Shimai - 40

1.8K 341 40
                                    

.
.
.
.
.





Saat ini gadis berambut pendek diatas bahu itu tengah duduk sendirian dimeja kantin yang letaknya di pojok, makanan dihadapannya tak kunjung ia nikmati, malah menjadi objek kekesalan hatinya.

Dia adalah Freya, yang saat ini tengah mengeratkan pegangannya pada sendok dan garpu. Urat urat tangannya menonjol jelas, sangat terlihat jika gadis itu tengah menahan emosi.

Di depan matanya, ada adegan yang paling ia benci, ialah seorang adik yang tengah bermesraan dengan kakaknya. Mengingat Freya juga punya kakak, namun sudah meninggal hal itu tentu membuat kobar cemburu sangat membara didalam hati, ditambah lagi saat ini di otaknya tengah terekam jelas bagaimana kedua coachnya begitu memuja seorang Azizi Shafa dihadapannya. Tak hanya itu, bahkan ia kini teringat jelas saat siswa siswi lain sering membicarakan perihal siapa yang lebih pantas menjadi perwakilan sekolah di kancah internasional.

"Azizi, Azizi, Azizi, kenapa semua orang selalu memuja kamu? apa kelebihan kamu dibanding aku? Kenapa hidupmu sangat sempurna?! Ini gak adil!" Geramnya dalam hati.

Raut amarah semakin tergambar jelas dari muka Freya saat ini, sampai akhirnya kedua sahabatnya, Muthe dan Eli datang menghampirinya.

***

Dilain tempat, Azizi kini tengah makan bersama dengan Chika dan teman temannya. Ia memilih tidak cerita mengenai hal yang tadi terjadi di ruang musik, namun tentu aja si Chika Chika itu peka jika sang adik mengalami suatu hal.

"Kenapa sihh? beneran gak mau cerita sama kakak?" Tanya Chika lagi kepada Azizi, sedari Azizi tiba tadi, Chika terus menanyakan hal yang sama, dan jawaban Azizi pun juga tetap sama,

"Aku gapapa kak"

Chika menghela nafas kasar, mungkin mood sang adik memang sedang tidak bagus, tak apa, nanti ia akan coba bertanya lagi ketika sudah berada dirumah.

Kantin di SMA 48 tempat Azizi sekolah ini memang terdiri dari dua bagian, ada yang indoor dan outdoor. Dan kebetulan hari ini mereka sedang kebagian di tempat outdoor,

"Langitnya napa gelap banget ya, mau ujan deh kayaknya" Seru Ashel sambil memasukkan sesendok nasi goreng kedalam mulutnya,

"Mendung belum tentu hujan, deket belum tentu jadian" Sahut Oniel

"Ah elahh niel niel, alay lu!"

"Tapi kayaknya emang beneran mau hujan sih, semoga gak ada petir deh" Ucap Christy sambil memandang ke arah Azizi,

"Emang kenapa kalau petir Chris?"

Teman teman mereka memang tidak tau mengenai ketakutan Azizi kepada sebuah petir, jadi maklum saja kalau mereka bingung dengan maksut ucapan Christy.

"Serem" Jawab Christy singkat,

"Seru gak sih kalau hujan deres, jadi gak pelajaran deh pasti jamkos" Ucap siapa lagi kalau bukan si bocah kematian alias Kathrina

"Untuk kali ini gue setuju sama do'a lu, karena habis ini kita pelajaran jenderal Kinal" Kata Adel

"Do'a gais biar ujan deres jadi gak ada pelajaran habis ini"

Jinan dan Chika sebagai yang tertua diantara mereka semua hanya bisa menggelengkan kepala melihat bocil bocil kelas 10 ini,

Istirahat makan siang telah selesai, mereka semua memutuskan untuk kembali ke kelas masing masing, sebelum itu Chika sempat memberi pesan kepada Azizi.

"Nanti kalau beneran hujan terus ada petir, kamu dikelas aja ya, sementara peluk oniel atau adel ashel dulu, tunggu sampai kakak dateng, jangan kemana mana" Pesan Chika kepada Azizi,

Shimai (END) Where stories live. Discover now