Chapter 3 - Seri

80 10 11
                                    

Kaiser duduk di pinggir kasur Isagi sedangkan Isagi tetap dalam posisi meringkuk dan menutupi dirinya dengan selimut.

"Gue harus tinggal sama siapa sekarang? Gue udah gak punya keluarga lagi.. Nenek kakek gue udah gak ada," gumam Isagi disela-sela isakan tangisnya.

Kaiser yang sejak tadi merenung di dekatnya pun langsung menoleh padanya.

"Sekarang orangtua gue juga," sambung Isagi.

"Yoichi.. Kamu masih punya saya," balas Kaiser.

"Gue aja gak tau lu sepupu gue darimana dan kata ayah.. Lu juga gak ada hubungan darah sama gue!" ringis Isagi.

Kaiser yang terdiam sejak tadi pun menggerakan tangannya untuk mengusap pelan kepala Isagi.

"Kamu mau pindah ke rumah saya atau tetap tinggal disini?" tanya Kaiser dengan lembut. Namun hanya suara isak tangis dari sang empu saja yang bisa kaiser dengar.

"Yaudah kalau kamu gak jawab, kita tinggal disini aja. Saya bakal jaga kamu dengan baik," ujar Kaiser.

"Gue gak mau. Gue gak kenal lu siapa, mending lu pulang ke negara asal lu.." gerutu Isagi

"Terus kalau kamu gak mau sama saya, kamu mau sama siapa?" balas Kaiser.

"Keluar.." tukas Isagi yang membuat Kaiser menghela nafas pelan dan tetap setia di sebelah Isagi.

Isagi yang mulai merasa terusik dengan keberadaan kaiser pun langsung bangkit dari posisinya.

"Keluar lo dari kamar gue!" tekan Isagi. Kaiser hanya tersenyum simpul sembari mengangguk pelan dan melakukan yang diminta Isagi.

-
-
-

Besoknya, usai menyiapkan sarapan, Kaiser hendak memanggil Isagi untuk sarapan bersamanya. Namun Isagi malah langsung keluar dari kamarnya dengan seragam lengkap sekolahnya.
"Yoichi!"

Belum sempat Kaiser menghentikannya, Isagi sudah membanting pintu apart dengan keras.
"Dia belum makan dari semalam, tapi udah langsung pergi ke sekolah.." gumam Kaiser.

Kaiser menatap masakannya yang baru saja jadi lalu teralih pada kotak bekal di rak dapur.
"Apa harus saya anter makanan buat dia?"

Kaiser mengambil kotak bekal tersebut dan menatapnya lama.
"Tapi nanti dia malu," gumamnya.

-
-
-

Hampir pukul 7 malam, Isagi baru pulang ke apart dengan wajah masam.

Suara pintu apart yang terbuka itu langsung menarik perhatian Kaiser yang sedang duduk di meja makan.
"Oh? Udah pulang rupanya."

Cepat-cepat kaiser menghampirinya.
"Ayo makan dulu."

"Tadi di sekolah udah makan?" tanya Kaiser. Isagi tak menjawabnya dan langsung melangkahkan kakinya ke kamarnya.

"Kamu belum makan dari semalam, ayo makan dulu, nanti kamu sakit," ujar Kaiser yang tak ditanggapi ataupun didengar oleh Isagi.

Saat Isagi ingin menutup pintu kamarnya, Kaiser langsung saja menahannya dan menggenggam erat tangan Isagi.
"Yoichi!"

"Kenapa? Kalau gue sakit, gue nyusahin elu ya?" cibir Isagi.

"Gue gak minta kasihan dan perhatian dari lo. Gue bisa jaga diri gue sendiri."

"Ayo makan," ujar Kaiser yang tetap teguh pada pendiriannya untuk mengajak Isagi makan.

"Berhenti nyuruh nyuruh gue makan!" tegas Isagi.

"Lu kalo mau makan, makan aja, gausah mikirin gue, kita berdua cuma orang asing, lu sama gue gak ada ikatan darah sama sekali,"

"Tapi saya peduli sama kamu," balas Kaiser.

My Private Tutor | KaisagiWhere stories live. Discover now