Part 6 : Telecinesist

104 3 0
                                    

Alana's PoV

Saat gue berjalan menuju kamar gue, entah mendadak gue pengen ke toilet. Pas lagi di koridor, gue liat ada nerd yang lagi di-bully. Emosi gue terpancing, karena nerd itu hanya diam.

Gue menghampiri mereka. Saat gue melangkah, ada pikiran muncul. Buat apa gue nolongin dia? Gak ada gunanya kan buat gue?

Langkah gue terhenti. Gue terdiam mematung di tengah koridor untuk beberapa saat, dengan pikiran gue yang berkecamuk.

Gue menatap cewek yang nge-bully nerd itu dengan kejam. Lalu tangannya terangkat dan dia mulai menggaruk tubuhnya.

Gue menyeringai. Lalu cewek itu berjalan di koridor meninggalkan si nerd tadi.

Cewek itu terhenti di depan tong sampah. Tangannya mulai mengangkat tong sampah yang berbau menyengat dan menuangkan isi tong sampah tersebut ke dirinya sendiri.

Orang-orang yang melihat, menatapnya aneh dan ada yang tertawa. Bahkan ada yang merekam kelakuan cewek tersebut.

Lalu, cewek itu mengambil kaleng coke yang kosong, dan melemparnya. Sialnya, kaleng itu mengenai kepala pemilik asrama yang sedang berjalan menuju dirinya.

Dengan kesal, pemilik asrama itu menyuruhnya untuk itu ke ruangannya. Namun, cewek itu hanya bergeming dan terbahak.

Si wanita pun menyuruh petugas keamanan untuk menarik cewek itu menuju ruangannya.

Gue terkekeh dan melihat ke tempat nerd tadi berada. Tapi, dia tidak ada. Gue pun kembali melihat ke depan dan menemukan nerd itu sedang berjalan menuju toilet.

Gue menghampirinya. "Hai," sapa gue. Nerd tadi hanya melirik gue, dan kembali berjalan.

Gue menarik lengannya namun segera gue lepas. Lengannya dingin seperti es.

Gue menatapnya.

"Don't ever try to control me," ucapnya dengan nada dingin.

Gue kaget. How could she knows?

Nerd itu pun masuk ke dalam toilet. Gue terdiam sebentar. Dari mana dia tahu? Jangan-jangan..

Gue menggelengkan kepala gue dan berbalik menuju kamar gue. Saat gue sampai, gue mengetuk pintu dan dibuka oleh cewek dengan senyum ear-to-ear nya.

Ucapan dia gue potong. "Excuse me," ucap gue. Dia pun bergeser dari pintu. Gue masuk dan duduk di kasur, yang menurut gue paling nyaman.

"Hai, gue Audrey. Lo?" ucap cewek ini still with her ear-to-ear-smile.

"Gue Alana. Nice to meet you, Drey," balas gue.

Lalu Audrey ngomong lagi. "Nice to meet you too, Lana," and of course with her ear-to-ear-smile.

"Well, lo dari mana?" tanya Audrey.

"Gue dari Vancouver. Kalau lo?" jawab gue. "Gue dari Amsterdam," balasnya.

Lalu Audrey kembali bertanya, dan kita terlibat dalam percakapan yang panjang. Dan akhirnya, I'm bored enough to continue our conversation.

"Gue capek. Gue istirahat dulu," ucap gue sambil berbaring di kasur gue.

/ / / / / / / / / / / / /

End of chapter 6

Love Lust and StrengthWhere stories live. Discover now