BAB. 04

6 0 0
                                    

Serial
JAKA LELANA
Pendekar Pedang Bayangan
DENDAM PENDEKAR LIAR
Karya
Lisana Ulfa

Walaupun terluka parah Datuk Suta Kecik masih sanggup berlari hingga ke pendopo kabupaten Pakualaman, secara kebetulan tiga saudara tuanya Datuk Alam Gadang, Datuk Suta Dua dan Datuk Alam Tigo sedang berbicara di muka halaman kadipaten, sontak ketiganya berlari saat melihat adik seperguruannya tersungkur muntah darah di depan gapura kadipaten, beberapa prajurit jaga segera mengangkat sosok berjubah merah yang mereka kenali adalah para sesepuh abdi dalem khusus Adipati Garang Muko.
Setibanya di hadapan ketiga saudara tuanya, Datuk Suta Kecik cuma bisa berkata, "Alam Suta, tewas di tangan si pendekar liar depan kedai ujang lapuak di ujung kota kadipaten " setelah itu kembali keluar darah kehitaman dari mulut sang Datuk, dan kemudian diam tak bergerak untuk selama lamanya.

Datuk Alam Gadang dan kedua saudaranya langsung memeriksa keadaan Suta Kecik, begitu mengetahui adik seperguruannya itu sudah tidak bernyawa lagi, ketiganya langsung melompat dan berlari ke arah kandang kuda, Datuk Suta Dua sempat meminta beberapa pengawal agar menyusui dan membawa beberapa prajurit ke kedai ujang lapuak di sudut kota kadipaten.

No. 31.

Namun setibanya di sana, tidak satupun orang dia temukan, kecuali kedai nasi yang terbakar habis dengan bara api yang masih menyala berkobar besar hingga menimbulkan hawa panas ke mana mana dan mayat mayat para prajurit serta enam orang murid partai tapak merah dan Datuk Alam Suta.
Ketiga dedengkot partai tapak merah ini di buat geregetan, mereka memang pernah mendengar sepak terjang tokoh yang berjuluk si pendekar liar, ganas, buas dan kejam dalam menghadapi musuh musuhnya,
Menurut kabar yang beredar di kalangan para tokoh pendekar dunia persilatan, tidak ada yang di beri ampun bila sudah berhadapan dengan pendekar satu ini, baik itu dari golongan putih maupun hitam pasti tewas mengenaskan.
Seperti yang sudah di ceritakan sebelumnya setelah memukul hancur bangku panjang yang tersisa di depan kedai ujang lapuak, Datuk Alam Gadang dan kedua saudaranya pulang kembali ke kadipaten dengan kemarahan yang luar biasa.
Sore itu juga seluruh murid partai tapak merah di kumpulkan, murid yang semula berjumlah dua puluh orang kini tinggal empat belas kemudian di bagi jadi dua kelompok, dan di sebar ke dua arah, tugas mereka mengejar dan mencari tau di mana si pendekar liar berada, namun sayang di antara seluruh murid murid anggota partai tapak merah tidak ada yang tau, bagaimana ciri ciri pendekar liar itu sendiri.

No. 32.

Sepekan keempat belas murid partai tapak merah mengelilingi seluruh kadipaten Pakualaman, namun mereka tidak menemukan orang yang berjuluk si pendekar liar, bahkan setelah kabar tewasnya dua tokoh tangan kanan Adipati Garang Muko itu, kedai ujang lapuak tidak di perbaiki, ujang lapuak sendiri hilang entah kemana, sementara para warga kadipaten semakin ketakutan karena murid murid partai tapak merah tak segan segan menganiaya warga apa bila pertanyaannya tidak di jawab dengan benar.
Ada tiga rumah warga yang di buat porak poranda, bahkan ada satu orang warga yang tewas di pukul oleh salah seorang murid partai tersebut.
Setelah kejadian besar di kedai nasi Ujang lapuak, prajurit jaga kadipaten semakin ketat, apa lagi sempat tersiar kabar, kalau pendekar liar adalah orang yang ingin merebut tahta kadipaten dari tangan Datuk Adipati Garang Muko, bukan hanya itu, Adipati tua ini segera mengirim utusan pada Paduko Rajo Gadang Sutan Alam Marajo di keraton agung Alam Marajo untuk meminta bantuan guna mencari dan menyingkirkan si pendekar liar.

Tujuh hari kemudian bantuan dari keraton pun datang, lima perwira muda pilihan dan dua tokoh silat keraton di tugaskan oleh Sutan Rajo Gadang untuk membantu orang orang Datuk Adipati Garang Muko mencari si pendekar liar hingga jauh keluar dari kadipaten Pakualaman.

Serial JAKA LELANA Pendekar pedang bayangan.DENDAM PENDEKAR LIAR Where stories live. Discover now