"Aku yang butuh sesuatu atau kamunya yang kangen?" Goda Vanessa, ia menaik turunkan alisnya.

"Mas yang kangen. Walaupun udah setiap hari Mas lihat kamu, tetap aja kalo kamu nggak ada disamping Mas, Mas kangen sama kamu." Ucap halo dek satu itu.

"Kamu udah tamat banget ya halo dek nya. Hebat banget ngegombalnya dari hari ke hari." Ledek Vanessa.

"Mas nggak kayak gitu loh, Mas nggak pernah kayak 'halo dek' yang orang orang bilang." Bantah Mayted.

"Jujur deh Mas, kamu selama di akademi pasti banyak yang ngejar kan?" Ucap Vanessa.

"Nggak ya, emangnya Mas kayak kamu?" Mayted malah melempar pertanyaan itu kepada pacarnya sendiri.

"Loh kok aku yang kena?" Vanessa tak terima.

"Kamu banyak yang naksir, lihat aja tuh artis artis seumuran kamu banyak yang minta ketemuan. Belum lagi anak anak pejabat lainnya." Ucap Mayted dengan nada tidak sukanya.

"Kok Mas bisa tahu?" Tanya Vanessa heran.

"Kamu lupa kalo jadwal dan semua urusan kamu itu harus nyampe ke Mas dulu sebelum ke Bapak?" Ujar laki laki itu.

"OALAH PANTESAN YA KALO ADA HAL KAYAK GITU TIBA TIBA SERING DIBATALIN ITU KERJAAN KAMU YA?" Curiga Vanessa dengan histeris.

"Nggak, itu Bapak." Balas Mayted.

"Kamu habis loh kalo pake tameng Kakek." Ancam gadis itu.

"Beneran sayang, Bapak yang nggak izinin. Mas cuma terima beres aja karena kan semua perintah ada di Bapak. Tapi, Mas ada senengnya sih karena Bapak kayaknya ngerti perasaan Mas deh." Ucap Mayted.

"Halah itu kamu lagi dapat untungnya aja." Ucap Vanessa.

"Iya makanya Mas senang kalo Bapak ada di pihak Mas, padahal saat itu Mas belum jujur sama Bapak." Sahut laki laki itu.

"BENTAR... INI KENAPA JADI AKU? KAN AKU NANYA KAMU?!" Vanessa tiba tiba tersadar.

"Mas jujur sayang, nggak ada yang ngejar. Tapi nggak tahu kalo ada yang suka diam diam." Ucap Mayted dengan jujur.

"Berarti ada yang suka?" Tanya Vanessa.

"Ya mungkin ada." Ucapnya lagi.

"Tahu dari mana?" Tanya Vanessa dengan jiwa cemburunya yang mulai terlihat.

Mayted tertawa melihat perubahan ekspresi Vanessa, laki laki itu tahu gadisnya sudah cemburu dan tak suka. Tapi memang kebiasaan perempuan mencari tahu hal yang sebenarnya ia tak suka.

"Temen temen Mas banyak yang bilang, tapi Mas nggak pernah tanggepin itu. Udah nggak usah dibahas." Mayted mencubit pipi gadis itu pelan, ia sudah tahu Vanessa mulai cemberut.

Vanessa menatap dirinya seperti curiga, tapi setelahnya fokus gadis itu buyar karena ada pesan masuk dari ponselnya.

"Siapa?" Tanya Mayted penasaran, awas aja kalo laki laki yang mengirim pesan kepada pacaranya itu.

"Ih kepo banget." Ledek Vanessa.

"Oh gitu mainnya, yaudah." Mayted justru mengancam balik.

"Kating aku, Mas." Jawab gadis itu tapi pandangannya tetap sibuk ke ponsel.

"Cowok atau cewek?" Tanya Mayted lagi.

"Cowok." Ucap gadis itu.

"Ngapain ngechat kamu?"

"Ngajak ketemuan."

"Berdua aja?"

"Iya kayaknya, ngajak buka puasa bareng di Park Hyatt."

He Fell First and She Never Fell?Where stories live. Discover now