Mereka dengan cepat membuka pintu gudang dan melemparkan tubuh zee yang lebih kecil dari tubuh mereka membuat wanita itu meringsi kesakitan karna terlempar sedikit jauh.

Salah satu dari mereka mengunci pintu gudang dari dalam.

Gadis berbaju pink menghampiri zee dengan tampang angkuhnya dan dagu yang angkat atas atas.

Gadis itu berjongkok dan mencengkram dagu zee membuat sang empu meringis,zee tak bisa melawan perut nya sangat amat sakit membuatnya tak berdaya.

"Wajah sok cantik mu ini tidak pantas menjadi nyonya alfedro,kau tau saat aku mengucapkan kata itu tadi di depan suamimu,aku sangat jijik dan hampir saja muntah di wajahmu." gadis berdress pink itu menghempaskan wajah zee hingga ia tertoleh ke samping.

Wajah zee memerah dan terdapat jejak kuku di pipi mulusnya, namun zee tak menghiraukan itu perutnya sekarang sangat sakit.

"Ck ternyata nyonya alfedro lebih lemah dari yang ku kira." ucap salah satu gadis yang tadi menariknya.

"T-tolong l-lepaskan a-aku perut k-ku sak-kit." zee berucap dengan susah payah menahan sakit di area perutnya.

"Ada apa dengan mu nyonya alfedro?apakah kau diare? hahaha." mereka tertawa mendengar ucapan gadis berdress pink.

Zee mencoba bangun dari duduknya.

Brukh

Plak

Gadis itu di dorong dan tamparan mendarat di pipinya dengan keras.

"Mau kemana kau? berniat melarikan diri heh!??." zee menoleh mendapati gadis berambut pendek yang mendorong dan menamparnya.

"A-apa salah k-ku pada kalian?." zee merasa ia tak mempunyai salah apapun pada mereka semua namun mengapa ia mendapatkan semua ini?.

"Jangan banyak berbicara sialan,aku muak mendengar suaramu." gadis pink itu sedikit berteriak dan menghampiri zee.

Plak

Bugh

Zee bener bener lemah, badannya terasa remuk dan perutnya sangat amat sakit.
Dia bisa merasakan darah mengalir di ujung bibirnya.

Pening menghantamnya pandangannya mulai pudar kepala yang berdenyut sakit dan rasa sakit di perut yang belum menghilang.

Zee merasakan sesuatu mengalir dari selangka nya, matanya mengerjap mencoba tetap tersadar.

Brukh

Saat itu juga dobrakan pintu terdengar bersamaan dengan zee yang terjatuh tak sadarkan diri.

♡♡♡

Xavier berdecak sedari tadi tak menemukan keberadaan zee di manapun pria itu menelepon arsen dan kenzio untuk segera datang ke pesta, sementara dia mencari rekaman cctv.

Dia keluar dari ruang cctv dengan tangan terkepal berbarengan dengan kedatangan kenzio dan arsen.

"Ada apa tuan?."

"Aya naon bos dugong?."

Xavier ingin rasanya menghajar wajah kenzio namun ia lebih mementingakan keadaan sang istri sekarang.

"Ikuti saya." ucap xavier segera pergi ke gudang tempat sang istri di bawa.

Mereka sampai di depan gudang tangan besar xavier mengambil knop pintu dan menekannya ke bawah agar pintu terbuka.

"Keknya di konci dari dalem dahh,memangnya ada apa boss?." tanya kenzio menatap ke arah xavier yang menatap pintu itu tajam.

"Mereka membawa istriku ke dalam." dingin xavier.

Mata kenzio dan arsen melotot mendengarnya.

"My bebep di sekap boss dugong?." xavier tak menghiraukan ucapan unfaedah kenzio pria itu fokus untuk mendobrak pintu.

Brukh

Pria itu mendobrak pintu dengan sekali percobaan.

Xavier segera menghampiri para gadis yang menatapnya dengan badan bergetar ketakutan.

Xavier menggeram marah saat melihat zee yang tak sadarkan diri.

Pria itu berjalan dengan cepat dan lansung membopong tubuh zee.

"Urus mereka jangan biarkan mereka mati, siksa mereka, jangan lupakan lepas kulit dari tubuh ketiga wanita sampah itu." ujar xavier segera pergi membawa istrinya ke rumah sakit.

Kenzio hendak mengikuti langkah xavier namun arsen langsung menariknya saat para gadis itu mencoba melarikan diri.

♡♡♡

"APA MAKSUDMU?? BAGAIMANA MUNGKIN KAU TIDAK MENEMUKANNYA?!!." seorang wanita ber dress maron berteriak saat mendengar laporan bawahannya.

"B-bener nyonya, wanita itu di bawa oleh tiga gadis ke gudang belakang." jelas sang suruhan membuat wanita itu mebggeram marah.

"Dan kau diam saja? seharusnya kau mengmbilnya dari mereka sialan!!." marah wanita itu.

"S-suaminya sudah membawanya terlebih dahulu n-nyonya, dan sepertinya dia habis di siksa olehh para gadis itu." ucap suruhannya terbata bata.

Dor

Tanpa beban wanita itu langsung menembakan pelurunya membuat peluru itu bersarang di kepala suruhannya yang sudah meregang nyawa.

"Aku harus berterima kasih atau kesal pada para gadis yang berani beraninya mengambil targetku?." ucapnya menyeringai.

♡♡♡

Karna aku baek jadi aku kasih cuplikan chapter selanjutnya :)

Xavier menutup pintu, lelaki itu berjalan gontai mendekati brangkar zee, xavier mendudukan dirinya di kursi dengan tangan yang menggenggam tangan pucat sang istri dan mengecupnya lembut.

Xavier bingung apa yang harus ia katakan nanti? ini semua karna nya karna kesalahannya yang mengizinkan sang istri pergi begitu saja, andai ia menolak, andai ia tak mengizinkan dan menuyuh istrinya tetap bersamanya, hanya kata andai yang bisa ia katakan saat ini.

Xavier kehilangan separuh jiwanya, tanpa sadar buliran air mata menetes secara perlahan dari mata tajamnya, air mata itu seakan mendeskripsikan sehancur apa dan semerasa bersalah apa seorang xavier yang terkenal berhati dingin..

♡♡♡

Hallo teman teman,hehe di chapter selanjutnya bakal ada ubi :)

Maaf kalau chapter kali ini tidak membuat kalian puas,rin cuman mau bilang jangan berekspektasi tinggi sama cerita rin yaa kawan kawan,rin takut kalian kecewa berat :)

Maaf kalau typonya banyak banget :)

Mau lanjut???vote dulu dong
Jangan lupa folow juga akun rin yaa mentemen agar kalian dapet info terbaru tantang cerita ini.

VOTE YOKK GRATIS KOK GAK BAYAR!!!!

🥑👇

VIENA {REVISI}Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz