Part 3 : Someone From The Past

141K 2.7K 47
                                    

*****

                        Kimi melambaikan tangan saat melihat Sofi yang berhenti di koridor kelas, gadis itu langsung berlari mendekati Sofi.

            “Hai Kimi! Gimana tugas klipingnya? Elo udah ngerjain?” tanya Sofi, sesekali Sofi menyapa murid-murid yang melewati mereka berdua.

            “Udah , “ jawab Kimi tersenyum. Jujur tugas kliping sejarah yang diberikan Pak Muad lumayan sulit bagi Kimi. Sampai-sampai dia menahan egonya demi meminta bantuan Kalva untuk mengerjakan tugas tersebut. Untung saja laki-laki itu mau membantunya.

            “Syukur deh, siapa yang bantuin? Om ganteng lo itu yah?” goda Sofi tersenyum usil membuat Kimi mau tak mau tertawa mendengarnya. Kalva menjadi terkenal di kelasnya semenjak laki-laki itu menjemput Kimi di depan gerbang sekolah. Teman-teman Kimi bahkan ada yang sempat  meminta nomer telpon Kalva. Namun tentu saja Kimi tidak memberikannya,yang ada Kalva malah akan marah kepadanya jika teman-temannya menghubungi Om gantengnya itu. Kimi mengangguk cepat, lalu tersenyum malu.

            “Kapan-kapan gue pengen main ke rumah lo lagi yah, Kim? Boleh kan?”

            “Boleh kok, dah bell tuh! Masuk kelas yuk!” ajak Kimi menggandeng tangan Sofi agar mempercepat langkahnya menuju kelas mereka.  

*****

            Kalva masuk ke dalam ruangan kerjanya, sedikit melonggarkan dasinya kemudian menyendarkan tubuhnya di badan kursi kerjanya. Jas abu-abunya sudah tersampir di kursi kerjanya. Dia melirik jam tangannya. Sudah jam setengah lima sore, baru saja dia menyelesaikan rapat kerja sama dari perusahaan Jepang. Semenjak kembali dari Amerika, Kalva mulai ikut andil dalam setiap rapat kerja sama yang perusahaanya lakukan. Biasanya dirinya selalu di wakili, Ardan. Wakil direktur Airlangga Group .Selama dirinya kuliah di Amerika, Ardanlah yang  menghandle semua pekerjaanya. Namun sekarang karena dia sudah kembali, jadi dirinya lah yang harus turun tangan langsung untuk mengembangkan perusahaan keluarganya itu. Melanjutkan kembali tugasnya yang tertunda.

            “Belum pulang?” tanya Ardan yang tiba-tiba masuk tanpa permisi lagi, membuat Kalva menatapnya kesal, kebiasaan buruk sahabatnya yang tak pernah bisa dirubah. Masuk ke dalam ruangannya tanpa mengetuk pintu, kalau dia sedang ada tamu bagaimana coba.

            “Belum, lo sendiri kenapa masih disini?” tanya Kalva balik. Menatap pemandangan kota dari kaca dinding kantornya. Semburat jingga sudah tampak terlihat, menandakan petang akan segera datang.

            “Lagi nungguin Kareen balik shopping, gue males nungguin dia di mall. Jadi mending gue nunggu di sini aja,” Sahut Ardan lalu merebahkan tubuhnya di sofa depan meja Kalva.

            “By the way, gimana kabar keponakan lo itu? Udah lama gue nggak ngeliatnya , Va. Tambah cantik nggak?” goda Ardan usil. Dia tau kalau Kalva kadang suka sensitif bila obrolan keduanya menjurus kearah gadis itu. Dan itu membuat Ardan ingin selalu menggoda Kalva.

            “Nggak usah mulai, Ar! Gue lagi males becanda. “ Ucap Kalva datar. Entah kenapa dia tidak suka bila Kimi yang menjadi bahan candaan sahabatnya itu. Karena menurutnya tak ada yang hal yang lucu yang  menyangkut Kimi.

            Ardan mengangkat kedua tangannya tanda menyerah, dia tidak mau membangunkan singa yang sedang tidur. Entah kenapa Kalva selalu merasa sensitif kalau sudah menyangkut masalah Kimi.

            “Mau kemana, Va?” tanya Ardan melihat Kalva bangkit dari kursinya, lalu menyambar jas serta tas kerjanya.”Balik, gue lupa ada janji sama Tania,” sahut Kalva lalu hilang dibalik pintu.

BABY LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang