BAB 1

389 19 0
                                    


01. Loker 19

🦋


      Tubuh dengan tinggi seratus lima puluh tujuh cm itu berdiri tepat di depan sebuah loker berwarna abu-abu. Atensinya beralih pada sebuah tong sampah yang berada tak jauh darinya, di dalam tong itu terdapat begitu banyak surat.

"Capek-capek nulis surat malah di buang, mirisnya.." monolog gadis dengan nametag Anandonsia itu.

Tangan kecilnya mulai membuka loker tersebut menggunakan sebuah kunci duplikat.

Dari kejauhan si empunya loker melihat semua gerak-gerik gadis bertopi itu.

Sejujurnya ia cukup penasaran dengan pengirim surat yang berhasil membuatnya merasa salah tingkah tiap kali membacanya.

Dengan langkah pelan ia berhasil berdiri tepat di belakang gadis bertopi dengan rambut gelombangnya itu.

Gadis itu berbalik dengan raut wajah terkejut sekaligus salah tingkah.

Berada dalam jarak sedekat ini dengan sosok Hugo guterres yang tampannya mirip aktor china ini benar-benar membuatnya ingin pingsan di tempat.

Hugo menunduk, tangannya bergerak pelan melepas topi yang menutupi wajah si gadis.

Keduanya terlihat kikuk, sejenak mereka bertukar pandang, Hugo mengagumi paras rupawan yang di miliki gadis ini.

"Cantik," puji Hugo tanpa sadar membuat pipi Anandonsia memerah seperti cherry.

"Terimakasih. Kamu juga," jawab Anandonsia tersenyum kecil hingga gigi gingsulnya menyembul.

"Gua cantik juga?" tanya Hugo jenaka.

"Nggak, maksudnya kamu juga ganteng."

Hugo yang merasa gemas melihat wajah panik Anandonsia pun dengan reflek tangannya terangkat mengusap pelan kepala gadis itu.

"Kita adalah ad libitium," sebut Hugo memecah keheningan dengan membaca bait bahasa sansekerta yang ia baca semalam.

"Spontan, tak di sengaja."

"Penuh improvisasi. Bumi adalah kita, aku adalah gravitasi dan kamu cakrawalanya," sambung Anandonsia setelah lama berpikir.

Keduanya kembali bertatapan mata. "Kamu baca surat ku? Aku kira surat ku ada di sana," tunjuk Anandonsia pada tong sampah yang terisi penuh.

"Surat lo tempatnya di kamar gua," sahut Hugo.

"Gua jadiin koleksi, soalnya lucu. Tapi lebih lucuan lo sih," terangnya berbicara tak seirit biasanya.

"Oh ya? kenapa gak di buang?" tanya Anandonsia cukup penasaran, karena menurutnya tidak ada yang spesial dari surat seorang secret admirer itu.

"Sayang kalo di buang, gua suka sama surat nya. Suka sama yang ngasih juga,"

blush...

Belum sempat menyela ucapan Hugo, laki-laki itu malah menyatukan bibir keduanya.

Awalnya hanya menempel namun setelahnya berubah menjadi lumatan-lumatan kecil yang membuat Anandonsia terbuai.

Anandonsia menutup matanya membalas ciuman lembut dari laki-laki tampan yang tengah memeluk posesif pinggangnya itu.

Membutuhkan oksigen Hugo kembali menjauhkan tubuhnya.

"Manis. Gua suka,"

🦋

To be continue....

Cast Anandonsia

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Cast Anandonsia

Anyelir dan lukanyaWhere stories live. Discover now