Bab 7 - Nyaman

1.2K 214 14
                                    

Riuh tepuk tangan membuat Abil melebarkan senyuman. Pasalnya, ini tidak seperti yang ia kira pun tidak seperti biasanya. Hampir semua mata tertuju padanya, bahkan sepertinya mereka mengangkat ponsel hanya untuk merekam atau mengambil video serta foto dirinya yang sedang duduk memeluk gitar itu.

Pasti ini semua karena lagu yang ia bawakan malam ini, lagu yang sedang populer dan sangat di rekomendasikan oleh kakaknya siang tadi.

Ternyata kakaknya lebih paham, tingkat pemilihan lagu untuk adik kecilnya ini. Sehingga Abil berhasil menarik perhatian para pengunjung kafe malam ini.

Sepertinya, ia harus memberikan hadiah pada kakaknya karena sudah membantunya memilihkan lagu untuk ia bawakan.

"Terimakasih semuanya, sampai jumpa minggu depan ya!" kalimat penutup Abil diikuti dirinya yang turun dari panggung khusus penyanyi di sana.

Malam ini, Abil datang sendiri ke sini. Tanpa ditemani Deva sahabatnya. Biasanya Deva setia menemani, tapi malam ini katanya gadis itu sedang demam. Mungkin akibat kelelahan.

Seandainya Abil tidak memaksakan diri, tubuhnya juga pasti terasa lemah karena merasakan lelah yang sama dengan Deva. Tapi Abil berusaha memenuhi pekerjaannya selalu. Karena ini adalah perjuangan yang tidak akan Abil sia-siakan.

Meminta Nando menemani, percuma saja. Pria itu masih berada di kampung halamannya dan belum kembali ke indekos nya di Jakarta. Urusan keluarganya belum selesai mungkin, sehingga ia mengambil cuti di kampus terlebih dahulu.

"Ka Abil, tolong minta tanda tangannya dong di sini" seorang wanita berseragam rapih, khas pelayan Star kafe ini menghampirinya. Mengulurkan secarik kertas dan sebuah bolpoin. Demi meminta tanda tangan Abil yang tidak penting itu.

"Oke mba" Abil tetap menerima, bagaimanapun. Ia tetap harus bersikap ramah.

"Ka Abil, di sini ada menu baru loh. Lagi viral" ujar mba mba pelayan yang berdiri memperhatikan Abil menandatangani kertas darinya tadi.

"Menu apa tuh mba?"

"Milk Bun Thailand ka, enak banget ada varian rasa coklat, strawberi sama vanila" jelasnya lagi.

Pelayan itu hafal sekali jika setiap Minggu Abil selalu menanyakan perihal menu baru di kafe kesayangan kakaknya ini. Ya, ia menanyakan menu baru untuk membeli lalu memberikan pada kakaknya. Karena kakaknya sudah sering datang ke sini hanya karena ingin mencicipi menu terbaru.

Dan sepertinya, itu peluang yang sangat bagus. Abil tertarik membelinya untuk diberikan pada Caca. Itung-itung berterima kasih karenanya malam ini hampir semua pengunjung kafe antusias mendengarnya bernyanyi sembari memetik gitar.

"Aku mau dong mba, Milk Bun nya rasa . . Coklat, strawberi sama vanilla"

"Oke ka Abil, saya persiapkan pesanannya ya. Tunggu sebentar!"
Mba mba pelayan itu pergi meninggalkan Abil dan secarik kertas juga bolpoin yang diterima darinya tadi.

Daripada berdiri terlalu lama, Abil memilih untuk menarik satu kursi lalu duduk di sana. Di hadapan kasir sembari menunggu pesanannya datang.

Pelayanan cepat, itu mungkin kelebihan dari Star kafe. Kafe yang cukup elegan nan mewah ini memberikan kualitas yang sangat baik. Abil juga tidak sampai bosan menunggu sampai pesanannya datang. Karena pelayan sudah berada di hadapannya menyerahkan tote bag makanan berisi menu pesanan milik Abil.

"Ka Abil, ini ada promo khusus untuk kakak"

Siapa sangka, diberikan promo. Uang sakunya tidak berkurang terlalu banyak jika begini.

"Waw, makasih banyak ya mba"

Abil menerima pesanannya, lalu berjalan melewati beberapa pengunjung kafe yang tersenyum saat Abil lewati. Mengendarai Vespa kesayangan adalah satu-satunya jalan untuk Abil berkegiatan. Seperti saat ini. Ia memasukan tote bag berisi makanan itu ke dalam bagasi motornya. Abil tidak lupa memakai sweater agar angin malam tidak mengusik kesehatannya.

Pintu yang samaWhere stories live. Discover now