Two

421 95 19
                                    

Happy reading cok
.
.
.


"Selamat pagi jane" jennie mengalihkan pandangannya kearah sumber suara dimana menampakkan sosok jessica yang baru saja membuka pintu ruang rawatnya

Jennie tersenyum sebagai balasan dari sapaan yang sica berikan padanya

"Bagaimana hari ini? Apa sudah lebih baik?" Jennie mengangguk, karena memang pada dasarnya jennie adalah gadis pendiam dan ditambah lagi dengan status hubungan ibu dan anak itu tidak begitu terjalin dengan baik selama ini.

"Apa dokter sudah memeriksa keadaanmu?" Tanya jessica kembali saat melihat makanan yang masih utuh dimeja

"Belum hanya saja tadi ada perawat yang mengantar makan"

"Lalu kenapa belum dimakan sayang?"

"Jane Belum lapar" jessica menghela nafas lemah, dia sadar interaksinya dengan sang putri memang sangat jarang terjadi dan tentu terbatas maka dari itu jessica mencoba memaklumi sikap putrinya

"Jane ingin sesuatu? Mungkin Mommy bisa siapkan nanti" jennie menatap jessica dengan mata sayunya

"Jane ingin pulang, bisa?"

"Nanti nee, keadaanmu juga belum stabil sayang. Jika nanti dokter mengizinkan kamu untuk pulang nanti kita akan pulang secepatnya oke?"

"Oh iya nanti siang akan ada seseorang yang datang menjengukmu, mommy memintanya datang, tidak apa?"

"Kalaupun jane bilang tidak percuma juga karena mommy sudah mengizinkannya datang bukan?" Mendengar hal itu membuat senyum jessica luntur, sungguh ia tidak bisa menebak setiap kata yang akan keluar dari mulut jennie.

Mendengar ucapan putrinya tentu saja membuatnya merasa sedikit egois karena mengambil keputusan sepihak, lagi lagi jessica gagal memahami putrinya.

"Maafkan mommy kalau begitu nee" jennie tidak menanggapi, dia memilih memfokuskan kembali pandangannya pada serial kartun yang ditayangkan tv didepannya














Tok tok tok

Suara ketukan pintu memecah keheningan yang sudah cukup lama tercipta, jessica menghembuskan nafasnya sedikit lega karena sejujurnya ia tak nyaman berada disituasi dimana ia tidak bisa memulai topik apapun dengan putrinya

"Sudah datang?" Jennie melihat dua gadis sekitar usia depapan hingga sembilan tahun lebih tua darinya serta satu lelaki yang sudah ia kenal, lee minho pacar ibunya. Melihat minho membuat jennie membuang mukanya kembali kearah lain tidak ingin menatap tamu yang datang

"Jane, perkenalkan ini kristal dan irene mereka adalah putri dari minho shamcon" jennie hanya mengangguk tanpa minat

"Perkenalkan dirimu juga jane" jennie berdecak dalam hati saat mendnegar perintah dari ibunya

"Saya jane"

"Maafkan putri mommy nee, jane memang tidak banyak bicara" jennie melihat kedua gadis itu mengangguk lalu tersenyum kearahnya, ah yang jennie heran adalah kenapa ibunya menyebut mommy pada mereka? Sudah sejauh itu kah hubungan ibunya dengan minho Pikirnya.

Jennie sedikit tersentak saat salah satu dari mereka memegang lembut tangannya. kristal, jennie mengingat nama nya, gadis itu yang dengan lancangnya menyentuh tubuhnya. Ah jennie tidak melawan karena takut akan terlihat tidak sopan, jadi dia hanya memilih untuk diam memperhatikan setiap detail wajah gadis didepannya. Kristal, gadis berwajah judet dan garang namun memiliki senyum yang ramah, itu yang dapat jennie tangkap saat ini.

"Hy adik kecil, aku sudah beberapa kali bertemu denganmu tapi ini adalah kali pertamaku melihatmu membuka mata. Kau begitu cantik dan menggemaskan" sejujurnya jennie sedikit merasa hangat kala mendengar suara lembut itu, dia juga melihat gadis lain yang sedang tersenyum kearahnya

What about me?Donde viven las historias. Descúbrelo ahora