Part 11

352 60 25
                                    

Happy reading cok!!!
.
.
.







"Jen besok kamu sibuk tidak?" Jennie menatap joy yang sedang duduk didepan cermin sembari menghapus riasannya

"Joy ingin kemana?"

"Pacarku memintaku datang ke pertandingan basket, sebenarnya aku malas karena begitu banyak perempuan gatal disana" jennie terkeke geli mendengarnya, dia sudah mengetahui bahwa joy memiliki pacar bahkan sudah pernah bertemu.

"Nanti kalau jane mengganggu kalian berpacaran bagaimana?" Joy berdecak lalu menatap sengit jennie dan berkata "halah pacaran macam apa yang kamu fikirkan ruby jane! Si bodoh itu bahkan jauh dari kata romantis, yang ada hanya tebar pesona saja didepan fans fansnya yang gatal" kali ini jennie tertawa lebih kencang, entah kenapa melihat wajah kesal joy selalu membuatnya terhibur.

"Akan jane adukan ke sungjae oppa" ucapnya sembari menyeka air mata disudut matanya dengan tawa yang tersisa

"Adukan saja, aku tidak pernah takut padanya"

Joy bergerak membuka bajunya berniat menggantinya dengan piyama, manun hal itu membuat Jennie menyerngit saat melihat sesuatu yang asing dipunggung joy

"Joy kenapa dengan punggungmu" mendengar kalimat itu membuat joy sedikit tersentak, membalikkan tubuhnya segera menghadap jennie dan menjawab

"Ah kamu tahu bukan appaku sangat tempramental, aku sudah menceritakan semuanya kepadamu tidak ada yang bisa aku tutup tutupi karena kita sudah menjadi saudara kembar hahaha" dengan santai bahkan tertawa diujung kalimatnya joy menjelaskan pada jennie

"Ini karyanya saat aku baru 3 bulan dibuang oleh eomma, saat itu aku tidak berhenti menangis karena begitu merindukannya jadi aku merengek pada appa untuk membawaku bertemu eomma. Bukannya bertemu eomma aku malah hampir bertemu tuhan, dia menyeretku jauh kebelakang rumah, mengunciku digudang dan yah luka ini tidak pernah hilang sampai sekarang" jennie menarik tubuh sok kuat itu untuk ia peluk, tangannya ia paksa masuk kedapam baju yang joy kenakan, mengelus punggung itu sembari merasakan tekstur yang tak merata disana, rasanya ada beberapa bagian melekuk kedapam dan ada juga bagian yang menonjol.

Jennie meringis menahan tangis merasakan punggung joy yang begitu jauh dari kata baik.

"Dulu saat aku disiksa aku hanya bisa menangis dan berharap eomma datang membantu, sampai aku sadar eomma telah membuangku jauh kedalam neraka itu. Sekarang aku sudah jarang mendapatkan luka jane karena aku sudah tahu bagaiamana caranya melawan" terangnya begitu panjang, setelah itu joy melepas uraiannya dan menatap jennie yang sudah bersiap menangis

"Jangan menangis, aku tahu hidupku sangat menyebalkan. Sekarang setidaknya sudah ada yang bisa aku hubungi saat nanti aku kembali dipukul oleh appaku. Aku berjanji akan menghubungimu duluan saat aku merasa kesulitan" jennie mengangguk mantap, ia begitu ingin menjadi tempat pulang untuk joy yang selama itu telah hilang.


















***

"Kapan kamu akan pulang? Kamu ini menginap atau pindah rumah!" Tentu saja yang emngucapkan kalimat pedas adalah jisoo, dia sidah muak melihat ketidak tahudiriannya joy yang menginap hampir satu minggu ditempatnya.

"Kamu mengusirku sunbaenim? Ahjussi saja tidak mempermasalahkannya, iyakan ahjussi?"

"Ne jangan dengarkan jisoo, joy. Tinggal lah selama yang kamu suka. Lagi pula kamu juga bagian dari keluarga kita bukan?" Joy mengangguk mantap lalu menatap jisoo dengan tatapan kemenangan

"Appa! Dia bukan keluarga kita!"

"Chu rubahlah sedikit sikapmu sayang, bersikap baiklah terhadap jane dan joy sekarang ne"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 16 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

What about me?Where stories live. Discover now