat, namun Lyora masih tetap bertahan sebab sesuatu yang akan disampaikan sangatlah penting.

"Kuharap kau bisa menerima kabar ini, Jeff," gumamnya penuh harap.

Tak berapa lama kemudian, sebuah tepukan pelan di bahunya berhasil membuatnya kembali ke alam sadar. Gadis itu tersenyum ketika melihat seseorang yang sedari tadi ia tunggu telah datang.

𝐃𝐢𝐬𝐭𝐨𝐩𝐢𝐚Where stories live. Discover now