08. Pertemuan Semu

Start from the beginning
                                    

"Iya."

Harris kembali meminum coklat panasnya, hal yang benar-benar membuatnya senang adalah coklat panas. Sesaat setelah itu, Harris kembali bertanya-tanya pada pria disampingnya.

"Aku Harris, kamu?"

"Arion."

"Ga kamu minum?"

Yang diajak bicara hanya menggeleng. "Saya ga terlalu suka coklat."

"Katanya ya, coklat itu bisa bikin kita jauh lebih tenang. Cobain dulu deh, enak tau." Ujar Harris, meyakinkan. Mau tak mau Arion menuruti perkataan Harris, ia minum sedikit coklat panas pemberian Harris.

"Manis." Ujarnya tak suka.

"Itu yang bisa bikin stres kamu hilang."

"Emang iya?"

"Iyalah."

Arion kembali meminum coklat panas tersebut, kali ini lebih banyak. Harris yang melihat hal itu tersenyum senang sebagai pecinta nomor satu coklat panas.

"Kamu bohong ya?"

"Bohong apa?" Senyum Harris luntur, digantikan dengan kedua alisnya yang mengerut.

"Saya udah minum coklat panasnya, tapi saya rasa saya masih stres." Tawa Harris terdengar nyaring, tetapi Arion justru tersenyum tipis karena itu. Pemuda ini berhasil membuat Arion melupakan masalahnya sejenak.

"Ya ga gitu juga, kamu pikir ini sihir?" Gelak tawanya masih ada, namun tak senyaring tadi.

"Berarti kamu bohong."

"Itukan katanya, bukan kataku."

"Tapi kamu yang ngomong."

Skak, Harris sudah tak bisa lagi membela diri. Mungkin memang karna Arion tidak menyukai coklat, rasanya jadi sia-sia. Namun berbeda dengan apa yang ada dipikiran Arion. Yang menghilangkan rasa stresnya bukanlah coklat, tapi pemuda asing yang memberinya coklat panas dengan cara memaksa.

"Selain stres, kamu juga lagi sakit ya?"

Arion melirik kearah Harris, lalu mengalihkan perhatiannya pada langit jingga. "Engga." Jawabnya dengan singkat.

"Tapi tangan kamu dingin banget? Pucet juga keliatannya." Harris kembali menanggapi jawaban Arion.

"Sekarang kan turun salju, saya kedinginan."

"Dingin? Mau pakai mantel ku ga? Aku pakai jaket lagi kok."

"Ga perlu." Arion memejamkan matanya perlahan. "Saya udah terlalu jauh dari kata hangat."

"Kenapa gitu?"

"Menurut kamu?"

"Kamu lagi patah hati ya?"

Arion membuka kembali matanya, menatap dengan tatapan bertanya pada Harris.

"Ngomong kamu kaya orang sadboy." Sekian detik kemudian Arion terkekeh kecil, tak menyangka Harris akan mengartikan kearah sana.

"Nanti kamu tau sendiri."

"Kapan?"

"Kalau kita ketemu lagi." Wajah Arion kembali datar, tak terbaca. Membuat Harris penasaran, tapi juga merasa cukup senang. Sepertinya saat nanti mereka bertemu lagi, ia akan mengajak Arion untuk berteman.

"Oke berarti kita harus ketemu lagi, ya."

"Iya, tolong temui saya lagi."

Setelah mendengar itu, Harris tersenyum hangat dan mengangguk. Arion memperhatikan aura positif yang terpancar darinya, namun tak ada perubahan dalam dirinya yang terlanjur karam.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 15 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

OUR UNIVERSEWhere stories live. Discover now