prolog

879 84 14
                                    

author notes:
tolong baca tagar pada deskripsi, cerita ini mungkin menimbulkan trigger bagi beberapa orang.









Januari 1st, 20xx

“Selamat tahun baru!!!”

Seruan selamat dan riuh terompet memenuhi dunia. Acara ini tampak seperti agenda tahunan yang wajib walau sebenarnya tidak juga.

“Jiwon eonni, apa resolusimu tahun ini?”

wanita yang dipanggil sebagai Jiwon itu melambai pada kamera dengan senyum pada wajah cantiknya. ia nampak berpikir sebentar, “aku mau tahun ini menjadi puzzle yang harus aku selesaikan. kamu tau kan, hidupku selama ini datar-datar aja? aku mau ada tantangannya.” katanya yakin.

gadis 15 tahun dengan handycam itu menggeleng pelan, “kalau begitu eonnie harus menyiapkan hati yang begitu besar.”

“tidak masalah. semakin besar tantangannya, semakin tertarik aku.” jawabnya yakin.

“ayo anak-anak makan dulu!” interupsi wanita setengah abad membuat semua orang kompak menghampirinya.

di sinilah jiwon menghabiskan waktunya, panti asuhan. dia sudah lama berkecimpung dalam dunia amal dan sejenisnya. walau punya apartemen sendiri, dia sudah nyaman dengan kehidupan sosialnya sebagai relawan. toh, kedua orang tuanya telah tiada akibat kecelakaan tunggal di jalan tol 7 tahun yang lalu. dia pikir dia sudah nyaman memiliki keluarga baru sekarang. di usianya yang ke 25, dia menjadi donatur tetap dan terbesar di panti asuhan ini. oh, jangan lupakan bahwa ia juga donatur tetap di panti jompo dan panti asuhan anak-anak istimewa.

sebenarnya, jiwon berpikir untuk mengakhiri hidupnya setelah kekayaan orang tuanya habis digunakan untuk beramal. namun sayangnya, Tuhan memiliki rencana lain, dia malah menjadi pembicara di acara-acara amal dan menjadi ikon dermawan bagi anak muda. pikiran buruk itu pun berubah, ia malah menambah kegiatannya, bergabung di organisasi-organisasi sebagai anggota tidak terikat. akhirnya ia menjadi relawan untuk bencana alam, bersih-bersih pantai, bahkan ke zona perang jika ada. dia memutuskan untuk menghabiskan seluruh hidupnya menjadi relawan, setidaknya dia akan berguna bagi orang lain.

“tidak mungkin aku setuju dilahirkan jika Tuhan tidak menunjukkan jalan hidupku sampai mati. aku yakin jika banyak sekali orang yang merasa tujuan hidupnya adalah untuk sia-sia. akupun begitu, namun melihat ratusan tangan ratusan mata dan ratusan bibir mengucap terimakasih dan rasa syukur——membuat aku sadar, jika tidak menjadi apa-apa itu bukan masalah besar. lagipula, kita bukan center of the world.” kikiknya di akhir kalimat.

pembawa acara tampak kagum sekali dengan wanita cantik dihadapannya ini, “lantas nona jiwon, apakah ada tujuan hidup lain bagi anda? maksud saya, kehidupan pribadi, mungkin?” tanyanya penasaran.

Jiwon tau jika pertanyaan ini sewaktu-waktu akan dipertanyakan. dan ia sama sekali tidak masalah.

“untuk saat ini? tidak ada. aku merasa mereka semua adalah hidupku. aku tidak membutuhkan apapun lagi.” jawabnya dengan seulas senyuman pada wajahnya.

para audience tampak kagum padanya, begitu juga dengan sang pembawa acara. siapa yang tidak mengenal baek jiwon saat ini? dalam sebulan, suaranya mengisi podcast bersama publik figur. wajahnya pasti berada dalam koran maupun majalah dengan wawancara. bagi orang-orang besar di dunia amal pasti mengenal atau setidaknya tau sosok Jiwon ini. bagaimana tidak, dia sangat membatasi orang baru yang masuk dalam hidupnya. seolah dia hidup dalam lingkaran yang ia buat sendiri.

“baiklah nona jiwon, tapi saya mohon untuk menjawab pertanyaan ini. kolom komentar kami penuh dengan pertanyaan ini.” kekehnya pada akhir kalimat, jiwon yang daritadi duduk dengan menyilangkan kaki kanannya diatas kaki kiri serta kedua tangan pada lututnya turut tertawa. seolah-olah tau pertanyaan apa itu.

“bisakah anda deskripsikan lelaki idaman anda?”

sorakan terdengar, mereka benar-benar penasaran. sedangkan jiwon menimang jawaban apa yang harus ia berikan, matanya melirik langit-langit studio. lalu ia mengambil microfon yang berada di sisinya. “aku rasa... aku menyukai laki-laki yang lebih tinggi dan lebih tua dariku. humor yang bagus, tampan, pekerja keras, dan... menyimpan rahasia besar dalam hidupnya.”

















visualisasi:

baek jiwon, 28 tahun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

baek jiwon, 28 tahun

park soohyun, 33 tahun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

park soohyun, 33 tahun



07042024

Behind The Life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang