𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑 𝐎𝟕: Partner perdukunan

25 12 1
                                    

LUNARA terbangun dengan keringat bercucuran di dahinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

LUNARA terbangun dengan keringat bercucuran di dahinya. Ia mengambil segelas air di nakas tepat di samping kirinya, lalu meneguk habis segelas air itu. Kemudian Lunara mengambil ponselnya dan melihat jam menunjukkan pukul 01.15.

Ia terduduk, memikirkan kemungkinan arti dibalik mimpinya barusan. Karena Lunara jarang bermimpi dan sering kali mimpi yang ia alami menandakan sesuatu yang akan terjadi atau mungkin sudah terjadi tetapi tidak ia sadari.

Dalam mimpinya, ia berdiri sendirian di dapur rumahnya. Saat ia menengadahkan kepala, ia mendapati atap rumahnya tidak ada dan dari sana Lunara bisa melihat bulan purnama yang sangat besar bersinar terang di langit. Lunara merasa bulan itu sedang menatap matanya begitu lama sampai akhirnya ia terbangun dari mimpi itu. Mimpi yang sangat aneh dan meninggalkan perasaaan takut dan gelisah.

Gadis itu mengambil headphone dan ponselnya memilih untuk mendengar lagu agar dapat meredam rasa takutnya dan mencoba memancing rasa kantuknya untuk kembali.

Alunan lembut Liana Flores menari-nari telinganya. Alunan itu menyalurkan ketenangan yang membuat rasa kantuk hadir. Saat Lunara hendak terlelap, tiba-tiba gadis itu merasakan sebuah tangan mengusap kepalanya. Lunara tidak berani membuka matanya, otaknya terus melarang dia untuk bangun terlebih saat ia merasakan sentuhan tangan itu terasa amat dingin. Tangan itu terus mengelus kepalanya, menjalar menyentuh setiap inci wajahnya. Lunara sadar bahwa pemilik tangan itu adalah bukanlah manusia. Selain karena tangannya dingin, juga karena sosok ini mengeluarkan bau. Beberapa arwah mengeluarkan bau busuk, tanah dan amis darah. Tetapi, sosok ini mengeluarkan bau mirip aroma lemari kayu tua.

Elusan di kepalanya berhenti tepat di leher Lunara. Gadis itu menunggu kapan tangan dingin itu akan pergi. Tetapi, pemilik tangan dingin itu malah mencondongkan kepalanya ke arah wajah Lunara. Sosok itu amat dekat sampai-sampai Lunara bisa merasakan bibir yang juga sama dinginnya menyentuh daun telingannya. Sosok itu berbisik

"Mau sampai kapan tertidur? Bangun, dan lihatlah sekeliling."

"BANGUN!!"

Begitu mendengar suara itu, Lunara bangun terduduk di kasurnya. Keringat membasahi bajunya, jantungnya berdegup dengan ritme cepat. Barusan itu mimpi? Suara tadi begitu nyata sampai rasanya benar-benar ada seseorang yang membisikkan kalimat itu di telinganya.

Ia mengecek jam di ponselnya, angka disana menunjukkan pukul 02.45. Aneh. Ia merasa kejadian tadi hanyalah sebentar, tetapi ternyata satu setengah jam sudah terlewat. Apakah ia mengalami false awakening?

Lunara beranjak dari ranjangnya menuju kamar mandi yang berada di ujung dapur. Saat melewati dapur ia merasakan aura dingin dan mencekam itu lagi. Jelas sekali ada arwah yang bersembunyi disini, tapi kenapa ia tidak bisa melihatnya? dan mengapa ibunya juga tidak dapat merasakan makhluk itu? Apa mungkin hal ini dikarenakan kesehatan ibunya yang kian menurun?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Diary of Lunara - sound of the other side . æspa [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang