1

37 5 0
                                    

Setelah menghabiskan 30 menit berusaha untuk meladeni istrinya yang sedang moody karena sedang menstruasi, Tabito berhasil mengajaknya untuk cuddle. "Maaf ya, ayang. Aku beneran lupa kamu lagi mens. Aku mau makan aja lupa," ucap Tabito sambil mengelus-elus rambut Sena. Sena yang sudah mulai mengantuk hanya menganggukan kepalanya pelan.

"Bito kayak ga ada cara yang lebih normal buat ngabarin istrinya. Untung aku habis ngajar maba, jadi mereka lebih clueless soal status kita," omel Sena. Kalau saja Tabito malah menitipkan amplop itu ke mahasiswa lain dan bukan maba, kecurigaan orang-orang tentang status mereka berdua malah akan makin bertambah. Tabito yang mendengar omelan istrinya cuma bisa nyengir.

"Tumben hari ini lembur. Kamu mau bikin penelitian lagi, bit?" Sena bertanya. Kalau mereka berdua sedang mengobrol, biasanya Tabito hanya menjadi pendengar dan menjawab kalau perlu saja. Sena lah yang mendominasi percakapan mereka. Alasannya? Kalau menurut Tabito yang punya fetish terhadap suara, cara Sena berbicara itu menenangkan dan adem banget, sampai kadang-kadang Tabito harus menahan dirinya. Mirip-mirip sama artis girlfriend ASMR yang Tabito sering putar sebelum ia pacaran dengan Sena, bedanya suaranya Sena lebih mantap.

"Iya, aku ada bahan penelitian baru. Baru mulai, sih. Aku maunya ngajak kamu buat jadi co-researcher. Mau ikut?"

"Mau banget lah! Kita belum pernah penelitian berdua doang, loh. Kalau pun pernah, ada orang lain yang ikut meneliti juga." Tabito tertawa kecil. "Iya juga. Udah, tidur sekarang. Kita berdua sama-sama ada kelas pagi besok."

Setelah berbincang-bincang panjang lebar, pasutri ini akhirnya tidur, masih dengan posisi memeluk satu sama lain seakan dunia akan hancur jika mereka berdua tidak cuddle.

─── ・ 。゚☆: *.☽ .* :☆゚. ───

Keesokan harinya, Tabito lah yang berangkat duluan. Dia walaupun kelihatannya hampir tiap saat cengengesan terus, dia itu salah satu dosen di Universitas Kunci Biru yang paling disiplin soal waktu. Beuh, tegas dan galak tipis-tipis bedanya. Mahasiswa telat semenit saja dia kesal dan langsung menendang mahasiswanya untuk keluar dari ruangan (sekarang dia lebih bermurah hati, toleransi mahasiswa telat Tabito ubah jadi 5 menit). Ia biasanya berangkat setengah jam sebelum jam masuk dosen, yaitu 07:30. Mau sejauh atau sedekat apapun jarak rumahnya ke kampus dia konsisten berangkat setengah jam sebelum jam masuk. Beda sama Sena yang lebih santai.

Sena biasanya berangkat mepet-mepet jam masuk. Menantang maut memang. Yang paling ekstrem saat dia telat bangun dan sampai di kampus pas di jam 07:30. Untung tidak terlambat. Tapi Sena punya alasannya sendiri. Dia sibuk berkamuflase jadi ibu dosen yang lumayan konservatif. Rambutnya yang memiliki warna asli hijau tua tidak ditutupi dengan rambut palsu yang ia biasa pakai di luar kampus. Kacamata minus diganti dengan memakai lensa kontak. Semua itu ia lakukan untuk merahasiakan statusnya dengan Tabito. Dengan begini, saat mereka berdua pergi keluar rumah berdua, orang-orang yang kenal dengan mereka akan kesusahan mengenali sosok pasangan Tabito.

Di kelas, Sena tidak peduli pada mahasiswa yang terlambat. Mau dia lulus atau tidak 'kan bukan urusan saya. Sudah dewasa, tidak perlu didisiplinkan oleh pengajarnya lagi, biarkan mereka menanggung konsekuensinya, pikir Sena.

Di kampus (setidaknya di fakultas teknik), entitas-entitas di dalamnya hanya tahu fakta bahwa Karasu Tabito sudah tidak single. Cincin emas di jari manis tangannya adalah sebuah petunjuk. Alasan Tabito sih... agak janggal. Katanya, "oh, ini couple-an sama cewek saya". Tidak ada yang tahu sosok 'ceweknya Pak Karasu'. Tidak ada yang tahu apakah Tabito masih berpacaran, tunangan, menikah, atau bagaimana. Pengecualian untuk Kenyu, sih. Itu bisa diceritakan lain kali. Sedangkan untuk Sena, ia memakai cincin pernikahannya di jari tengah. Kebanyakan mengira Sena itu masih single. Ada juga beberapa orang yang berspekulasi bahwa Sena punya pasangan, hanya saja ia tidak nyaman untuk menunjukkan kehidupan pribadinya.

LOWKEY - Karasu TabitoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang