Tak jarang Vanessa memblokir kontak Mas-nya dan tak jarang juga Mas mengikuti permainan Vanessa hingga akhirnya gadis itu membuka kembali blokirnya dan baru Mas kembali memberinya kabar.

Namun hebatnya, Mas maupun Vanessa sama sama tidak lelah, tak pernah sekalipun Vanessa meminta untuk mengakhiri hubungan dengan Mas, tak pernah sekalipun Vanessa meminta putus, begitu juga dengan Mas.

Dibalik seringnya mereka berdebat dan pertengkaran yang mungkin terjadi setiap hari, terkadang disituasi yang tanpa mereka harus bilang untuk membutuhkan satu sama lain, dimana ketika saat itu sama sama butuh dan dukungan, Mas maupun Vanessa selalu ada saling menguatkan dan saling menghibur.

Itu semua terjadi ketika mereka tidak ada gangguan atau pekerjaan, seakan akan semesta sudah melakukan pengaturan dalam hubungan mereka.

Dan lucunya lagi setiap baikan atau akur, mereka akan tertawa dengan kelakuan satu sama lain, meroasting satu sama lain dan selalu diakhiri dengan berkata Mas kangen kamu banget bocil! atau Aku kangen Mas, cepat pulang. Walaupun keesokan harinya perang kembali terjadi.

Hingga akhirnya Mas maupun Vanessa sudah menormalkan dan memahami kejadian kejadian itu, mau berantem atau tidak, selagi ada waktu untuk memberi kabar walaupun dengan saling melempar kekesalan atau menyalahkan waktu satu sama lain, Mas maupun Vanessa tetap menjalankan hubungan itu dengan perasaan yang sama dan rasa rindu yang sama sama tidak bisa terbendung lagi.

Mas dan Vanessa sama sama tahu kalau mereka dengan segala dramanya itu tetap saling rindu dan tetap saling takut kehilangan satu sama lain.

"Udah selesai? Mau pulang kemana? Kasih tahu nggak?!" Ati yang tiba tiba mengekorinya di lobby.

"Iya gue udah selesai kerjaan hari ini, capek banget habis pontang panting di UGD dan habis operasi selama empat jam." Sahut gadis itu sambil berjalan lelah.

"Sama Pak Teddy aman kan?" Tanya Ati hati hati.

"Diem deh jangan ungkit Mas, gue lagi kesel! Seminggu lebih nggak ngabarin gue." Ucap Vanessa dengan jutek. Ati sudah bisa memastikan Vanessa akan mengaktifkan mode senggol bacok.

"Pulang kemana heh?!" Sahut Ati yang masih menunggu jawaban sepupunya itu.

"Ke rumah orang tua Mas!" Teriak Vanessa hingga Ati hanya berteriak oke. Jaga jaga jika gadis itu betingkah dan susah dihubungi dan Kakek bisa bertanya kepadanya mengenai Vanessa. Paling tidak ia sudah tahu kemana Vanessa setelah dari rumah sakit.

"Kesel sama Pak Teddy tapi pulang ke rumah orang tuanya. Bener bener heran." Ati menghela napas dan menggeleng geleng heran, ia kembali masuk ke ruangan ICU untuk melanjutkan pekerjaannya.

Vanessa melajukan mobil HR-V putih miliknya itu ke kediaman orang tua Mas. Ia sudah mengabari Mama untuk pulang ke rumahnya hari ini. Kemungkinan Mama sedang menunggunya juga jadi ia ingin bergegas karena sudah lewat tengah malam.

"Belum makan kan?" Saat Vanessa tiba dan turun dari mobilnya, Mama langsung menanyakan itu.

Vanessa menggeleng pelan. "Belum Ma, seharian nggak makan." Gadis itu cengengesan.

Mama yang sudah tahu kelakuan calon menantunya itu hanya menggeleng mengerti.

"Yaudah makan dulu, setelah itu mandi dan tidur ya sayang." Ucap Mama, perempuan paruh baya itu menuangkan nasi dan rendang ayam kehadapan Vanessa. Setelah gadis itu mencuci tangan, Vanessa langsung melahapnya dengan perut yang keroncongan.

Mama hanya memperhatikan Vanessa dengan tersenyum. "Besok ke rumah sakit jam berapa?"

"Siang Ma, jam dua belas." Ucap Vanessa dengan mulut yang masih penuh.

He Fell First and She Never Fell?Donde viven las historias. Descúbrelo ahora