"Mom istriku..hiks...dia...dia.." xavier bener bener terisak di pundak sang momy air matanya meluruh begitu saja tak peduli walau xabiru menatapnya aneh.

"Syuttt jangan menangis sayang..istrimu baik baik saja." xiana berucap sambil mengelus punggung tegap sang anak, ia xalio dan xabiru sudah mendengar semuanya dari dokter yang tadi menangani zee.

"Mom hiks..bagaimana bila zee membenciku hiks..a-anak ku mom" pria itu terus memikirkan hal yang mengganggunya bagaimana bila zee membenci dirinya apa yang harus ia lakukan, xavier benar benar tidak bisa membayangkan hal itu.

"Sudah sayang,nanti momy akan membantu menjelaskan pada menantu momy hm..jangan berpikiran seperti itu." ucap xiana mencoba bersabar.

"Heyy bocah lepaskan pelukanmu dari istriku." xalio menarik xavier menjauh dari xiana, membuat sang putra menatapnya dingin dan penuh permusuhan.

Sementara xiana hanya bisa menghela nafas, kenapa sang suami selalu cemburu?bahkan pada anaknya sendiri.

Xabiru menepuk pundak xavier mencoba menenangkan.

"Sabar yaa brother ini cobaan yang harus lu cobain, jadi jangan semangat tetap menyerah." bukannya memberi kata kata menenangkan xabiru malah berulah yang membuat xavier menatapnya datar.

"Ck,jangan sentuh." xavier menepis tangan xabiru yang bertengger di pundak tegapnya.

Xavier terduduk kembali dengan xabiru yang berdiri di sampingnya dan kedua orang tuanya yang di sisi lain brangkar zee.

"Gapapa bang, nanti tinggal coba lagi." ucap xabiru.

"Coba lagi apa?." tanya xalio menatap penasaran pada xabiru yang juga menatapnya.

"Buat anak lah dad kok goblok banget." malas xabiru membuat xalio menatapnya melotot, ia? goblok?dasar anak durjana di kutuk jadi gumpalan kentut tau rasa lu pikir xalio menatap nyalang sang empu.

"Diam!!." xavier menatap jari jari zee yang bergerak sedikit demi sedikit.

"Xabiru panggil dokter." ucap xavier dengan nada memerintah tak mau di bantah.

Kok gue punya keluarga goblok semua yaa~batin xabiru tak habis pikir

"Ini loh, tinggal pencet." ucapnya menekan tombol berwarna merah di samping brangkar zee.

Beberapa saat kemudian mata zee mengerjap mencoba menyesuaikan cahaya ilahi yang menyinarinya.

Mata indah itu terbuka dengan sempurna menampilkan iris mata hazelnya.

"Eungh..." zee mengerjap, matanya melirik ke arah xavier yang tengah memegang tangannya.

Sebuah senyuman terbit dari bibir xavier saat sang istri membuka matanya perlahan.

"A-air." xavier bergegas membantu dan memberikan zee air yang berada di nakas.

"V-vier."

"Hm..? ada yang sakit? katakan padaku!." ucap pria itu menatap istrinya khawatir.

Zee menggeleng.

"Menantu, apa yang sekarang kau rasakan?" tanya xiana membuat zee manatapnya.

"Aku baik mom hanya saja saat itu perut ku sangat sakit." adu zee yang di angguki xiana.

"Sayang..berjanjilah pada mom jangan menyalahkan dirimu sendiri atas tragedi ini hm.." pinta xiana, zee mengangguk walaupun tidak tahu menahu apa yang di maksud.

"kau hamil sayang....tapi"

Zee menatap sang mertua dengan tatapan berbinar degup jantung nya dua kali lebih cepat dari biasanya.

Namun setelahnya senyuman itu pudar di gantikan dengan air mata yang berlomba lomba keluar dari mata indahnya.

"Tapi kau kehilangan janinmu sayang...k-kau keguguran."

Deg

Bak tersambar petir di siang bolong zee menegang mendengar penuturan mertuanya.

"Hiks..a-apa maksudmu mom b-bahkan aku tidak tau b-bahwa di ada di dalam perutku hiks.."zee menangis terisak.

Xavier segera mendekap sang istri yang menangis, xavier merasakannya mereka semua merasakannya, merasakan sesesak apa perasaan zee saat ini.

"Maaf..maaf...ini semua salahku honey..andai aku tak mengizinkanmu pergi andai aku menahanmu, semua ini pasti tak akan terjadi."ucap xavier.

Zee menggeleng ini bukan kesalahan xavier ini kesalahannya yang ngotot untuk pergi, andai andai ia tak ngotot untuk pergi pasti janin nya masih ada di dalam perutnya.

Maaf, maafkan momy nak~batin zee

"I-ini salahku vier, andai aku tak ngotot pergi pasti ini semua tak akan terjadi." isak tangis zee semakin menjadi jadi.

"Sttt,ini bukan salahmu honey..ini kesalahanku." ucap xavier,sementara xabiru yang mendengarnya memutar bola mata malas.

Bodo amat siapa yang salah yang penting gue gak salah~batinnya

"Yaudah sih wirr, ini kan salah para human onoh kenapa kalian yang merasa salah."ucap xabiru yang di angguki xiana.

"Benar ini bukan kesalahan kalian, ini kesalahan para bajingan itu." timpal xiana.

Ceklek

"ZEE!!"

♡♡♡

Huhu maafkan aku yang baru up,aku gak mood selama beberapa hari ini,tapi langsung mood pas liat vote cerita ini.

Ayooo siapa yang tebakannya kemaren bener?selamat kamu dapet kenzio,tapi kalau kenzionya maoo

Folow akun wattpad ku juga yuk,nanti aku kabarin kalau aku up.

Kenzio: mari di vote,komen and folow para selir selir ku tercintahh

Yukk vote,komen and folow :)

Kalau banyak yang folow nanti kapan kapan dauble up dahh ;)

🥑👇

VIENA {REVISI}Where stories live. Discover now