Bab.2

1.2K 13 0
                                    

namun seiring berjalannya waktu yg awalnya istriku tidak masalah dengan jarangnya aku dirumah,
sepertinya mulai jenuh,terlihat dengan tatapan mata yg dingin serta sikapnya padaku,hingga akhirnya aku memutuskan untuk menunjuk seorang karyawan yg bisa kupercayai untuk menjadi superviser,dan menggantikan 80% tugasku di perusahaan,
sehingga akhirnya aku bisa lebih sering di rumah,

Keputusanku sudah benar sebenarnya tapi sifat Jena tetap dingin bahkan saat melayaniku di ranjang,
berbagai pertanyaan kini jadi menghantui pikiranku,
apakah aku terlambat untuk meluangkan waktu lebih banyak dirumah sehingga sifat Jena menjadi dingin,
atau kah Jena sudah lelah karena sesering apapun persetubuhan yg kami lakukan,
semuanya percuma dan belum juga membuahkan hasil keturunan?

namun semua pikiran negatif berusaha ku tepis dan bersikap dewasa sebagai kepala keluarga,

Hingga suatu ketika Jena terlihat lebih agresif daripada biasanya di tempat tidur,dan ini lah awal semuanya bermula...

Jena:"kenapa kita gak nyoba sesuatu yang sedikit berbeda malam ini?" katanya dengan nada menggoda,

akupun yg berpikir jika mungkin saja hal ini bisa mengobati kejenuha, aku pun ikut bersemangat menyambut ide nya

"apapun yang kamu mau sayang,kenapa engga" kataku, yg juga sudah sangat terangsang oleh tubuh muda istriku ditambah celana dalamnya yang seksi.

Jena:"aku ingin memegang kendali,aku ingin mengikatmu."

Jantungku berdegup kencang dalam kegembiraan, aku belum pernah melihat sisi binalnya ini sebelumnya
dan itu benar-benar sesuatu yang membuatku sangat bergairah,
Dia jelas sudah merencanakan ini saat dia mengeluarkan seutas tali pendek dari laci.
Tanpa melakukan perlawanan, maka aku dengan senang hati membiarkannya menuntunku ke kursi dan mendudukkanku di sana,
penisku sekarang tumbuh menjadi setengah mengeras.

Dia duduk dipangkuan dan mengangkangiku, payudaranya yang kencang terangkat hanya beberapa inci dariku,
aku menatap belahan dadanya yang mengesankan, bagaimana mungkin aku bisa bosan dengan body seindah Jena,
jika dia mau bisa saja dia kaya dengan menjadi selebgram,
pemikiranku membuatku jadi tersenyum konyol sendiri,
saat dia mencondongkan tubuhnya, mendorong payudaranya lebih dekat ke wajahku, lalu mencium bibirku, sambil mengikat tanganku ke belakang.

jangan lupa Vote :)

Worst Case, Salah Adopsi Anak Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang