01. HE HATES HER

Beginne am Anfang
                                    

Lova memutuskan untuk berbalik dan pergi dari depan pintu ruang ganti pemain basket GAU. Ia sangat sedih tidak bisa bertemu Roar hari ini.

"Katjia?"

Suara itu berhasil mengejutkan Lova dan membuat cewek itu mendongak. Ia menemukan Loki, teman satu tim Roar, yang baru saja menyapa dan mengetahui namanya. Bagaimana mungkin seorang pemain basket GAU bisa mengenalnya?

"Lo Katjia kan?" tanyanya lagi memastikan. "Ada apa seorang Katjia berdiri di depan pintu sekarang?"

"Kamu kenal aku?" Lova berbalik tanya.

Loki tersenyum geli. "Siapa yang gak tau lo sih? Kayaknya satu Indonesia tau siapa lo karena orang tua lo itu," jawabnya membuat Lova langsung mengerti. "Jadi ada apa, Katjia?"

"Aku ...." Lova terdiam sejenak, berpikir apakah ia perlu memberi tahu bahwa ia ingin melihat Roar atau tidak. Apakah ia juga membutuhkan bantuan untuk memberikan hadiah ini kepada cowok itu atau tidak. "Aku ...."

"Mau ketemu Roar?"

Lova terkejut karena tebakan Loki sangat benar. Ia pun mengangguk gugup untuk menjawabnya.

"Terus kenapa masih di sini? Kenapa lo gak masuk ke dalam?" tanya Loki terlihat santai, seakan-akan bahwa Lova atau siapa pun boleh saja masuk ke dalam sana.

Lova menggeleng pelan. "Aku takut dimarahi. Apalagi aku bukan bagian dari tim basket GAU. Gimana bisa tiba-tiba orang asing masuk ke dalam ruangan itu? Privasi."

Loki tertawa mendengarnya. Respons cowok itu berhasil membuat Lova kebingungan. "Sebenarnya boleh. Cuma karena fans fanatik Roar aja yang suka masuk tiba-tiba jadi pelatih larang yang gak berkepentingan masuk."

"Apalagi itu," balas Lova lagi. "Kalau pelatih tau aku juga fans Roar, udah pasti dia bakal marah-marah dan usir aku kayak yang lain."

"Lo mau kasih sesuatu sama dia?" tanya Loki lalu perhatiannya tertuju pada kotak yang ada di tangan Lova. Pertanyaan itu membuat Lova mengangguk cepat. "Gue bisa bantu kasih hadiahnya ke Roar. Tapi jelas gak gratis."

"Gak gratis?" Lova berbalik tanya bingung. "Aku harus bayar berapa?"

"Bukan pakai uang." Loki tiba-tiba saja mengeluarkan ponselnya dan membuka fitur kamera. Ia mengarahkan kameranya pada wajah Lova. Loki sudah memotret wajah Lova tanpa aba-aba. Tanpa memberi tahu apa Lova menyetujuinya atau tidak. "Cukup pakai foto lo aja."

Lova terkejut bukan main. "Fotoku? Buat apa?"

"Biar kasih bukti ke Roar kalau lo yang kasih hadiah ke dia." Loki menjawab dengan senyuman.

"Oh," balas Lova baru paham. "Itu gratis dong namanya. Tapi apa gak repotin kalau kamu yang kasih?"

"Repot?" tawa Loki kembali terdengar. "Nggak sama sekali." Ia langsung mengambil kotak itu dari tangan Lova. "Udah sini gue mau masuk. Lo balik aja ke kelas. Pasti ada kelas kan? Sana-sana! Hadiah lo aman sama gue!"

Lova yang memang memiliki kelas langsung mengangguk. Ia pun tersenyum dengan semangat ke arah Loki. "Terima kasih udah bantu aku." Setelah itu Lova pergi dan Loki hanya tersenyum lalu masuk ke dalam ruang ganti pemain basket GAU.

* * *

"Hadiah dari fans lo!"

Roar tidak siap ketika menerima sebuah kotak yang tiba-tiba saja dilempar oleh Loki dari arah pintu. Ia kebingungan karena temannya itu dengan seenaknya menerima hadiah dari penggemarnya dan memberikan kotak ini kepadanya.

"Siapa?" tanya Roar cepat. Entah kenapa ia penasaran dengan seseorang yang memberikan hadiah ini. Apalagi melihat Loki tersenyum sangat bangga ketika masuk ke dalam ruangan ini. Dan juga Loki mengabaikan tatapan bertanya dari teman satu timnya yang lain.

Jika Cinta Tidak Pernah AdaWo Geschichten leben. Entdecke jetzt