20.Murid pindahan

314 34 41
                                    

Halo:D
.
.
.
.
.

****/////****

Hari-hari berlalu setengah damai.

Hubungan Kaiser dan Isagi semakin membaik. Begitu pula dengan yang lain, termasuk Otoya.  Meski butuh waktu agak lama, tetapi Otoya akhirnya mau berbaikan walau ada sedikit paksaan.

--Sekolah--

Di dekat lapangan sekolah, tepatnya tempat literasi.

Kaiser dan teman-temannya berkumpul. Saat ini mereka sedang membahas hal yang sangat penting.

Aiku duduk dengan posisi satu kaki diangkat sambil makan pop mie.

"IZ mah... Tinggal satset satset aja gue~" ujarnya.

"Gue sih pasrah aja ya, berserah diri sama yang di atas." ucap Karasu sambil buka tutup pancis.

Otoya membalik halaman buku lalu mengangguk setuju. "Gue juga. Lagian yang lebih goblok dari gue masih ada kok, jadi gak perlu panik."

Kaiser tertawa hampa. "Yang lebih goblok dari lu mah udah bukan goblok lagi namanya..."

"Meremehkan gue lu. Gini-gini nilai gue paling tinggi di MTK." balas Otoya songong.

"Lu pacarin tu guru, gimana gak dikasih nilai tinggi. Tolol." celetuk Nagi.

"Bukan tolol, bijakk." -Otoya

"Berisik. Kalian mau belajar apa nggak? Gue lagi sibuk." Sae yang sejak tadi diam akhirnya angkat suara.

Yukimiya tiba-tiba manggil dia ke sini kirain buat apa, ternyata nyuruh ngajarin ni orang-orang goblok.

Sae mendengus kasar. Kayak gini mending ngajarin anak sd rumus pitagoras dari pada mereka ini.

Sae kembali mengetuk papan tulis kecil yang ia pegang kemudian bertanya lagi dengan wajah datar.

"Ini... Sudah paham kan? Kita hitung pakai rumus yang ini... Jadi jangan sampe ketuker. Kalo salah urutan, hasilnya jadi beda." jelas Sae sambil mengetuk-ngetuk papan tulis tersebut.

Ini kali ke 3 dia menjelaskan soal yang sama. Otak orang-orang goblok emang agak lain...

Setelah beberapa saat, Karasu mengangguk dan tersenyum puas. "Ohh gituu~ oke oke!"

Sae mengangkat alisnya dan seolah menaruh harapan pada Karasu, bertanya pelan. "Udah paham?"

Karasu menggeleng. "Nggak sih. Tapi gue ngerti."

Sae. "Maksud lo gak paham tapi ngerti apa bngst."

"Sabar bro, kalo ngajarin gak boleh marah-marah." Aiku berusaha menenangkan Sae yang sudah mulai tampak kesal.

Otoya mengangguk. "Iya, mana bisa marah-marah gitu kalo ngajarin."

"Gue kalo jadi dia juga bakal marah." Nagi menatap rendah sekumpulan orang bego itu.

"Berisik lu. Kalo pinter makanya ajarin your senior ini, dasar pelit ilmu lu." pungkas Karasu.

Nagi mengerutkan keningnya dan tersenyum miris. "Orang pinter kek Yukimiya aja kabur pas diminta ngajarin lu pada... Ngarep apa lu dari gue?"

"Gak menerapkan ilmu padi lu. Punya ilmu disimpen sendiri."

"Bacot goblok. Tua bangka ngitung gitu doang gak paham. 12 tahun belajar apaan lu?"

Perdebatan antara Nagi dan Karasu berlanjut.

Sae yang melihat itu hanya bisa membuang spidol di tangannya ke sembarang arah.

RANDOM SKUL! ||BlueLock||Where stories live. Discover now