"Ambilkan saja ponselku" perintah Wilson, tak ingin memper panjang. Cukup Ethan dan Azella yang menjadi beban pikiranya untuk saat ini.

"Tunggulah, aku akan mengambil kembali Azella ku dan menghabisi mu Ethan" ucapnya dengan suara rendah.

Ia yang mengenal seseorang yang juga memiliki dendam pada Ethan berniat mengajak pria tersebut kerja sama.

Wilson akui Ethan cukup hebat membantai habis anak buahnya, namun Wilson sama sekali tak takut dengan itu, ia yang mencari dukungan bukan berarti ia takut, Wilson hanya ingin rencananya cepat berjalan dengan lancar.





......





"Kau nampak keren dengan penampilan mu saat ini tuan, tapi ku rasa lebih baik kau membersihkan dirimu"

Azella kini berada di mobil bersama Ethan di sampingnya sedangkan Reon mengemudi di depan.

Ethan tersenyum tipis, merasa berbunga di katakan keren oleh gadisnya. Iamenarik Azella yang duduk cukup jauh darinya hingga gadis itu menabrak dada bidangnya.

"Pelan tuan, aduh dada mu keras sekali" Azella mengelus hidungnya, memukul dada Ethan tanpa segan.

Mendapatkan pukulan, Ethan melah tertawa membuat Azella yang melihatnya terdiam terkagum- kagum, ia mengeluarkan kameranya, memotret Ethan yang sedang tertawa tanpa permisi.

"Woahhh, sepertinya aku harus beralih cita- cita menjadi fotografer" ucap Azella setelah mendapatkan hasil jepretannya.

Ethan yang sudah berhenti tertawa mengambil kamera Azella secara tiba- tiba lalu melemparkannya ke tempat lain membuat Azella menatap nanar kameranya.

'semoga saja tidak pecah' ucap Azella dalam hati, ingin kembali mengambil kameranya namun tiba- tiba tangannya di genggam oleh Ethan dan menariknya hingga Azella terduduk di pangkuan pria tersebut.

"Tuan!! Kau mengagetkan ku" ucap Azella, memegangi bahu Ethan takut- takut.

"Apa kau merindukan ku, hm?"

"Tidak, biasa saja" jawab Azella santai namun dengan jantung yang berdegup kencang.

"Apa bi Maria baik- baik saja?" Tanya Azella mengalihkan pembicaraan.

Ethan tersenyum, merapikan helaian rambut Azella yang berantakan.

"Yah, dia baik" jawab pria itu denga suara beratnya.

"Emm kenapa tuan bisa mengetahui aku di sana?" Tanya Azella lagi, menahan rasa geli saat jemari Ethan mengelus punggungnya.

Ethan tak menjawab dan malah mendekatkan wajahnya pada ceruk leher Azella membuat Azella terdiam seribu bahasa, merasakan sensasi geli yang tiada tara.

"Tuan, aku belum mandi...."

"Lalu?"

"Apa kau tidak mencium aroma busu......"

"Tidak"

Ethan masih berada di ceruk lehernya,  Azella menoleh pada Reon yang berada di depan, syukur saja pria itu sama sekali tak menghiraukan apa yang sedang berlangsung di belakang.

'akh'

Azella tersentak kaget saat Ethan tiba- tiba menggigit lehernya, gadis itu mendorong Ethan, menatap kesal pria yang memangkunya tersebut.

"Tuan.... Ap...."

'cup'

Azella yang ingin bertanya terhenti saat Ethan mengecup bibirnya. Gadis itu melotot lucu, menatap Ethan tak terima.

"Tuan, kenapa kau mencium bibir ku??"

"Itu bukan ciuman, sayang"

"Lalu ciuman itu yang bagai mana?"

"Yang seperti ini"

'cup'

Dua orang itu kini mulai berciuman dengan Ethan yang sangat aktif melumat habis bibir Azella dan Azella yang bingung mau berbuat apa hanya mengikuti alurnya.

Reon yang sedari tadi mendengar percakapan tersebut di susul beberapa lenguhan dari dua orang yang sedang mabuk asmara di belakang sana hanya bisa terdiam menggelengkan kepala.

Tuannya ini memang nampaknya tak memandang tempat dan situasi, tak bisakah ia menunggu sampai rumah?? Kenapa harus di dekat Reon??
































Vote comen gaesss

Aku sengaja ngulang karna menurutku yang kemaren gak seru.....













Figuran Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang