TIGA

1 0 0
                                    

Suasana hening mengambil alih. Avel melangkahkan kudanya ke petak f3, memainkan pembukaan klasik Ruy Lopez dari Spanyol. Bukan awal yang buruk, namun gerakan lawan memancingnya untuk menggunakan Fried Liver Attack Opening, bagaimanapun juga, pembukaan itu selalu sukses menggetarkan lawannya yang tidak mengetahui trik tersebut.

Avel menikmati permainannya, dia unggul dalam bidak dan posisi, juga menyaksikan langsung penderitaan lawannya. Cara sederhana untuk menikmati hidup. Catur benar-benar menyenangkan, terkadang menggunakan pemikiran yang jauh lebih memuaskan daripada menggunakan otot.

Lawannya menyerah. Kemenangan diraih Avel, senyum lebar menghiasi wajahnya. Pertandingan terus berlangsung, hingga akhirnya Avel memenangkan pertandingan sebagai pemenang mutlak dengan poin 7 dari 7 babak.

Avel pulang ke rumah. Dia melepas sepatunya, lalu bergegas menemui ibunya. Kepangan rambut ibunya yang semula disanggul telah terurai. Mahkota daun dafnah yang diberikan Avel terpajang di pojok meja hias ibunya. Ibunya berbaring lemah di tempat tidur. Avel mengelus kepala ibunya lembut, lalu mencium kening ibunya.

Setiap bulannya, pamannya yang bekerja di Jerman selalu mengirimkannya uang saku sebesar €1000. Uang itu cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup Avel dan ibunya. Avel mengirimkan foto-foto hasil kemenangannya kepada pamannya. Baginya, hal itu semacam balasan yang dia bisa berikan kepada pamannya yang sudah sangat baik padanya.

Avel membuka bukunya. Dia tetap belajar walaupun tubuhnya sudah lelah karena aktivitasnya, namun Avel memiliki harapan yang jauh lebih besar. Dia tidak membutuhkan penghargaan, apalagi nilai. Avel hanya ingin ibunya kembali tersenyum, hanya itu yang dia butuhkan.

Avel menangis. Air mata jatuh dari pipinya. Dia menangisi segala hal yang terjadi di hidupnya. Kematian ayahnya, penyakit ibunya, dan dirinya yang harus melalui segala hal sulit tersebut. Berat rasanya melalui hal-hal itu. Beban hidupnya seolah semakin banyak. Dia berusaha untuk tetap tegar, namun hatinya sakit untuk mempertahankan ketegarannya.

"Tuhan.. Tuhan, jika kau benar-benar ada, kumohon... kumohon kepadamu.. bantulah aku melewati semua ini, masa-masa sulit ini.. berikanlah rahmat-Mu, aku.. aku.. aku.. aku merasa tidak sanggup menerima kenyataan ini, ini terlalu pahit. Kenapa? Kenapa hidup mereka tampak bahagia, sedangkan aku? Aku disini berdoa kepada- Mu, memuja dan memuji nama-Mu, oleh karena itu.. tolonglah aku.. sembuhkan penyakit ibuku.. buatlah dia kembali tersenyum seperti dulu. Kumohon, kembalikan kebahagiaan kepada keluarga kecil ini," pinta Avel dalam doanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Shining Sky of SilenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang