Prolog

57 4 0
                                    

"Kalau kalian ada pertanyaan atau mau bertemu saya, tolong kontak saya melalui e-mail atau nomor saya. Saya tidak akan balas di luar jam kerja ya tolong diingat, teman-teman. Kelas dibubarkan." Dengan itu, Sena menutup sesi kuliah para mahasiswa tahun awal kali ini.

Beberapa mahasiswi mendekatinya sebelum Sena keluar dari ruangan. "Ms, waittt!"

"Oh, ada apa ya?"

"Anu, aduh kamu deh yang bilang!" Seorang mahasiswi menyenggol lengan teman sesama mahasiswinya. Temannya berdecak. "Tadi sebelum kelas mulai, Pak Karasu nitip amplop ini ke kita buat Ms Sena." Salah satu dari mereka menyodorkan sebuah amplop coklat kepada Sena. Sena kaget, tapi ia tahu, ia harus mengatur ekspresi wajahnya di depan para mahasiswinya ini.

"Terima kasih ya. Memang bapak muda satu itu aneh sekali sejak saya jadi dosen tetap." Banyak tanda tanya terlihat di wajah-wajah mereka, Sena tertawa kecil. "Pas saya masih kuliah S2, saya jadi asdos nya Pak Tabito. Ini isinya referensi penelitian." Sena menunjuk pada amplop coklat tersebut, mahasiswi-mahasiswi tersebut hanya bisa menganggukan kepala mereka.

"Ok deh. Sekali lagi, terima kasih ya teman-teman. Saya duluan!" Sena pun akhirnya pamit untuk pulang.

─── ・ 。゚☆: *.☽ .* :☆゚. ───

"Ah elah, lembur mulu gue!"

"Gimana rasanya nambah sks? Tipes?"

"Mental break dance, ken."

"Lemah lu, kar. Liat noh, bini lu baru jadi dosen udah kuat ngajar 12 sks-"

"Bacot, Yukimiya Kenyu. Lihat sikon dong!" Mulut Kenyu dibekap oleh teman sesama dosennya, tak lain tak bukan Karasu Tabito. "Maaf, bit. Gue lupa kalian backstreet. Oh, sekalian dah. Lu udah ngabarin Sena?" Kenyu mengecilkan suaranya. Untung saja mereka sedang berada di kantin fakultas yang sangat sepi.

"Gue nitip amplop ke mahasiswi yang punya kelas sama dia. Mau tahu ga isinya apa? Isinya surat permintaan maaf kalo gue bakal lembur, coklat, sama-"

"Iya, iya cukup Tabito. Lu ga perlu jelasin semua. Iya, gue tahu gue jomblo." Tabito hanya memberikan Kenyu cengiran khasnya yang menyebalkan.

─── ・ 。゚☆: *.☽ .* :☆゚. ───

Ting tong.

Suara bel rumah Sena berbunyi. Tabito udah pulang, akhirnya. Sena membuka pintu rumahnya.

"Selamat datang, jagoanku." Sena tersenyum lebar pada Tabito. Meski sudah bertahun-tahun bersama, Tabito tidak bisa tidak salah tingkah tiap Sena memanggilnya dengan nama panggilan yang bermacam-macam. Tabito cuma bisa senyum sinting.

"Hehehe, kiss di sini dong? Please?" Tabito menunjuk pada kedua pipinya. Sena hanya memutar matanya. "Ga. Kamu bau habis lembur lama, bete aku." Otomatis, Tabito panik pakai banget. Sena kenapa tiba-tiba moody begini? "Ayang, aku emang habis ngapain? Aku ada salah? Kalau gitu maaf ya."

"Pikir aja sendiri. Masuk rumah, mandi. Kalau kamu masih laper, tuh aku beli takeout. Angetin kalau mau dimakan." Sena pergi ke dalam rumah meninggalkan Tabito yang masih mematung di depan pintu.

"Huh, emang tanggal berapa sekarang sih?" Tabito membuka kalender di ponselnya. Ia membelalakkan matanya.

"Hari kedua ternyata. Pantes aja. Payah lu Tabito..." Pria malang tersebut menampar pipinya sendiri pelan-pelan.



note.
Thank you for my friends bcs they r willing to read this even tho they dont watch BL, ily guys so much!! <33

LOWKEY - Karasu TabitoWhere stories live. Discover now