- 34 -

2.2K 227 5
                                    

"Ikut mami atau papi?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ikut mami atau papi?"

"Kamu harus pilih, Ten. Mami atau papi?" Ten hanya bisa duduk sambil menunduk di sofa ruang tengahnya.

Orangtuanya tiba-tiba datang disaat bersamaan. Ten pikir mereka telah rujuk, ternyata tidak. Bahkan mereka sudah memiliki pasangan masing-masing tanpa berkabar pada Ten, dan kini mereka memaksa Ten untuk ikut salah satu.

Ya, Ten jelas ga bisa lah. Iya aja.

"Aku ga bisa milih. Aku mau tinggal sendiri aja di sini" Ujar Ten sambil menunduk. Enggan menatap kearah orang tuanya.

"Kamu mau ngapain sendiri di sini, hah? Kamu tu anak manja yang ga bisa apa-apa. Kok hebat banget kamu mau tinggal sendiri" cecar sang papi.

Ten menggigit bibirnya. Tidak, dia tidak boleh menangis.

"kamu mau sama papi atau mami, cepet jawab, Ten. Mami gak ada waktu, mami ada janji nih" kata sang mami sembari mengutak-atik hpnya.

"Bisa ga, kalian aja yang bareng aku" tanya Ten dengan suara lemah.

"kamu udah bukan anak-anak. Jangan banyak drama" timpal si papi.

Ten menghela nafas panjang, "kalau gitu aku bakal tetap tinggal sendiri di sini. Di rumah yang dulunya punya kita."

"Tinggal pilih aja apa susahnya sih?!" bentak si papi membuat Ten tersentak.

"Pilih papi apa mami, gitu aja kok susah. Udahlah, mami ga ada waktu. Terserah kamu mau tinggal sama siapa, asal jangan mati aja" tutur si mami kemudian pergi begitu saja.

"kamu itu keras kepala banget. Papi ngajak kamu biar kamu ga sendiri. Kamu malah mau sendirian, dasar aneh."

"Bagi kalian gampang, tapi bagi aku engga. Kalian egois, dari dulu cuma mikirin perasaan kalian aja. Kalian ga bisa jadi orang tua"

"jaga mulut kamu, Ten!" Ten kemudian berdiri.

"apa! Aku benerkan? Kalian sama-sama doyan selingkuh. Ga mikir anaknya di rumah-"

~plak!

Pipi Ten memerah seketika setelah mendapat tamparan keras dari sang papi, hingga tubuh kecil itu terhempas ke lantai. Tapi tenang, ini bukan kali pertama Ten mendapat perlakuan kasar dari sang papi. Tapi tetap sakit sih.

"anak kurang ajar! Papi udah cukup malu punya anak cowo kayak kamu. Kamu mau sendirikan? Silahkan" Papinya Ten lalu mengeluarkan dompetnya dan melemparkan segepok uang pada anaknya itu hingga berserakan kemana-mana.

Ten mengepalkan tangannya, betapa hatinya sakit sekarang. Setelahnya, si papi keluar begitu saya dengan wajah memerah menahan emosi. Sepeninggal sang papi, Ten barulah luruh. Ia menangis dengan sangat keras sembari memeluk lututnya.

 Ia menangis dengan sangat keras sembari memeluk lututnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(✔) GURU [Ilyoung, Johnten, Jaeyong, Yuwin] | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang