PROLOG

23 3 0
                                    

Kota Jogja, yang sedang dilanda musim hujan, membuat seorang gadis bernama Rachel itu menutup tokonya lebih awal. Rachel adalah seorang gadis berumur 19 tahun dan bekerja di toko roti milik keluarganya sambil mengisi kegiatan di sela-sela kuliahnya.

"Tunggu, jangan ditutup!" Saat Rachel baru saja ingin membalikkan tanda buka menjadi tutup, tiba-tiba saja seorang pria berkemaja hitam berlari dari mobilnya dan menghampiri Rachel.

"Astaga, dokter, kenapa Anda berlari di tengah hujan begitu!"

"Saya belum beli kuenya malam ini, jangan ditutup dulu."

Rachel mempersilahkan pria itu untuk masuk ke dalam dan memberikan handuk kecil berwarna pink untuk mengeringkan badannya. Pria itu bernama Chris, seorang dokter jantung hebat di salah satu rumah sakit di kotanya. Chris sering pergi ke toko kue milik Rachel setiap malam saat Chris telah menyelesaikan pekerjaannya. Selain kuenya yang nampak manis dan enak, penjual di toko itu pun terlihat manis seperti kue stroberi dengan krim yang sering Chris makan.

"Saya baru saja ingin menutup toko karena hujan yang lebat. Kebetulan saya hari ini membuat kue terbaru saya. Apakah Anda ingin mencobanya?" Rachel mengeluarkan satu kue yang berhias stroberi, blueberry, dan juga krim yang sangat manis.

"Anda bisa mencoba ini dulu. Jika tidak enak, silahkan beri tahu saya." Rachel meletakkan sepiring kue di hadapan Chris dan duduk di depan Chris sambil memamerkan senyum manis di bibirnya. Kini jantung Chris seperti ingin meledak; senyuman Rachel selalu berhasil membuat jantung Chris berdegup kencang. Chris perlahan menyendok kue yang diberikan Rachel dan memasukannya ke dalam mulutnya untuk meneliti rasanya.

"Enak," ucap Chris singkat sambil melanjutkan memakan kuenya.

"Benarkah? Anda tidak berbohong?"

"Tidak."

Walaupun jawaban Chris terlalu singkat dan terlihat acuh, namun Rachel sangat senang mendengar pengakuan itu dari Chris. Kini mata Rachel berbinar seperti bintang yang bersinar terang saat malam.

"Bagaimana pekerjaan Anda hari ini? Apakah banyak pasien yang datang?" Rachel berusaha membuka topik agar tidak terlalu sunyi.

"Ya, lebih banyak pasien hari ini dibanding hari-hari sebelumnya. Sepertinya banyak orang yang sakit karena perubahan cuaca yang tidak menentu." Chris berhenti sejenak untuk memakan potongan kue terakhir.

"Sebaiknya kau menjaga kesehatanmu. Saya tidak ingin melihatmu terbaring di rumah sakit."

"Tapi jika saya terbaring di sana, apa dokter akan merawat saya?"

"Tidak, aku akan menelantarkanmu di rumah sakit."

Wajah Rachel yang semula senang kini menjadi masam karena ucapan Chris. Walaupun Chris mengatakan hal seperti itu, sebenarnya Chris hanya tidak mau melihat Rachel sakit dan terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Itu hanya akan menyakiti hati Chris ketika hal tersebut terjadi.

"Apakah kue itu terlalu manis atau kurang manis? Saya ragu dengan takaran gulanya tadi."

"Ya, ini terlalu manis. Terlalu manis karena di depan saya ada seorang gadis yang manis."

"A-ah! Anda kemari karena ingin membeli kue yang kemarin, bukan? Saya akan menyiapkannya langsung."

Rachel langsung bergegas untuk bangkit dari kursinya dan menyiapkan kue yang Chris pesan. Kini wajah Rachel sangat merah seperti stroberi yang baru matang dengan sempurna."

Sweet Cake At Night Where stories live. Discover now