"Aku ada dimana?"

Gadis itu terus saja memalingkan wajahnya kesegala arah, berharap dirinya bisa menemukan sesuatu hal.

Ia kemudian memilih untuk berjalan tak tahu kemana arah tujuannya. Hanya berharap bahwa ia akan menemukan rumah salah seorang warga yang mungkin bisa memberi tahu dimana dirinya kini berada.

Tak lama kemudian ia melihat sebuah siluet seekor binatang yang begitu besar, mencoba menghampirinya.

Ia sedikit terkejut dengan kedatangan binatang itu. Binatang yang pernah ia lihat sebelumnya, disuatu tempat.

Seekor rusa putih besar datang padanya. Memberikan suatu penghormatan kecil untuknya.

"Apapun yang anda inginkan, katakan pada saya Yang Mulia" ucap sang rusa pada gadis malang yang tersesat.

"Dimana aku berada kini?" tanya sang gadis pada rusa putih itu.

"Anda berada di Narnia Yang Mulia, tepat sehari setelah anda lahir disini"

"Apa maksudmu?"

Rusa putih itu kemudian berjalan pergi ke suatu tempat yang entah kemana tujuannya. Gadis yang tidak tahu apa-apa hanya bisa mengikuti kemana rusa putih itu akan membawa dirinya pergi.

Melewati hutan yang penuh dengan salju putih dan rasa dingin yang mulai terasa amat sangat kini.

Hingga sampailah mereka disebuah kastil yang begitu megah dan besar.

Gadis itu menatap kagum kastil tersebut dan mencoba mengingat bahwa kastil itu mirip dengan tempat yang ia singgahi kini.

"Tempat ini.." gumam sang gadis menatap bangunan megah dihadapan dirinya.

"Anda benar, ini adalah Cair Paravel. Tempat dimana anda dilahirkan" ujar rusa putih memberi tahu.

Rusa putih itu kini berjalan masuk ke dalam kastil dan diikuti oleh gadis itu. Gadis itu menatap setiap ornamen yang ada di dalam kastil, seolah tak ada yang berubah dari yang ia lihat.

Tak lama keduanya tiba disebuah ruangan yang besar. Seorang wanita cantik tengah menggendong seorang bayi mungil yang cantik.

Tak ada yang menyadari kehadiran keduanya, seolah memang tak ada yang bisa melihat keduanya disini.

"Ayhenna, kita harus segera membawa bayi itu pergi dari sini!" ucap seorang pria dengan kaki seperti kambing.

"Tapi, aku tak bisa meninggalkan bayi kecil ini sendirian diluar sana" ujar sang wanita cantik yang tengah memeluk bayi mungil itu.

"Jadis sudah mengetahui bahwa bayi ini telah lahir Ayhenna. Apa kau ingin bayimu dihabisi olehnya?" kata pria faun itu frustasi.

Ayhenna menggeleng dan kemudian menatap bayi kecil yang tertidur di dalam pelukannya.

"Aku tidak tahu, dimana aku harus membawanya pergi. Aku sudah tak punya siapa-siapa di duniaku, aku sendirian dan sekarang aku harus meninggalkannya sendirian juga? Diantah berantah?"

Tiba-tiba seorang pria datang dengan tergesa-gesa dan raut wajahnya memperlihatkan kekhawatiran yang terasa amat sangat.

Pria itu mendekati sang wanita dan bayinya. "Aku akan membawanya pergi, ketempat dimana ia akan aman"

"Tapi Alexander" ucap Ayhenna yang mulai berkaca-kaca menahan tangis karena harus berpisah dengan bayi kecil yang baru dilahirkannya.

Pria itu mendekatinya dan memeluk Ayhenna yang menahan tangisnya.

It was Love❤ Peter Pevensie Where stories live. Discover now