Jeno dan Jaemin tak menyadari apa yang terjadi pada Renjun, mereka tak menangkap ketidak nyamanan Renjun disana. Dan hanya melanjutkan semua perbincangan dengan orangtua mereka.

Karena kejadian malam itu, Renjun jadi semakin ragu untuk bertemu lagi dengan orangtua Jeno dan Jaemin. Setelah hari itu, Renjun banyak memikirkannya dan rasanya begitu memalukan menginjak lagi rumah itu setelah ia pernah diminta pergi dari kehidupan dua putra kesayangan di rumah itu. Ia yang diam-diam berharap mendapat kehangatan yang selalu ia inginkan, disaat ia justru pernah mengacau.

Rasanya menyedihkan menjadi dirinya.

"Malam tahun baru nanti seperti biasa ya?" Jeno mengecup pipi Renjun, dan memeluk pinggangnya mesra.

Maksud Jeno adalah kebiasaannya yang selalu ikut hadir di acara keluarga Jeno, bahkan acara tahunan seperti itupun Jeno selalu membawanya ikut. Dan Renjun biasanya selalu mengiyakan dengan senang hati, tapi sekarang rasanya begitu menakutkan.

Iya, Renjun takut merasakan ketidak nyamanan. Takut merasakan kecanggungan yang lebih parah dengan anggota keluarga Jeno yang lain.

"Untuk sekarang mungkin aku tak bisa, aku sudah ada janji dengan kak Mark." Bohong, Renjun hanya enggan datang kesana.

Jeno menatapnya dengan kecewa. "Tahun kemarin juga kau denganku."

"Justru karena itu." Cengir Renjun. "Jadi tahun ini aku dengan kakakku."

"Aku akan meminta Jaemin membujukmu." Ucapan Jeno ini benar-benar terjadi.

Jaemin membujuknya untuk ikut, tapi Renjun sama kukuhnya dengan kebohongannya. Ia benar-benar tak berpikir untuk memaksakan diri lagi bertemu keluarga Jeno dan Jaemin.

"Kalau aku bersama kalian, bagaimana dengan janjiku pada kak Mark? Aku memiliki banyak hutang budi padanya, tak mungkin aku menolak ajakan kecilnya sekarang." Renjun semakin memperkuat kebohongannya. Dan Jaemin terlihat luluh.

Tangan Jaemin membelai wajah Renjun. "Baiklah."

"Tapi kalau kau berubah pikiran, atau kak Mark membatalkan janjinya tiba-tiba segera beritau aku atau Jeno, ya?" Jaemin masih memikirkan kemungkinan Renjun untuk ikut.

Dan Renjun hanya menjawabnya dengan kekehan pelan.

Hari itu Renjun menatap apartemennya dengan hampa, Jaemin dan Jeno tadi sempat kemari untuk mencoba membujuknya lagi agar mau pergi ke acara keluarga mereka nanti malam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hari itu Renjun menatap apartemennya dengan hampa, Jaemin dan Jeno tadi sempat kemari untuk mencoba membujuknya lagi agar mau pergi ke acara keluarga mereka nanti malam. Tapi Renjun tak merubah keputusannya, ia bahkan berpura-pura akan berangkat juga untuk pergi dengan kak Mark. Dan dengan itulah kedua adik kakak itu mau pergi tanpanya.

Sekarang Renjun berjalan menuju balkon, menatap langit yang mulai menggelap. Dalam beberapa jam itu akan dihiasi banyaknya letupan kembang api, Renjun merasakan hatinya mencelos menyadari ia hanya sendirian di saat orang lain akan menghabiskan waktunya dengan keluarga atau teman mereka. Haruskah ia benar-benar pergi menemui kakaknya? Renjun merasa begitu sedih jika sendirian dengan semua pikirannya yang entah sejak kapan selalu terasa penuh.

Done For Me ✔Where stories live. Discover now