~1~ "No One Never Listen"

218 11 1
                                    

"Aku menutup mataku mengingat semua hal yang ku lakukan.... ingatan demi ingatan mulai bertebaran......... toong jangan ungkin hal itu lagi dari dulu hingga sekarang...."

.

.

.

.

*Author's P.o.V*

"Jadi Vannessa? Apa kau yang menghancurkan tempat itu?" tanya Bob dengan mengangkat alisnya dan sedikit, gadis kecil itu menangis sedikit, kemudian mengelengkan kepalanya.

"Hm..... kau tau siapa yang melakukannya?" tanya Bob lagi, kali ini dia sedikit bingung dengan sebenarnya yang dia hadapi.

"....." kali ini Vannessa berhenti menangis, menghapus airmatanya dan mengagguk.

"Siapa dia?" tanya Bob perlahan sambil mengusap keningnya dan membetulkan kacamatanya.

"Kau tidak akan percaya.." seru Vannessa dengan sedikit terputus-putus, tapi matanya sudah cukup yakin dengan yang dia katakan.

"Kenapa kau sudah yakin? Padahal--" perkataan Bob mulai di potong sekarang dia tidak tau harus mendengarkan atau tidak.  

"Semua orang mengatakan aku pengecut, bodoh, dan lainnya dan terutama karena mereka mengirah aku seorang pembohong... tidak ada yang mau mendengarkan!! Aku tidak pernah bohong aku mengatakan sebenarnya tentang yang ku lakukan!!" seru Vannessa dengan sedikit kesal dia mulai marah dan menangis lagi, kenapa dan mengapa mungkin pertanyaan yang membosankan di pikiran orang-orang.

"Vannessa? Tenang... aku akan mencoba mendengarkan, jadi siapa orang itu?" tanya Bob perlahan sambil menatap lembut Vannessa.

"Hiks..... hiks....... hiks... Baiklah..." seru Vannessa lalu mulai melihat kearah belakangnya dan berdiri tegak. Dan menunjuk bayangannya.

"Hm? Vannessa? Apa yang kau lakukan?" tanya Bob lagi, ini hal yang cukup aneh selama dia menjadi Psikiater. Tapi dia tau kalo memang mungkin sangguan mental anak yang dia hadapi mungkin berat.

"Dia..... Shadow yang melakukannya..." seru Vannessa, dia menunjuk bayangannya sendiri skarang.

"Eh? Bayanganmu yang melakukannya?" tanya Bob sedikit bingung, dia mulai membuka catatanya lagi dan mencatat data dari Vannessa. 

"......Ini bukan bayanganku..." dia terdiam kemudian, mengangkat bahunya kemudian berjongkok di hadapan bayangannya.

"Vannessa?  Apa kau bisa mengendalikan bayanganmu?" tanya Bob sedikit berdiri melihat Vannessa, yang sepertinya sedang melambaikan tangannya pada bayangannya.

".........Tidak... tidak ada yang mengendalikan Shadow.... karena bayangan ini milik "kami".... kau mengerti..." seru Vannessa sambil sedikit tersenyum, tapi di saat yang sama sangat aneh.

"...Baiklah... apa kau bisa menyuruhnya melakukan sesuatu?" tanya Bob perlahan melihat Vannessa. Terlihat Vannessa menenggok, lalu berdiri dan mengangguk. Sesuatu terjadi ruangan menjadi gelap,semua tertutup seperti kegelapan atau mungkin di dalam bayangan, kemudian semua seperti sesuatu menusuk tubuh Bob dia lemas. 

"Vannessa?!!" perlahan Vannessa membuka matanya, semua kembali normal keadaan ruangan seperti semula, seperti tidak ada apa-apa? Padahal Bob tau ada seperti kekuatan yang menyelimutinya bahkan ruangan yang dia tempati. Dia menghela napas dan mengelap keringatnya.

"Hah.... baiklah... Vannessa? Ini beberapa obat dan buku yang mungkin kau bisa baca?" perlahan Vannessa maju dan mengambil hal itu dari tangan Bob, jika di lihat Bob sedikit merasa canggung pada apa yang telah terjadi sesuatu yang mengerihkan. Seperti ada yang mengejarnya dan ingin menarik rohnya keluar dari tubuhnya.

(Not) Mine ShadowWhere stories live. Discover now