"Kakak tahu kau masih terbayang bayang masalah Alvaro, namun apa terakhir kali yang Alvaro katakan?? Diri nya hanya 'kasihan' kepada mu dan otomatis diri nya telah memanfaatkan mu , apa kau mengerti Jasmine?? Kakak melakukan semua itu karna kakak sayang pada mu , kakak tidak mau adik kakak merasakan sakit hati jika kau salah melangkah," ujar Leonard lagi.

Jasmine hanya terdiam saja mendengar perkataan dari kedua kakak nya. Entah siapa disini yang memiliki sifat egois yang lebih tinggi, entah itu Jasmine, Elio atau Leonard. Tapi yang pasti sifat Leonard adalah sifat yang tak mau tahu dan langsung saja menyimpulkan sesuatu yang ada di pikiran nya sebab itu lah diri nya melarang keras Jasmine dab Alvaro , sedangkan Elio.. Elio walaupun sempat membantu Jasmine dan Alvaro sedikit, namun diri nya pun memiliki sifat yang sangat berhati hati dan cukup tegas dalam hal memperhatikan sifat Alvaro kepada Jasmine. Dan Jasmine diri nya langsung saja tersulut emosi dan lumayan keras kepala jika emosi nya memuncak dan tak mau menanyakan atau pun berbicara secara baik baik lagi.

Semua yang terjadi begitu sangat rumit di tambah lagi dengan Arnanda yang tak tahu sama sekali dengan berita jika Jasmine pernah menjalani hubungan bersama dengan Alvaro sehingga menimbulkan kontraversi di dalam diri Jasmine dan keluarga nya , bisa di bilang Arnanda akan menjadi pelarian Jasmine untuk membalas Alvaro yang sudah memberikan kata kata manis nya dan ternyata diri nya hanya 'kasihan' kepada Jasmine.

"Semua nya akan berubah seiring berjalan nya waktu Jasmine , yang harus kau lakukan sekarang hanyalah berusaha menerima semua yang terjadi sekarang," ujar Leonard.

Leonard setelah memberikan kata kata nya langsung saja memutuskan untuk keluar dari kamar Jasmine karna pasti sang mommy sudah menunggu nya karna diri nya sudah janji akan mengantar sang mommy membeli sesuatu.

.

Sedangkan di sisi lain.....

Alvaro masih sibuk dengan pekerjaan nya , Alvaro saat ini kembali menjadi diri nya sendiri dimana diri nya selalu saja dingin , datar dan bisa di bilang agak kejam.

"Tuan , ini proposal yang baru yang telah di buat oleh dewan perencanaan," ujar sekertaris Alvaro sembari memberikan berkas proposal.

Dengan cepat, Alvaro langsung saja mengecek proposal tersebut. Dab tak butuh waktu lama Alvaro selesai melihat proposal tersebut dan.....

Brak!

Proposal tersebut di lemparkan oleh Alvaro setelah diri nya mencoret nya. "BUAT YANG BARU, SAYA TIDAK MAU ADA KESALAHAN LAGI!"

Sekertaris Alvaro yang sudah mendengar perkataan Alvaro dengan nada tinggi itu pun hanya menganggukkan kepala nya paham , diri nya langsung saja pergi keluar ruangan Alvaro.

Entah mengapa semenjak Alvaro memutuskan untuk melepaskan Jasmine, emosi diri nya menjadi semakin tak terkendali.. diri nya selalu saja mudah tersulut emosi dan beda sekali saat masih bersama dengan Jasmine.

"Ada apa Varo?? Kenapa kau sangat emosi??" Tanya Laura yang baru saja datang.

Alvaro yang melihat kedatangan Laura langsung saja beranjak dari kursi kebesaran nya dan langsung menghampiri Laura yang sudah duduk di sofa yang ada di ruangan nya.

"Ada keperluan apa kau datang kemari Lau??" Tanya Alvaro.

"Aku ada keperluan ingin menemui mu," jawab Laura.

"Cepatlah katakan ada apa sebenar nya??" Tanya Alvaro.

"Aku sangat membutuhkan bantuan mu untuk meyakinkan mommy ku jika aku sangat yakin ingin hidup mandiri, kau bicara lah dengan nya...." Jawab Laura.

"Kau seharus nya bersyukur karna hidup dengan mudah , tapi kau memilih ingin hidup mandiri dengan cara sendiri," ujar Alvaro.

"Kumohon Varo, kau harus meyakinkan mommy... Kau bantu aku ya , ya Varo ya...." Ujar Laura memohon sembari memberikan tatapan mata kucing nya.

"Apa lah daya jika aku sudah melihat mata mu seperti kucing itu , aku akan membantu mu sebisa ku," ujar Alvaro yang menyetujui hal tersebut.

"Baiklah terimakasih Varo.. kau memang yang terbaik," ujar Laura yang langsung saja memeluk Alvaro.

"Dengan satu syarat," ujar Alvaro sambil melepaskan pelukan Laura dari tubuh nya.

"Apa syarat nya??"

"Kau ikut dengan ku besok ke acara pertunangan dari relasi perusahaan ku," jawab Alvaro.

"Baiklah tuan Alvaro sayang ku," ujar Laura.

Alvaro yang mendengar perkataan hal tersebut hanya bergidik geli. "Geli Lau , jangan di ulangi...."

"Ahahaha....."

"Varo , wajah kau merah sekali.. kau demam?? Tanya Laura yang khawatir.

Bukan bohong jika saat ini wajah Alvaro sangat merah seperti kepiting rebus , bahkan sebenar nya Alvaro merasakan jika tubuh nya tidak enak.

"It's okay, i'm okay," jawab Alvaro.

"No, jelas jelas wajah mu merah begitu Ro...." Laura langsung saja memegang kening Alvaro, dan benar saja jika lelaki itu sedang demam.

"Tuh kan demam... Kamu ada salah makan? Atau kamu masuk angin? Kamu begadang ya???" Laura langsung saja memberikan pertanyaan beruntun nya kepada Alvaro karna merasa khawatir.

"Aku masuk angin aja Lau... Aku akhir akhir ini banyak gadang.. karna banyak banget pekerjaan aku," jawab Alvaro.

Memang benar , akhir akhir ini Alvaro menjadi lebih memporsir diri nya dalam hal bekerja hanya untuk melepaskan rasa rindu nya dengan Jasmine. Alvaro masih saja terbayang bayangi Jasmine sehingga tidak tahu keadaan diri nya sama sekali jika diri nya sedang tidak enak sehat.

"Ayo lah Varo... Jangan terlalu berlebihan, ada apa sih sampai kau harus sampai segitu nya?? Aoa kau masih kepikiran pacar mu yang sudah di ambil orang??? Ayo lah Varo , please move on lah....."

"Aku baik baik saja Lau , kau tidak usah khawatir...."

"Baiklah baiklah terserah kau saja, aku ingin pergi dulu.. kau baik baik di sini," ujar Laura lalu beranjak dari duduk nya.

Laura pun pergi dari ruangan Alvaro, dan Alvaro memutuskan untuk mengistirahatkan diri nya dulu sebentar karna diri nya sudah semakin tak enak.

^•^

TBC....




HEI!! OM DUDA (End)Where stories live. Discover now