Vanessa mengangguk lesu.

"Terakhir ketemu kapan mbak?" Tanya Lino yang sepertinya sedang sibuk live tiktok.

"Dua minggu yang lalu deh rasanya, itu pun juga kebetulan karena aku ke rumah orang tuanya Mas, ternyata dia juga pulang. Setelah itu udah nggak ada ketemu lagi, bales chat aja jarang, aku kirim jam 9 pagi, dibalasnya baru jam 5 sore." Ucap Vanessa.

"Bang Teddy sebulan lagi kan berangkat?" Tanya Rajif melihat ke arah mereka semua.

"Iya deh kayaknya." Sahut Deril.

"Gapapa mbak, yang penting saling setia dan saling percaya. Asal kamu tahu aja posisi ajudan Bapak kosong sekarang, sekarang yang ngatur semuanya itu asisten ajudannya, Bang Sony deh kalau nggak salah, beda Letting sih sama Bang Teddy, tapi satu baret." Jelas Deril kepada Vanessa.

"Iya Bapak sengaja kosongin karena mau narik Bang Teddy lagi." Lanjut Nando.

"Mbak semangat ya, jangan nyerah, Bang Teddy lagi mengusahakan kamu kok, jadi jangan berkecil hati ya bocil. Perbanyak sabar aja, kamu tahu sendiri alasannya beliau jarang dihubungi karena apa." Rajif menenangkannya.

"Iya mas mas ku, aku ngerti kok, cuma wajar kan kalau agak sedikit kesal?" Tanya Vanessa.

"Wajar mbak, tapi itu udah resiko kamu menjalin hubungan sama abdi negara, apalagi sama anggota pasukan elit. Harus berbesar hati dijadiin nomor dua, karena Bang Teddy selamanya milik negara." Ucap Lino kali ini ia bisa serius.

"Mbak." Panggil Rajif.

"Apa mas?"

"Mbak Ati kabarnya gimana?" Tanya Rajif tiba tiba.

Saat itu juga Vanessa, Deril, Nando, dan Lino meledek Rajif habis habisan, hingga para Paspampres yang berjaga diluar menjadi ikut mengalihkan pandangannya kepada mereka.

"Jujur deh mas, suka kan?" Tanya Vanessa, kalau membahas hal ini ia sangat semangat.

"Mbak saya cuma nanya loh." Rajif jadi salah tingkah sendiri.

"Udahlah Jif jangan denial mulu." Ledek Lino dengan ekspresi menyebalkannya.

"Cie Jif, gue bakal traktir rokok lo satu bulan kalau berhasil dapat cewek Alpha Women kayak Mbak Ati." Tantang Deril.

"Serius ya lo?" Rajif keceplosan.

"CIEEEEE!" Ledek mereka berempat.

"Mampus gue." Umpat Rajif kepada dirinya sendiri.

"Baik mas, lagi sibuk juga anaknya di forensik. Nggak bisa pulang dia sama kayak aku dulu waktu dapat stase forensik." Jawab Vanessa.

"Makannya teratur nggak?" Rajif terlihat memang naksir dengan sepupunya itu.

"Mas, kamu tinggal chat Mbak Ati aja." Kata Vanessa dengan tertawa.

"Nggak dibalas mbak." Rajif menunduk.

"Mas ke rumah sakit aja, Mbak Ati bukan tipe cewek yang dichat bakal luluh, yang luluh dikasih perhatian dari chat, nggak akan mas. Tahu sendiri kan secuek dan sebodo amat apa dia. Ke rumah sakit aja mas, bawain aja tuh satu kardus sushi, siapa tahu luluh. Pokoknya mas harus tunjukin effort yang tulus." Ide Vanessa.

"Harus tahan banting, susah banget runtuhinnya pasti, apalagi kalau dilihat lihat, Mbak Ati bukan tipikal cewek yang butuh pacar banget. Coba aja Jif, lagian Bapak pernah kasih lampu hijau kan? Tapi lo nya harus serius dan jangan setengah setengah, cewek independent ditambah Alpha Women kalau lo nggak niat hati, lo bisa ditendang anjir, karena menurut dia lo itu bisa jadi penghalang fokusnya dan tujuan hidupnya." Jelas Deril seperti sudah berpengalaman.

He Fell First and She Never Fell?Where stories live. Discover now